This Author published in this journals
All Journal Amerta Nutrition
Sri Sumarmi
Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Airlangga

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perbedaan Pola Pemberian Makan Batita Diasuh Ibu Dan Selain Ibu Putri Novita Sari; Sri Sumarmi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.603 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i2.2017.98-104

Abstract

 Background: In the present era, working women are increased, especially working mothers, therefore many children are not taken care by their parent. This situation may become risk factor for malnutrition among children in urban areas. Feeding pattern is indirect causes of nutritional problems in toddler. Objectives: The objective of the study was to analyze the difference of toddler feeding pattern and nutritional status between toddler who cared by mother and toddler who cared by other caregivers. Methods: The method of this research was observational with cross sectional design, and the sampling technique used simple random sampling. The number of samples were 74 toddlers. Variables observed in this study were socio-economic status of family, characteristics of caregivers and feeding pattern. The research was conducted in Mulyorejo urban village Surabaya. The data were analyzed by Chi-square test with α= 0.05. Results: The result of the research showed that there was no difference of feeding pattern (p=1.000) between toddler who cared by mother and toddler who cared by other caregivers. Conclusion: The conclusion from this research is in urban areas, feeding pattern is not only influenced by caregiver but also several factors such as economic status.ABSTRAK Latar Belakang: Di era sekarang, wanita semakin banyak bekerja khususnya ibu, sehingga semakin banyak anak yang tidak diasuh sendiri oleh orang tuanya. Situasi ini menjadi faktor resiko terjadinya masalah gizi pada anak di daerah perkotaan. Pola pemberian makan pengasuh yang tidak tepat pada batita  termasuk faktor penyebab tidak langsung terjadinya masalah gizi pada batita.Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan pola pemberian makan batita yang diasuh  ibu dan batita yang diasuh selain ibu.Metode: Metode penelitian ini adalah observasional dengan desain cross sectional, dan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 74 responden. Variabel yang diukur yaitu sosial ekonomi keluarga, karakteristik pengasuh dan pola pemberian makan. Penelitian dilakukan di Kelurahan Mulyorejo, wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-square dengan nilai α= 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pola pemberian makan antara batita diasuh ibu dan batita diasuh selain ibu dengan nilai p= 1,000 > 0,05.Kesimpulan: Simpulan dari hasil yaitu di daerah perkotaan, pola pemberian makan tidak hanya dipengaruhi oleh pengasuh batita tetapi beberapa faktor seperti status ekonomi keluarga.
Peran Ibu sebagai Edukator dan Konsumsi Sayur Buah pada Anak Putri Atika Afif; Sri Sumarmi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.15 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i3.2017.236-242

Abstract

Background : The consumption of vegetable and fruit among school age children is inadequate and below WHO recommendation (400gr/day).There are many important factors influence the children’s consumption of vegetable and fruit such as mother’s role and fruit and vegetable stock in household. Objectives: To analyze the relationship between mother’s role and fruit and vegetable stock in household with the children’s consumption level of fruit and vegetable. Method : Research with cross sectional method was conducted in SDN Kandang Tepus 01 and SDN Kandang Tepus 02 Senduro  village, Lumajang regency with sample 41 children grade 4 and 5 with their mother. Variable that observed in this research are mother’s role as educator and inisiator  of vegetable and fruit stock in home and the children consumption of vegetable and fruit. Data was collected with interview using questionnaire instrument and semi quantitative  food frequency . Result : Children who consume vegetable and fruit based on WHO recommendation 400 gr/day was 17.1%. Chi-square test showed that there was relathionship between mother’s role as educator (p-value = 0.014) and stock of vegetable and fruit in household (p-value = 0.003) with the children’s consumption of vegetable and fruit (p-value = 0.028). But there was no relationship between mother’s role as initiator with children’s consumption of vegetable and fruit. Conclusion: Mother’s role as educator related to children’s consumption of vegetable and fruit because its depend on stock of fruit and vegetable in household.ABSTRAK Latar Belakang: Konsumsi sayur dan buah pada anak usia sekolah masih tergolong rendah dan belum memenuhi anjuran WHO sebesar 400 gr/hari. Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi sayur buah pada anak, terutama terkait peran ibu dan ketersediaan sayur buah di rumah.Tujuan: Menganalisis hubungan peran ibu dan ketersediaan sayur buah di rumah dengan tingkat konsumsi sayur buah pada anak usia sekolah.Metode: Penelitian dengan desain cross sectional dilakukan di SDN Kandang Tepus 01 dan SDN Kandang Tepus 02 Desa Senduro Kabupaten Lumajang dengan jumlah sampel 41 anak kelas 4 dan 5 beserta ibu. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah peran ibu sebagai edukator dan inisiator untuk buah dan sayur, ketersediaan sayur dan buah di rumah dan konsumsi sayur dan buah pada anak. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan instrumen kuesioner dan food frequency semi kuantitatif.Hasil: Besar presentase anak yang mengonsumsi sayur buah sesuai anjuran 400 gr/hari yaitu 17,1% dari 41 anak. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara peran ibu sebagai edukator (p-value = 0,014) dan ketersediaan sayur buah di rumah (p-value = 0,003) dengan konsumsi sayur buah pada anak. Ada hubungan peran ibu sebagai edukator dengan ketersediaan sayur buah di rumah (p-value = 0,028). Namun tidak ada hubungan antar peran ibu sebagai inisiator dengan konsumsi sayur buah pada anak.Kesimpulan: Peran ibu sebagai edukator berhubungan dengan konsumsi sayur buah pada anak karena terkait dengan penyediaan sayur dan buah di rumah.
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan IMD Dengan Praktik ASI Eksklusif Zuhud Nur Rosyid; Sri Sumarmi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.134 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.406-414

