Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Factors Affecting The Incidence Of Hyperuricemia On The Rejang Tribe In Bengkulu Jumiyati Jumiyati; Tetes Wahyu Witradharma
SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Vol 11 No 1 (2020): SANITAS Volume 11 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36525/sanitas.2020.5

Abstract

The Rejang tribe is partly living on the lowland and coastal coastline, the typical Rejang cooking tradition has been assimilated into the Minang and Malay cooking traditions. Malay people like to consume foods that are fatty, dining, oily and salty. Fish, beef, shrimp and nuts have purine content of 9-100 mg of purin/100 g of foodstuffs. One of the factors affecting hyperuricemia is the habit of consuming purine eating, it will result in gout disease. The purpose of this research is to determine the factors that influence the incidence of hyperuricemia on the Rejang tribe in Bengkulu. Design research is cross sectional. Rejang Group's research samples numbered 64 respondents. Data collected is the result of uric acid examination, gender, age, knowledge, consumption pattern, liquid consumption, BMI. The instruments used are questionnaires, eating consumption patterns using FFQ form, weight gained by weighing with digital scales. Data analysis using Chi-Square and multivariate tests using logistic regression test
ASUPAN PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK STUNTING USIA 3-5 TAHUN Peny Dwi Oktavia; Desri Suryani; Jumiyati Jumiyati
JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN Vol 7 No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jptk.v7i1.120

Abstract

Usia balita merupakan usia dimana seseorang mengalami proses pertumbuh dan perkembangan yang sangat pesat. Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Stunting dipengaruhi oleh kurangnya gizi kronis disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Asupan Protein Dan Zat Gizi Mikro Dengan Kejadian Anak Stunting Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu Tahun 2019. Desain penelitian ini digunakan deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan Cross-sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara hubungan asupan protein (p=0,002), ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin A (p=0,000), ada hubungan yang bermakna antara asupan zat besi (p=0,001), ada hubungan yang bermakna antara asupan zink (p=0,001) dengan kejadian anak stunting usia 3-5 tahun di wilayah Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu Tahun 2019. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan asupan zat gizi yang dapat mendukung pertumbuhan anak seperti sumber asupan protein, vitamin A, zat besi dan zink. Selain itu untuk puskesmas perlunya digiatkan kembali kegiatan rutin diposyandu seperti penyuluhan tentang gizi stunting atau tumbuh kembang anak dan melakukan pengukuran tinggi badan sehingga dapat mengurangi kejadian stunting pada anak berdasarkan indeks TB/U.
Konsumsi Zat Gizi Mikro dan Pengetahuan Penderita Hipertensi di Kota Bengkulu Meirine Putri Zurli; Jumiyati Jumiyati; Ahmad Rizal
JGK:Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 3 No 1,Juni (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v3i1,Juni.1722

Abstract

Background: Hypertension, or often referred to as high blood pressure is an increase in blood pressure that occurs continuously and is not normal in many arteries. High blood pressure can be caused by several factors, namely, foods that are high in salt, fatty foods, the habit of consuming coffee, lack of exercise or physical activity, and stress. The purpose of this study was to look at Consumption of Micronutrients and Knowledge of Hypertension Sufferers in Bengkulu City. Method: This type of research is descriptive and uses a cross-sectional design, and uses total sampling. The number of samples was 48 respondents with hypertension. Results: out of 48 samples there were 48 hypertensive patients, there was an average value for consumption of Vitamin D, namely 18.3 mcg, Sodium, which was 2,700.3 mg, Calcium, which was 1,013.6 mg, who was 40 years old. -44 years, namely (37.5%), those with high school education, namely (68.7%), those with housewife work, namely (89.6%), and those who have good knowledge, namely (43.75%), and those who have bad knowledge (56.25%). Conclusion: Consumption of Calcium is still low, Consumption of Vitamin D is sufficient, and Consumption of Sodium is almost entirely excessive and Knowledge is mostly still poor (low).
Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0–6 bulan di Provinsi Bengkulu (Analisis data SDKI 2017) Fauziah Multazmi; Betty Yosephin Simanjuntak; Jumiyati Jumiyati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 6, No 1 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v6i1.270

Abstract

Latar Balakang: ASI, makanan pertama untuk bayi, mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi agar tetap sehat. Antibodi pada ASI dapat mencegah berbagai penyakit dan memberi perlindungan terhadap diare. Salah satu penyebab kematian terbesar pada kelompok umur 0–12 bulan (11,4%) dan pada anak (23%) adalah diare. Prevalensi diare di Provinsi Bengkulu berada di angka 14,3%. Tujuan: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0–6 bulan di Provinsi Bengkulu. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional yang mengkaji data sekunder SDKI 2017. Penelitian ini melakukan observasi terhadap kuesioner ASI eksklusif dan kejadian diare pada bayi usia 0–6 bulan dengan total data yang dikaji sebanyak 233 data. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 95% (p<0,05). Hasil: Capaian pemberian ASI eksklusif bayi usia 0–6 bulan sebesar 51,1%, dan bayi yang mengalami diare sebesar 20,1%. Kejadian diare ditemukan lebih besar pada bayi usia 0–6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif (11,1%) dibanding yang mendapatkan ASI eksklusif (9%) (p=0,413). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0–6 bulan di Provinsi Bengkulu.
Konsumsi Zat Gizi Mikro dan Pengetahuan Penderita Hipertensi di Kota Bengkulu Meirine Putri Zurli; Jumiyati Jumiyati; Ahmad Rizal
JGK: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v3i1.1722

Abstract

Background: Hypertension, or often referred to as high blood pressure is an increase in blood pressure that occurs continuously and is not normal in many arteries. High blood pressure can be caused by several factors, namely, foods that are high in salt, fatty foods, the habit of consuming coffee, lack of exercise or physical activity, and stress. The purpose of this study was to look at Consumption of Micronutrients and Knowledge of Hypertension Sufferers in Bengkulu City. Method: This type of research is descriptive and uses a cross-sectional design, and uses total sampling. The number of samples was 48 respondents with hypertension. Results: out of 48 samples there were 48 hypertensive patients, there was an average value for consumption of Vitamin D, namely 18.3 mcg, Sodium, which was 2,700.3 mg, Calcium, which was 1,013.6 mg, who was 40 years old. -44 years, namely (37.5%), those with high school education, namely (68.7%), those with housewife work, namely (89.6%), and those who have good knowledge, namely (43.75%), and those who have bad knowledge (56.25%). Conclusion: Consumption of Calcium is still low, Consumption of Vitamin D is sufficient, and Consumption of Sodium is almost entirely excessive and Knowledge is mostly still poor (low).