Wayan Murniti
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Ngaben Kremasi Di Desa Pakraman Buleleng, Kecamatan Buleleng, Kabupetan Buleleng Wayan Murniti; I Putu Mardika
Vidya Darsan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/vidyadarsan.v2i2.1397

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif denegan menggunakan teori fenomenologi, Eksisteni dan teori komodifikasi. Dalam penelitian ini, peneliti cenderung mempergunakan wawancara tidak terstruktur. Sedangkan penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Fenomena ngaben kremasi di Desa Pakraman Buleleng, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng adalah dilatar belakangi dengan prinsip efisiensi yang dapat dicermati dalam pengabenan di krematorium. Hal ini mencakup berbagai aspek yakni: efisiensi waktu. Eksistensi ngaben kremasi di Desa Pakraman Buleleng, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng diyakini akan tetap eksis. Mengingat mendapat dukungan penuh dari pihak Desa Adat Buleleng dan masyarakat yang memiliki konsep nindihin gumi ini menjadi tanda jika desa pakraman Buleleng sangat solid dan menerima perubahan yang terjadi. Terlebih, masyarakat yang menggunakan jasa krematorium rupanya buka semata-mata karena konflik adat, seperti kasepekang atau dikucilkan dari pergaulan, namun justru warga yang memilki investasi modal sosial juga kerap menggunakan sarana krematorium. Implikasi ngaben di krematorium terhadap desa Pakraman di Buleleng, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng secara tidak langsung berimplikasi terhadap pemahaman masyarakat tentang adaptasi dalam hal ritual keagamaan seiring perekmbangan globalisasi. Selama ini belum pernah ditemukan ada konflik adat yang berujung terhadap kasepekang. Namun, krama yang memilih menggunakan jasa crematorium memang karena sukarela atau ketidakterpaksaan. Implikasi selanjutnya adalah ngaben kremasi juga memberikan legitimasi ritual menjadi lebih kuat. Sebab, banyak pula prosesi dihadiri oleh krama desa pakraman. Pola ini merupakan tindakan kompromistik agar desa pakraman tidak tersinggung, karena mereka telah dilibatkan, meskipun tidak optimal seperti ngaben secara konvensional. Pasca pengabenan, yang bersangkutan tetap saja berpartisipasi di desa pakraman sehingga hubungannya dengan krama desa tetap terjaga baik. Kata kunci: Ngaben, Kremasi Desa Pakraman