Abstract

Background: Breast milk is the most appropriate food given to babies. Breast milk is the only drink or food that a baby needs at the age of 0-6 months first. Breast milk helps growth and development, contains anti-body and other essential nutrients that can protect babies from various diseases. In 2013, the exclusive breast milk presentation at Puskesmas Ayah I is 87.65%, decreasing in 2014 and 2015 become 78.26% and 71.65%. Many factors can influence the behavior of exclusive breastfeeding. Objectives: The purpose of this research was to analyze the relationship between mother knowledge and early breastfeeding initiation practice with exclusive breastfeeding prectices in the working area of Puskesmas Ayah I Kebumen Ditrict.Methods: The type of this research was quantitative using cross sectional design. This study was conducted from June-August of 2017. The population used was all mothers who were breastfeeding and had infants aged 6-11 months in three villages in the working area of Puskesmas Ayah I namely Tlagasari, Ayah and Bulurejo villages. Sampling by proportional random sampling method with sample size were 61 respondents. Data was analised by chi-square test.Results: The result showed that there was a relationship between mothers’s knowledge and exclusive breastfeding practice (p=0.000), and early breastfeeding initiation practice with Exclusive Breast-feeding practice (p=0.025)Conclusion: The mother's knowledge level on exclusive breastfeeding affects the success of exclusive breastfeeding practices. The existence of early initiation of breastfeeding practices by the mother, a greater chance in giving exclusive breastfeeding in infants.ABSTRAK Latar belakang : Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling tepat diberikan pada bayi. Air susu ibu satu-satunya minuman atau makanan yang diperlukan bayi pada usia 0-6 bulan pertama. ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan, mengandung anti bodi dan zat gizi penting lainnya yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit. Pada tahun 2013, cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Ayah I sebesar 87, 65%, terjadi penurunan pada tahun 2014 dan tahun 2015 menjadi 78,26% dan 71,65%. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI secara Eksklusif.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dan IMD dengan pemberian ASI secara eksklusif pada wilayah kerja Puskesmas Ayah I Kebumen.Metode : penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan bulan Juni sampai Agutus tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu yang pernah atau sedang menyusui dan memiliki bayi usia 6-11 bulan di desa Tlagasari, Ayah, dan Bulurejo Puskesmas Ayah I. Sampel diambil melalui metode proportional random sampling dan diperoleh sampel sebesar 61 responden. Analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil : Bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI secara eksklusif (p=0,000), dan IMD dengan pemberian ASI secara eksklusif (p=0,025).Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif berpengaruh terhadap keberhasilan praktik pemberian ASI eksklusif. Adanya praktik IMD oleh ibu, berpeluang lebih besar dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi. 
Citra Tubuh Pada Remaja Perempuan Gemuk Dan Tidak Gemuk: Studi Cross Sectional Dewi Kartika Wati; Sri Sumarmi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.375 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.398-405

