Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

3. ANALISIS RANTAI PEMASRAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BIMA Nurjumiyati Nurjumiyati; I Ketut Budastra; Nuning Juniarsih
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.248

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) memetakan rantai pemasaran bawang merah di Kabupaten Bima; (2) menganalisis fungsi pelaku pemasaran bawang merah di Kabupaten Bima; dan (3) menganalisis margin pemasaran bawang merah pada tingkat pelaku dan tingkar rantai di Kabupaten Bima.Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Ditemukan bahwa pemasaran bawang merah di Bima melibatkan tiga rantai, yaitu:(i)Petani (P)-Pedagang pengumpul desa (PPD)–Pedagang pengecer (PP) Bima–Konsumen (K) di Bima; (ii) P–PPD–Pedagang antar pulau/besar (PAP/B)–PPdi Mataram - K; dan (iii) P – PPD – PAP/B – PPdi Provinsi lain – K di Provinsi Lain. Proporsi aliran produksi bawang merah adalah 42% melalui Rantai I, 25% melalui Rantai II, dan 34% melalui Rantai III.Harga yang diterima petani bawang merah tidak berbeda menurut rantai pemasaran, yakni: Rp. 1.800.000 per kwintal.Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan olehpetani adalah penjualan, penyimpanan, pengangkutan, sortasi, dan penanggungan risiko. Semua fungsi ini juga dilakukan oleh PPD, dan PAP/B, ditambah dengan fungsi-fungsi berikut: pembelian, pembiayaan, penanggungan risiko, dan informasi pasar.Semua fungsi pemasaran yang dilakukan oleh PPD dan PAP/B adalah juga dilakukan oleh PP, kecuali: fungsi pembiayaan. Marjin pemasaran pada Rantai I adalah 12,84 persen dari harga konsumen, lebih rendah dibandingkan dengan margin pemasaran pada Rantai II yang sebesar 11,51% dari harga konsumen. Margin rantai pemasaran III tidak dianalisis karena data tidak lengkap. Perbedaan margin pemasaran antar rantai pemasaran tersebut adalah terutama disebabkan oleh faktor selisih harga konsumen dan harga petani, bukannya oleh faktor biaya pemasaran. Proporsi margin pemasaran terhadap harga jual masing-masing jenis pedagang bervariasi antar rantai pemasaran: PPD menerima antara 5,71% dan 6,25%; PAP/B antara 0,52% dan 5,21%; dan Pengecer antara 2,26% dan 7,02%. Penerapan manajemen rantai pemasaran berpotensi untuk menurunkan beban biaya pemasaran yang ditanggung para pelaku dan untuk meningkatkan pendapatan petani bawang di kabupaten Bima. Ini dapat diupayakan melalui: (i) koordinasi vertikal untuk meminimalisasi repetisi fungsi pemasaran lintas pelaku; dan (ii) koordinasi horizontal (kelompok) petani untuk meraih manfaat dari skala ekonomi bersama. ABSTRACT The study’s objectives are (1) to map the marketing chains of onion in Bima district; (2) to analyze the functions of the marketing players; and (3) to analyze the marketing margins at actor and chain levels. For the objectives, the study used the descriptive methodology. It was found that the marketing of onion in Bima involved three different chains of onion, namely:(i)Farmer(P)-Villlage CollectorTrader (PPD)–Retail Trader(PP) in Bima–Consumer (K) Bima; (ii) P–PPD–InterIsland/Big Trader (PAP/B)–PPin Mataram - K; and (iii) P – PPD – PAP/B – PPin onthet province – K in other province. The flows of onion products by chains were 42% chain I, 25% chain 2 and 34% chain 3. The price received by farmers IDR 1,800,000 was not different across the markating chains. Marketing functions carried out by farmers included: saling, storing, transporting, sorting/grading, and risk bearing.All these functions were alo carried out by PPD, and PAP/B, together with: buying, financing, and market information. PP carried out the same functions as those of PPD dan PAP/B, exept for the financing function. Measured as percentage of the selling price, the marketing margin was 12.84 % of the consumers’ pricein the first chain, higher than the margin in the second chain which was 11,51%. The marketing margin for the third chain was not calculated because of incomplete data. The marketing margin difference was mainly because of consumer-farmer price margin factor rather than marketing cost factor. The marketing margins by actors were varied: PPD received between 5.71-6.25%; PAP/B received between 0.52%-5.21%; and PP received between 2.26%-7.02%. Applicantion of effective marketing chain manajemen was considered potensial to reduce the burden of marketing cost bared by the chain actors, and to increase farmer incomes in Bima. This should include (i) vertical coordination to minimize number of functions repetitively done by two or more chain actors; and (ii) horizontal coordination of the farmers to achieve the benefits of farmer group’s economics of scale.