Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

1. PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT DALAM PERSPEKTIF SOSIAL-EKONOMI DAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS DI KACAMATAN KERUAK LOMBOK TIMUR Addinul Yakin
JURNAL AGRIMANSION Vol 2 No 1 (2001): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2001
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v2i1.68

Abstract

ABSTRAK Meskipun sumberdaya perikanan laut tergolong melimpah, kondisi sosial ekonomi penduduk pesisir masih relatif rendah. Sementara itu, telah dan sedang terus terjadi kasus pengrusakan ekosistim pesisir dan laut (kasus pengeboman ikan) oleh sebagian masyarakat akhir-akhir ini mendorong perlunya penelitian aspek sosial-ekonomi dan lingkungan dari usaha penangkapan ikan kasus di Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini dilaksanakan dari September 1999 sampai dengan Pebruari 2000 pada 6(enam) desa pantai dengan responden sebanyak 100 orang yang ditentukan secara stratified proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan hasil tangkapan serta pendapatan nelayan ditinjau dari teknologi alat penangkapan; (2) ada kecendrungan menurunnya hasil tangkapan dalam sepuluh tahun terakhir, meskipun teknologi alat tangkap dan jam melaut meningkat; (3) walaupun demikian, pendapatan nelayan cendrung meningkat akibat harga ikan yang semakin tinggi dalam sepuluh tahun terakhir; (4) Intensitas dan frekwensi kasus pengeboman ikan semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir. Berdasarkan hasil temuan ini maka disarankan bahwa (1) perlu perbaikan teknologii penangkapan bagi nelayan lokal; dan (2) perlu ada gerakan penyadaran pentingnya konservasi lingkungan dan introduksi alternatif usaha baru kepada sebagian masyarakat yang melakukan aktifitas pengrusakan ekosistim pesisir dan kelautan (pengebom-boomers). ABSTRACT Majority of coastal population is still poor despite abundant marine resources. Increasing number of destructive activities to marine resources by some fishermen lately makes a study on socio-economic and environmental aspects of fishing in the case of sub-district Keruak, Eastern Lombok valuable to be conducted. The study was conducted at 6(six) villages with 345 respondents, who were appointed through stratified proportional random sampling method. Results of the study show that: (1) there was a difference in catching yield and incomes based on types of catching technologies; (2) There was a decreasing trend of yield in last decade even though there has been a catching technological improvement and longer catching time; (3) however, fisherman incomes tend to increase due to better prices in last decade. (4) Intensity and frequency of fishing booming cases have significantly increased in last two years. Based on the results, it is recommended to (1) improve catching technologies of local fishermen; (2) promote a community movement of importance of conservation awareness and introduce alternative economic activities, especially for the boomers.
3. IDENTIFIKASI AKTIVITAS PENGEBOMAN IKAN DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA: STUDI KASUS DI DESA PESISIR DAN PULAU KECIL DI KECAMATAN KERUAK, KABUPATEN LOMBOK TIMUR Addinul Yakin
JURNAL AGRIMANSION Vol 3 No 1 (2002): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2002
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v3i1.86