Abstract

Background: Adolescents are one of the vulnerable age groups who are overweight and obese. Physical changes influence psychological development, and will have an impact on body image. The lack of satisfaction on body image and the desire to be thinner are the factors related to the reason why adolescents do certain diets.Objectives: The objective of the study was to analyze the differences of body image between overweight adolescent girls and non overweight adolescent girls. Methode: This is an observational research using cross sectional design, conducted in Santa Agnes junior high school Surabaya. The sample size was 36 adolescent girls, and randomly selected from student’s list. The observed variables were body image, body dissatisfaction and fear of fatness. Measurement of data using modification from Multidimensional Body Self Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS). The data were analyzed by Chi-square test with α=0.05. Result: The result of the research showed that there was difference of perception about body shape and body weight  between overweight and non overweight adolescent girls with value p=0.044. Coclusion: It was concluded that  overweight girls tend to have negative body image, whereas non overweight girls tend to have positive body image.ABSTRAK Latar Belakang: Remaja adalah salah satu kelompok umur yang rentan mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Perubahan fisik sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis seseorang, serta akan membawa dampak pada citra tubuh. Ketidakpuasan citra tubuh dan keinginan menjadi lebih kurus merupakan faktor yang berhubungan dengan alasan remaja melakukan diet. Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan citra tubuh antara remaja putri overweight dengan remaja putri non overweight. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional, yang dilakukan di SMP Santa Agnes Surabaya. Besar sampel adalah 36 remaja putri, dan dipilih secara acak dari daftar siswa. Variabel yang diamati adalah citra tubuh, remaja yang tidak puas dengan bentuk tubuhnya sendiri dan rasa takut menjadi gemuk pada remaja perempuan. Pengukuran data dari modifikasi Multidimensional Body Self Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS). Analisis data menggunakan uji statistik Chi-square  dengan nilai α= 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi mengenai bentuk dan berat tubuh yang dimiliki antara kelompok remaja putri overweight dan non overweight dengan nilai p = 0,044 (p < 0,05). Kesimpulan: Simpulan dari hasil yaitu remaja putri overweight cenderung memiliki citra tubuh yang negatif, sedangkan remaja putri non overweight cenderung memiliki citra tubuh yang positif.
Hubungan Anemia Dengan Prestasi Belajar Siswi Di SMP Unggulan Bina Insani Pratiwi Retno Ayu Dumilah; Sri Sumarmi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.819 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.331-340

Abstract

Background: Anaemia is one of the nutritional problems that still occur in the community. Teenagers especially adolescent girls are one of the groups who are susceptible to anaemia. The causes of anaemia in adolescents include low intake of nutrients especially iron, menstrual patterns, worm infections, malaria, genetic diseases, and others. Anaemia in adolescents causes decreased levels of fitness, immune, memory, and concentration. Low concentration power causes decreased learning ability and will affect adolescent learning achievement. Objectives: The purpose of this study was to analyze the rel ationship between anaemia with student achievement in Unggulan Bina Insani Junior High School. Methods: The design used in this study was cross sectional with a sample size of 56 female students. Data collection was conducted by interview using questionnaires for the characteristics of parents, characteristics of female students and menstrual pattern. Hb levels obtained from blood collection in veins, then analyzed by cyanmethemoglobin method. Average number of grades received by the school. Statistical test used were chi square and eta correlation. Results: The results showed students who suffered anemia as much as 21.4%. Most girls had normal menstruation, regular cycles, and entering menstrual period at the age of ≥12 years. There was a relationship between menstrual pattern with anaemia (p=0.026). The results also showed anaemia relationship with student achievement (p=0.042). Conclusions: Students without anaemia will have an increased learning achievement. However, it should be noted also other factors that affect anaemia and student achievement such as nutrition intake, knowledge, environment, motivation and learning. ABSTRAK Latar Belakang: Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih terjadi di masyarakat. Remaja khususnya remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rentan menderita anemia. Penyebab anemia pada remaja diantaranya asupan zat gizi yang rendah terutama zat besi, pola menstruasi, infeksi cacing, penyakit malaria, genetik, dan lainnya. Anemia pada remaja menyebabkan penurunan tingkat kebugaran, daya imun, daya ingat, dan daya konsentrasi. Daya konsentrasi yang rendah menyebabkan kemampuan belajar menurun dan akan mempengaruhi prestasi belajar remaja.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara anemia dengan prestasi belajar siswi di SMP Unggulan Bina Insani.Metode: Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel sebesar 56 siswi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner untuk karakteristik orang tua, karakteristik siswi dan pola menstruasi. Kadar Hb diperoleh dari pengambilan darah pada pembuluh darah vena, kemudian dianalisis dengan metode cyanmethemoglobin. Rata-rata jumlah nilai mata pelajaran yang diperoleh dari pihak sekolah. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan korelasi eta.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan siswi yang menderita anemia sebanyak 21,4%. Sebagian besar siswi memiliki lama menstruasi normal, siklus yang teratur, dan memasuki masa menstruasi pada usia ≥12 tahun. Terdapat hubungan antara lama menstruasi dengan anemia (p=0,026). Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan anemia dengan prestasi belajar siswi (p=0,042).Kesimpulan: Siswi yang tidak mengalami anemia akan memiliki prestasi belajar yang meningkat. Akan tetapi, perlu diperhatikan pula faktor lain yang mempengaruhi anemia dan prestasi belajar siswi seperti asupan zat gizi, pengetahuan, lingkungan, motivasi dan cara belajar.
Gambaran Penerapan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan Di PT Aerofood Indonesia, Tangerang, Banten Dini Rahmadhani; Sri Sumarmi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.668 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.291-299

