This Author published in this journals
All Journal Jurnal TILAPIA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Teknik pembiusan menggunakan suhu rendah terhadap ikan nila (oreochromis niloticus)) Muammar Muammar; Fauzi Syahputra; Said Muhazzir
Jurnal TILAPIA Vol 2, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/tilapia.v2i1.1554

Abstract

Penelitian mengenai pembiusan ikan nila (Oreochromis niloticus) hidup sistem kering dengan menggunakan suhu rendah untuk diaplikasikan pada transpotasi ikan hidup agar ikan tidak mengalami kematian selama perjalanan jauh dan juga dapat mengurangi berat beban lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan transportasi sistem basah yang menggunakan air. Media yang digunakan untuk menurunkan suhu ialah es batu. Pada suhu pembiusan 7--8°C didapat tingkat kelangsungan hidup terbaik karena penyimpanan selama 2 jam tingkat kelangsungan hidupnya mencapai 88% dibandingkan dengan suhu 5-6°C kelangsugan hidupnya mencapai 44%, suhu 9-10°C kelangsungan hidupnya mencapai 77% dan suhu 11-12°C kelangsungan hidupnya mencapai 66%.
Study Teknik Penyimpanan Sistem Kering Dengan Menggunakan Suhu Rendah Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yudi Kurniawan; Fauzi Syahputra; Said Muhazzir
Jurnal TILAPIA Vol 2, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/tilapia.v2i1.1555

Abstract

Penelitian mengenai penyimpanan ikan nila (Oreochromis niloticus) hidup sistem kering dengan menggunakan suhu rendah untuk diaplikasikan pada transpotasi ikan hidup agar ikan tidak mengalami kematian selama perjalanan jauh dan juga dapat mengurangi berat beban lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan transportasi sistem basah yang menggunakan air. Media yang digunakan untuk menurunkan suhu ialah es batu. Pada suhu penyimpanan 15°-17°C didapat tingkat kelangsungan hidup terbaik karena penyimpanan selama 6 jam tingkat kelangsungan hidupnya mencapai 66% dibandingkan dengan suhu 9°-11°C kelangsugan hidupnya mencapai 11% dan suhu 12°-14°C  kelangsungan hidupnya mencapai 44%.
Pemberian Pakan Bersuplemen Arang Aktif dari Tulang Ikan terhadap Reduksi Insektisida Diazinon dalam Tubuh Ikan Nila: Studi Kasus Histologi Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Erikta Defsuar; Lia Handayani; Said Muhazzir; Nurhayati Nurhayati; Teuku Muhammad Haja Almuqarramah
Jurnal TILAPIA Vol 3, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/tilapia.v3i2.2823

Abstract

Pestisida mempunyai peranan penting khususnya dalam bidang pertanian. Penggunaan pestisida seperti herbisida, insektisida dan fungisida dimaksudkan untuk meningkatkan produk baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan tetapi disisi lain penggunaan pestisida juga berdampak negatif. Insektisida dapat bersifat persistensi sehingga terjadi bioakumulasi dalam rantai makanan yang akhirnya berdampak pada kehidupan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pakan bersuplemen arang aktif tulang ikan terhadap histologi insang ikan nila yang telah terpapar insektisida diazinon. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, terdiri dari 4 taraf  perlakuan dengan 2 kali ulangan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan Universitas Abulyatama dan pengujian histologi filament insang dilakukan di Central Pet Care yang dimulai 20 September - 09 November 2021. Parameter uji adalah gambaran histologi insang ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan arang aktif sebagai suplemen pakan telah mampu mereduksi insektisida dalam tubuh ikan sehingga mampu memperbaiki histologi insang ikan. Penambahan arang aktif tulang ikan kambing-kambing pada dosis 1% terlihat kerusakan insang berupa hiperplasia, lamela interna dan vokuolisasi. Pada dosis 2% terjadi kerusakan insang berupa hiperplasia, adhesi lamela sekunder, vokuolisasi dan degenerasi hidropik. Pada pada dosis 3% terjadi kerusakan hiperplasia lamela eksterna, vokuolisasi, degenerasi hidropik, hemoragi