M. Fadholi Noer
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENUNTUT ILMU SEBAGAI TRANSFORMASI PERUBAHAN PARADIGMA M. Fadholi Noer
QATHRUNÂ Vol 1 No 01 (2014): Januari-Juni 2014
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan asasi manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Dengan ilmu manusia dapat membedakan mana yang khaq dan yang bathil, dan ilmu adalah suatu yang sangat mulia, sebab ilmu adalah pemberian Allah bagi manusia sebagai jalan menuju yang muttaqin. Penelitian matn dan isnad yang ada pada hadis sunan al Tirmidzi no. 2572 merupakan bagian kegiatan untuk membuktikan keontentisitasan hadis, sehingga diketahui nilai sebuah hadis yang diteliti, apakah hadis tersebut shahih, hasan atau dhaif. Hadis dalam sunan al Tirmidzi no. 2572 merupakan hadis yang dapat dijadikan motivasi untuk belajar dan belajar sebagai proses menuju suatu yang lebih baik, karena dengan ilmu kita akan mendapatkan pencerahan sebagaimana ungkapan al ilm nurun (ilmu itu cahaya).
PEMIKIRAN AL GHAZALI TENTANG ILMU DAN EPISTEMOLOGI DALAM KAJIAN FILSAFAT ILMU M. Fadholi Noer
Saintifika Islamica Vol 2 No 02 (2015): Juli - Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Jalan Jenderal Sudirman No. 30, Serang - Banten 42118

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkenalan al-Ghazali dengan klaim-klaim metodolgis mutallimu, filosofis, Ta’limiyah dan sufi memberikan andil sebagai penyebab krisis yang bersifat epistemologis, karena pada dasarnya merupakan krisis mencari tempat yang tepat bagi daya-daya mengetahui (daya-daya kognitif) dalam skema total pengetahuan. Sebagai seorang filosof muslim, al-Ghazali selalu memetakan pemikirannya pada adanya kekuatan transendntal, dimana dia senantiasa percaya pada adanya superioritas wahyu kenabian dan intuisi intelektual atas akal, begitupun juga dalam epistemologinya, terlihat nuansa keilahiyahan yang begitu kental, tapi hal itu bukan berarti menutup pada hal-hal yang bersifat non-transendental, artinya dia meletakkan suatu pemahaman tentang hakekat ilmu dalam kesatuan teoritik yakni menjurus pada pemahaman ilmu sebagai ilmu Allah yang harus dituntut dan dikaji oleh setiap pribadi dalam upaya membawa dunia dan seisinya ke gerbang kemaslahatan. Hakekat ilmu menurut al-Ghazali secara psikologis adalah untuk mengubah mental umat Islam yang dikhotomik menjadi monokhotomi, sebab umat Islam telah lama terkungkung oleh pengaruh barat yang meniupkan adanya pemisahan intelektual, antara ilmu agama dan ilmu umum sebagai dua disiplin ilmu yang tidak bisa dipertemukan. Selain itu makna monokhotomik yang terkandung dalam hakekat ilmu versi al-Ghazali juga membawa dampak yang positif bagi umat Islam khususnya dalam memahami bahwa setiap ilmu berporos pada tujuan mencari keridhoan dan sebagai upayapengabdian kepada Allah.