Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Sosial Humaniora

TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN Radif Khotamir Rusli; MA Kholik
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 4 No. 2 (2013)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.529 KB) | DOI: 10.30997/jsh.v4i2.468

Abstract

EdwardThorndike(1874-1949)terkenaldalam psikologiuntuk karyanya padateoriyang mengarah padapengembangan"pengkondisian operan" dalam aliran belajar behaviorisme, sedangkanpengkondisian klasiktergantungpada pengembanganasosiasiantara peristiwa. Pengkondisian operanmelibatkanbelajardari konsekuensiperilaku kita. Skinnerbukanpsikologpertama yang mempelajaripembelajaran dengankonsekuensi karena memangteoriSkinnerdaripengkondisian operandibangunpada ide-idedariEdwardThorndike. Tujuan daripenelitian ini adalah untukmeninjauteoribelajardalamperilaku, kognitif, konstruktif, manusia, dantradisi sosialuntuk mengidentifikasiprinsip-prinsipbelajarlokal untukteori-teoriyangmungkin mewakilicontoh-contoh spesifikdariprinsip-prinsipuniversal, pada dasarnya diperlukan untukfasilitasipembelajaranpada umumnya. Dengan carapenelitiantekstualmelalui metodologi lensadidefinisikanuntuk mengidentifikasitemaumumdandengan caraanalisis komparatifkonstantemaini dikembangkanlebih lanjut melaluianalisisdan klasifikasicontohspesifik daritemadalam teks yang pernah ditinjau.EdwardThorndike(1874-1949)terkenaldalam psikologiuntuk karyanya padateoriyang mengarah padapengembangan"pengkondisian operan" dalam aliran belajar behaviorisme, sedangkanpengkondisian klasiktergantungpada pengembanganasosiasiantara peristiwa. Pengkondisian operanmelibatkanbelajardari konsekuensiperilaku kita. Skinnerbukanpsikologpertama yang mempelajaripembelajaran dengankonsekuensi karena memangteoriSkinnerdaripengkondisian operandibangunpada ide-idedariEdwardThorndike. Tujuan daripenelitian ini adalah untukmeninjauteoribelajardalamperilaku, kognitif, konstruktif, manusia, dantradisi sosialuntuk mengidentifikasiprinsip-prinsipbelajarlokal untukteori-teoriyangmungkin mewakilicontoh-contoh spesifikdariprinsip-prinsipuniversal, pada dasarnya diperlukan untukfasilitasipembelajaranpada umumnya. Dengan carapenelitiantekstualmelalui metodologi lensadidefinisikanuntuk mengidentifikasitemaumumdandengan caraanalisis komparatifkonstantemaini dikembangkanlebih lanjut melaluianalisisdan klasifikasicontohspesifik daritemadalam teksyang pernah ditinjau.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SECARA SOSIAL R. Siti Pupu Fauziah; Radif Khotamir Rusli
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 4 No. 2 (2013)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.169 KB) | DOI: 10.30997/jsh.v4i2.476

Abstract

Pada awal manusia dilahirkan, manusia belum memiliki sifat sosial. Artinya, manusia belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan. Saat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai, atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, dan keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan, misalnya taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk bereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan relasi, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.