Fransius Kusmanto
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Konsep Kenajiran di dalam Perjanjian lama dan Perjanjian Baru Refleksi dalam kisah Simson Kusmanto, Fransius
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.991 KB)

Abstract

The concept of alienation is the concept where God and humans have a special relationship to carry out His work. Alienation can be done by God himself to a certain person and responded to by the person concerned. People who commit Allah do it voluntarily without coercion from anyone. People who alienation to God do it voluntarily without coercion from anyone. This arises from a person's expression when his life struggle is answered by God. The Bible teaches this, both in the Old Testament and in the New Testament. The concept of alienations in the old covenant and the new covenant reflect Samson's life story. Today, Samson's exile is a lesson for many believers. Therefore to learn how the concept of elienation that exists in the Old Testament and the New Testament and its reflection in the story of Samson, the author uses Review Literature, the author examines using secondary sources through books, magazines or the internet. Based on research carried out, the concept of the elination in the New Testament and the Old Testament is a reflection of the story of Samson. All the abstinence and obligations in the Old and New Testaments are exactly the same as Samson's elination. If obedient it will get blessings and be used by God with extraordinary. If not, it will get harm or curse. The elination of Samson is also a lesson for the lives of believers today, which is still much to do, this can be seen from the lives of believers by dedicating themselves to serving God by distancing themselves from taboos. Everyone who commits alienations with God must do so with commitment and loyalty to God because God uses those who obey Him to the end.Abstrak Konsep kenaziran adalah konsep dimana Allah dan manusia memiliki hubungan khusus untuk melaksanakan karya-Nya. Kenaziran dapat dilakukan oleh Allah sendiri kepada orang tertentu dan diresponi oleh orang yang bersangkutan. Orang yang bernazir kepada Allah melakukannya dengan sukarela tanpa ada paksaan dari siapapun. Hal ini timbul dari ekspresi seseorang ketika pergumulan hidupnya di jawab oleh Allah. Alkitab mengajarkan hal ini, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Konsep nazir dalam perjanjian lama dan perjanjian baru merefleksikan kisah hidup Simson. Saat ini, kenaziran Simson menjadi pelajaran bagi banyak orang percaya. Maka itu untuk mengetahui bagaimana konsep kenaziran yang ada dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta refleksinya dalam kisah Simson, penulis menggunakan Review Literature, penulis mengkaji dengan menggunakan sumber-sumber sekunder yaitu melalui buku-bulku, majalah maupun internet. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Konsep kenaziran yang ada dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama merupakan refleksi dari kisah Simson. Semua yang menjadi pantangan dan kewajiban dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama persis dengan kenaziran Simson. Jika taat maka akan mendapat berkat dan dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tetapi jika tidak maka akan mendapat celaka atau kutukan. Kenaziran yang dilakukan Simson juga menjadi pelajaran bagi kehidupan orang percaya zaman sekarang, yaitu masih banyak orang yang melakukannya, hal ini terlihat dari kehidupan orang percaya dengan mengabdikan diri melayani Tuhan dengan menjauhkan diri dari pantangan-pantangan yang ada. Setiap orang yang melakukan nazir dengan Allah harus melakukannya dengan komitmen dan kesetiaan kepada Allah sebab Allah memakai orang yang taat kepada-Nya sampai akhir.
Formasi Rohani Pemimpin Muda Berdasarkan 1 Timotius 4:6-16 dan Implementasinya bagi Pemimpin Muda Era Society 5.0 Kharisda Mueleni Waruwu; Sugiono Sugiono; Fransius Kusmanto
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/juteolog.v2i1.41