Abstract

Background: PT. Aerofood Indonesia is one of inflight catering with international standard, not only as inflight catering, this company also provide logistic for flight especially Garuda Indonesia. A company which was established since 1970 has a vision to become food provider and become premium service for flight in Southeast Asia. Implementation of food hygiene and sanitation is one way to achieve the vision to make quality food. Objectives: The purpose of writing this article is to know and study the implementation of food hygiene and sanitation especially on the main course of Garuda Indonesia that processed by PT. Aerofood Indonesia. Methods: This research is descriptive research which using qualitative approach by observation and interview method. Results: Implementation of food hygiene and sanitation can be applied for catering with big scale and small scale. In its implementation, food hygiene and sanitation not only observe the food but also observe the food handlers. This is accordance with Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan which explain that food sanitation is one efforts to create and maintain healthy food conditions and hygienic that are free from the dangers of biological, chemical, and other substances. In implementation of food hygiene and sanitation, there are several aspects that must be considered. There are six principles in implementation food hygiene and sanitation. Principle I: selection of food raw material, principle II: food storage, principle III: food processing, principle IV: storage of cooked foods, principle V: food transport, and principle VI: foods presentation. Conclusion: Based on research that has been done, PT. Aerofood Indonesia has applied food hygiene and sanitation, starting from the process of receiving food material until food presentation. By applying food hygiene and sanitation be expected to minimize of harm caused by foodABSTRAKLatar Belakang: PT. Aerofood Indonesia adalah salah satu penyedia katering untuk penerbangan atau inflight catering bertaraf internasional dan merupakan penyedia logistik penerbangan, terutama logistik untuk penerbangan Garuda Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak 1970 ini memiliki visi untuk menjadi penyedia jasa makanan dan layanan berkualitas premium di Asia Tenggara. Untuk mencapai visinya, salah satu upaya agar makanan berkualitas adalah dengan menerapkan higiene sanitasi makanan.Tujuan: Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari penerapan higiene dan sanitasi makanan khususnya pada main course Garuda Indonesia yang diproduksi oleh PT. Aerofood Indonesia.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif berupa observasi dan wawancara.Hasil: Penerapan higiene sanitasi makanan dapat diterapkan pada katering skala kecil maupun skala besar. Dalam penerapannya, higiene sanitasi makanan tidak hanya memperhatikan makanan tetapi juga penjamah makanan selama proses pengolahan dan proses produksi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan yang menyatakan bahwa sanitasi pangan adalah upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi pangan yang sehat dan higienis yang bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia, dan benda lain. Dalam penerapan higiene sanitasi makanan, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Terdapat enam prinsip dalam penerapan higiene sanitasi makanan, yaitu prinsip I: Pemilihan Bahan Baku Makanan, prinsip II: penyimpanan bahan makanan, prinsip III: pengolahan makanan, prinsip IV: penyimpanan makanan matang, prinsip V: pengangkutan makanan, dan prinsip VI: penyajian makanan.Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, PT. Aerofood Indonesia telah menerapkan higiene sanitasi makanan dimulai dari proses penerimaan bahan makanan, penyimpanan makanan, hingga penyajian makanan. Dengan menerapkan higiene sanitasi makanan, diharapkan mampu meminimalisir terjadinya hal yang merugikan akibat makanan
Monitoring Proses Pengolahan Makanan Moslem Meal Di PT. Aerofood Indonesia, Tangerang, Banten Anisa Nindyasari; Trias Mahmudiono; Sri Sumarmi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.883 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.318-330