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pengeboman ikan telah disinyalir oleh banyak kalangan telah menimbulkan degradasi lingkungan perairan laut yang serius, sehingga tulisan ini telah mengkaji tentang keberadaan kegiatan ini dan bagaimana alternative pemecahannya dari sisi nelayan sendiri. Penentuan responden dilakukan secara snowballing proses dan dipilih 20 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) faktor-faktor yang mendorong terjadinya kasus pengeboman ikan inilah adalah: tuntutan kebutuhan hidup, kemudahan memperoleh bahan perakit bom, serta tidak adanya sanksi yang tegas dari pihak aparat; (2) Model penegakan hukum formal dipandang sebagai solusi terbaik bagi perubahan prilaku masyarakat disamping model penyuluhan (hukum), model penggunaan hukum adat (awiq-awiq) dan model pengembangan usaha ekonomi yang lain. Oleh karena itu, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) penegakan hukum dalam arti represif (penindakan) dan preventif (pencegahan) guna menjaga dan memelihara kualitas lingkungan agar lestari dan berkelanjutan haruslah menjadi intrumen utama; (2) kegiatan penyuluhan tentang bahaya pengeboman terhadapdegradasi lingkungan perairan laut harus terus dilakukan dengan metode pendekatan orang dewasa/partisipatif; (2) Dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat pesisir pembinaan yang intensif serta bantuan modal merupakan alternatif pemecahan yang strategis dipadukan dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan. ABSTRACT Fishing bombing activity has been concerned by many observers dan has considerably degraded marine resources. In this relation, this paper has tried to identify the existence of the case and policy options to handle the problem from fishermen's point of view. Twenty respondents were selected using snowballing process Results of the study show that (1) factors encouraging fish bombing activity were basic needs; easy to get bom materials, and so strict sanction and law enforcement; and (2) Law enforcement is a primary tool to handle the case besides law extension, in troducing awiq-awiq and developing other economic activities. Therefore, it is recommended to have; (1) better law enforcement both in preventive and repressive ways in order to ensure environmental quality of marine resources; (2) Extension program on law awereness and on fish bombing impacts on the environment should also be conducted; (3) Developing other economic activities through managerial and capital incentives together with training and partnership pattern may also be crucial.
ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN TERDEGRADASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA PETANI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH (Kasus Usahatani di Lahan Bekas Penambangan Batu Apung) Candra Ayu; Ibrahim Ibrahim; Addinul Yakin; Broto Handoko; Nurtaji Wathoni
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 25 No 1 (2015): jurnal agroteksos 1 April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.793 KB)

Abstract

ABSTRAK Eksplorasi batu apung (pumice) di lahan pertanian Kabupaten Lombok Tengah secara terbuka mengakibatkan degradasi tanah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani di lahan bekas penambangan batu apung dan daya dukungnya terhadap tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga petani. Lokasi penelitian di Dusun Cerorong - Desa Pemepek - Kecamatan Pringgarata dengan metode deskriptif dan pengumpulan data dengan teknik survey. Hasil penelitian adalah: pendapatan usahatani sebesar Rp 3 019 440,52/tahun/ 0,682 ha dan rasio daya dukung (Carrying Capacity Ratio) sebesar 1,33 (lebih besar dari 1,00) yang berarti bahwa total luas panen per tahun seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pangan pokok keluarga petani. Namun, degradasi lahan mengakibatkan daya dukung ekonomi sebesar Rp 780 217,19 /kapita/ tahun yang setara 94 kg beras/ kapita/ tahun atau senilai 62,5 US $/kapita/ tahun. Persentase daya dukung tersebut terhadap kesejahteraan ekonomi anggota keluarga petani agar tergolong sejahtera mencapai 19,58 % berdasarkan Kriteria Kemiskinan Sajogyo dan mencapai 17,14 % berdasarkan Kriteria Bank Dunia. Masalah petani dalam mengelola usahatani di lahan bekas penambangan batu apung adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan tentang rehabilitasi tanah. Untuk itu, perlu penyuluhan intensif - berkesinambungan dari pemerintah tentang pemulihan kesuburan tanah terdegradasi dan upaya aktif mencegah penambangan batu apung secara terbuka di lahan pertanian Lombok Tengah. ABSTRACT Open maining of pumice in agricultural land in central Lombok has caused land degradation. The objective of this study is to know farm incomes on ex pumice exploration sites and it’s carrying capacity to improve farmer family’s economic welfare. The stydy was conducted in village of Pemepek, sub district of Pringgarata by using deskriptive method and collective of data employing survey technique. Study found that farm income is Rp 3,019,440/year/0.682 ha with carrying capacity ratio of 1.33 (> 1) meaning that yerly hervested area should be enough to fufill staple food of farmer family. However, due to land degrdation, economic carrying cpacity only reach Rp 780,217/capita/year or equivalent to 94 kilogram of rice/capita/year or US$ 62.5/capita/year. The percentage of carrying capacity above to farmer family economic welfare is 19.58 based on Sajogyo”s poverty criteria and 17,14 % of World Bank poverty criteria. This study also found that some problems faced by farmers on ex pumice maining sites are lack of knowledge and skill in land rehabilitation (reclamation). Therefore, continous extention is needed to rehabilitation land and to stop opening maining practice in central Lombok.