Abstract

Nowadays, there are not many churches who think about and prepare young Christian leaders in the era of society 5.0 who have spiritual provisions and good character to be able to become the next generation of the Church's future. Awakening the spiritual formation of young leaders in the era of society 5.0 is a good thing because it can provide innovation in Church leadership today. The purpose of this study is to provide an understanding and contribution of theological thinking from the study of 1 Timothy 4:6-16 regarding the spiritual formation of young leaders in the era of society 5.0. The approach used is to use a qualitative method with an exegesis approach to the spiritual formation of young leaders. From the results of the research of 1 Timothy 4:1-16, several principles of spiritual formation have been found that can be implemented for young leaders in the era of society 5.0, namely: rejecting the nature of the world and pursuing a pious life, always hoping for the living God, respecting oneself and being an example, always make the word as the center of life and ministry, not neglecting the responsibility as a servant.
The Roles of the Church in Helping the Depressed Fransius Kusmanto; Sarah Putri Waruwu; Fransisca Adelia Serenity
SANCTUM DOMINE: JURNAL TEOLOGI Vol 11 No 2 (2022): June
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46495/sdjt.v11i1.123

Abstract

The Covid-19 pandemic calls the church to manifest diaconal duties, especially in helping congregations who are emotionally affected. Gereja Persekutuan Pemberitaan Injil Kristus Maranatha, Singkut Durian tries to take a role to assist the congregation members who is experiencing mental problems due to this pandemic season. This study was conducted to find out what roles the church can take to provide assistance to congregations who are experiencing problems due to this pandemic. Descriptive qualitative method employed in this research with observations and field interviews to gather data from the field. The study also used a variety of literature and previous research findings related to the topic. The results obtained in this study are: the church required to provide a room and counseling staff, resources, empowerment programs, and various skills training.
TEOLOGI KONTEMPORER: KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN Fransius Kusmanto; Yudi Hendrilia
SIAP: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 10, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.417 KB) | DOI: 10.55087/siap.v10i2.19

Abstract

Teologi kontemporer merupakan teologi yang selalu mengedepankan rasio dibandingkan iman. Teologi kontemporer merupakan hasil berpikir dari historis kritis para teolog. Teologi ini memandang bahwa Alkitab boleh dikritisi, sebab dalam teologi kontemporer hanya memandang bahwa Alkitab adalah nasakh kuno yang perlu dikaji ulang. Pemahaman para teologi dalam teologi kontemporer merupakan hasil acuan dari jaman ke jaman. Teologi ini mampu memberikan warna tersendiri diantara banyaknya teologi yang berkembang. Saat in, teologi kontemporer terus mengalami perkembangan dan teologi kontemporer sudah banyak dikonsumsi oleh banyak orang. Oleh karena itu, untuk mengetahui keuntungan dan kerugian teologi kontemporer penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penulis akan menjelaskan bagian-bagian penting di dalamnya dengan menggunakan bahan acuan seperti buku, internet maupun tulisan karya ilmiah lainnya. Berdasarkan hasil diskusi penelitian yang di lakukan adalah teologi kontemporer merupakan teologi yang berdasarkan pada skeptis, dimana adanya kecurigaan terhadap isi kebenaran Alkitab. Teologi kontemporer juga merupakan teologi yang mengutamakan filsafat didalamnya untuk memahami kebenaran isi Alkitab. Namun demikian di dalam teologi ini mampu memberi warna baru bagi ilmu berteologi. Pasalnya, setiap teologi yang ada bisa memunculkan kembali teologi yang baru. Inilah yang akhirnya teologi kontemporer memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri dalam berteologi. Teologi kontemporer akan terus berkembang, karena tidak ada batasan untuk memahami setiap teologi yang ada.Kata kunci: Teologi Kontemporer, Keuntungan, Kerugian.
Pelaksanaan Pendekatan Penginjilan Kontekstual Fransius Kusmanto
Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.862 KB) | DOI: 10.46445/jtki.v2i2.439