Abstract

 Background: PT. Aerofood Indonesia is an international flight catering company that specializes in Asian, Japanese, Korean, and Western cuisines, as well as pastry and bakery for airline passengers. PT. Aerofood Indonesia also offers special service to its diverse customers by providing special menu, such as moslem meal (MOML). To create MOML menu, there are several procedures that need to be fulfilled, i.e. ingredient and product delivery, storage, preparation production, portioning, packaging, and distribution. Food quality control is needed in each of the procedure to maintain the quality of the beverages. Good quality beverage will prevent physical, chemical, and biological contamination, thus averting the risk of customer health issues. Objectives: This study aimed to gain in-depth knowledge about food production process in in-flight catering, especially in special meal/moslem meal product from delivery, storage, preparation production, portioning, packaging, until the final distribution process to customer inside the airplane. Methods: This study used descriptive method with qualitative approach to achieve the objective. Results: The results showed that quality monitoring for MOML was applied for basic ingredients delivery, storage, preparation, production, portioning, meal tray setup and meal distribution into the airplane. Halal and non halal ingredients were separated by containers and equipments from hot kitchen through portioning area. Monitoring process in each of the production step was focused on critical control point established by PT. Aerofoof Indonesia.Conclusion: Monitoring on moslem meal have been done from food acceptance, storage,through cooking, processing, portioning, meal tray set up and distribution inside the plane.ABSTRAK Latar Belakang: PT. Aerofood Indonesia adalah perusahaan layanan katering penerbangan bertaraf internasional. Jenis makanan yang dibuat seperti Asian cuisine, Japanese/Korean cuisine, Western cuisine, pastry and bakery, dan lain-lain untuk para penumpang pesawat. PT. Aerofood Indonesia membuktikan perhatiannya kepada customer yang memiliki kebutuhan khusus dengan mengadakan menu special meal, salah satunya adalah menu khusus untuk muslim, yaitu Moslem Meal (MOML). Untuk memproduksi menu MOML, membutuhkan proses yang dimulai dari penerimaan bahan, penyimpanan, persiapan, pengolahan, portioning, pengemasan sampai dengan distribusi. Dalam setiap tahapan pengolahan makanan diperlukan monitoring kualitas pangan untuk menjaga kualitas produk makanan dan minuman. Kualitas makanan yang baik akan terhindar dari bahaya kontaminasi makanan baik secara fisik, kimia, dan biologi sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan.  Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses produksi penyelenggaraan makanan di inflight catering, khususnya pada produk special meal (moslem meal) dari penerimaan bahan, penyimpanan, persiapan, pengolahan, portioning, pengemasan hingga pendistribusian makanan ke dalam pesawat di PT. Aerofood Indonesia.Metode: Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Hasil: Hasil penelitian meliputi monitoring pada menu moslem meal dilakukan dari penerimaan bahan baku, penyimpanan, persiapan, pengolahan produk, portioning, meal tray set up hingga pendistribusian ke dalam pesawat. Dalam proses pengolahannya, produk halal dengan produk non halal dipisahkan tempat dan equipmentnya dari area hot kitchen hingga di-dishing. Monitoring disetiap area produksi difokuskan pada critical control point yang telah ditetapkan oleh PT. Aerofood Indonesia.Kesimpulan: Monitoring pada menu moslem meal dilakukan dari penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, persiapan bahan baku, pengolahan produk, portioning, meal tray set up hingga pendistribusian ke dalam pesawat.