Abstract

The purpose of this study was to determine the implementation of contextual evangelism in Salatiga City. The main focus is people who do not believe (with the term Focus people). The research method used by the author in the preparation of this paper is descriptive qualitative research method. The researcher uses descriptive qualitative to better understand the contextual evangelism process and explain the factors that encourage contextual evangelism in Salatiga City. The results showed that the evangelism conducted in the city of Salatiga using the CPM (Church Planting Movement) contextual evangelism method was very effective and easy to carry out. This is evident from the response of the people being served while communicating with the evangelists. The people who are served accept and are willing to study with the evangelists and there are some who believe in Jesus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan penginjilan kontekstual di Kota Salatiga. Fokus utamanya adalah orang-orang yang belum percaya (dengan istilah orang Fokus). Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyususnan tulisan ini yaitu Metode penelitian kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif peneliti gunakan untuk lebih memahami proses penginjilan kontekstual dan menjelaskan faktor-faktor yang mendorong terjadinya penginjilan kontekstual di Kota Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penginjilan yang dilakukan di kota Salatiga dengan menggunakan metode penginjilan kontekstual CPM (Church Planting Movement) sangat efektif dan mudah untuk dijalankan. Hal ini terbukti dari respon orang-orang yang dilayani ketika sedang berkomunikasi dengan para penginjil.  Orang-orang yang dilayani menerima dan mau belajar bersama dengan para penginjil serta ada beberapa orang yang percaya kepada Yesus.
HUBUNGAN TEOLOGI BIBLIKA DENGAN DIVISI-DIVISI LAIN DALAM DISIPLIN ILMU TEOLOGI Fransius Kusmanto; Markus Oci; Sugiono
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.638 KB)

Abstract

Abstract: The Bible is the holy book of Christians. In the academic field of theology, the Bible is the main capital of the book which is the subject that must be learned. Learn the Bible is not easy. There are many topics be the subject of discussion that must be learned, which make it difficult for readers to understand and relate one topic to another. This research is to find out the relationship between Biblical Theology and other branches of theology. To find out the results of the research, the method used is descriptive qualitative research method. In order to obtain good data, the authors use books and journal articles on the internet. The results obtained from this study are that the Bible is the main source and main guide in the academic field of theology. In discussing the Bible, there are branches of knowledge that must be understood. This is not to make it difficult to understand the Bible but to help make it easier to understand from every side of the division. There are four branches of Theology namely Systematic Theology, Practical Theology, Biblical Theology and Historical Theology. Biblical theology is the main bridge of many branches of theology in studying the Bible and this is the main concern of Academics to build good theology. Biblical theology has similarities and differences with other branches of theology in explaining the Bible. However, biblical theology relate with other divisions of theological sciences on explaining the Bible systematically. Accordingly, that theology and other divisions of knowledge in the field of theology help readers understand the Bible properly and correctly. By understanding several branches of theology in corelation, it can easily help Bible readers well based on every discussion that exists.  Abstrak: Alkitab merupakan kitab suci orang Kristen. Di dalam bagian akademik bidang teologi, Alkitab menjadi modal utama buku yang menjadi subjek yang harus dipelajari. Mempelajari Alkitab bukanlah hal yang mudah. Banyak topik-topik yang menjadi pokok pembahasan yang harus dipelajari. Banyaknya topik-topik membuat para pembaca kesulitan memahami dan menghubungkan satu topik dengan yang lainnya. penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Teologi Biblika dengan cabang ilmu teologi lainnya. Untuk mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Guna memperoleh data dengan baik, penulis menggunakan buku-buku dan artikel jurnal di internet. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Alkitab menjadi sumber utama dan pegangan utama dalam bagian akademik bidang teologi. Dalam membahas Alkitab, ada cabang-canag ilmu yang harus dipahami. Hal ini bukan untuk mempersulit memahami Alkitab tetapi membantu mempermudah memahami dari setiap sisi divisi tersebut. Ada empat cabang ilmu Teologi yaitu Teologi Sistematika, Teologi Praktika, Teologi Biblikal dan Teologi Historika. Teologi Biblikal menjadi jembatan utama dari banyak cabang ilmu teologi dalam menelaah Alkitab dan hal ini menjadi perhatian utama dari Akademik untuk membangun teologi yang baik. Teologi biblikal memiliki persamaan dan perbedaan dengan cabang ilmu teologi lainnya dalam menjelaskan Alkitab. Namun demikian, Teologi biblikal memiliki hubungan dengan divisi ilmu teologi lainnya dalam menjelaskan Alkitab secara sistematis. Dengan demikian, Teologi dan divisi ilmu yang lain dalam bidang teologi membantu para pembaca memahami Alkitab dengan baik dan benar. Dengan memahami beberapa cabang ilmu teologi dalam hubungannya, dapat dengan mudah membantu para pembaca Alkitab dengan baik berdasarkan setiap pembahasan yang ada.