Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora

Implikasi Filsafat Ilmu terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sulhatul Habibah
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 4 No 1 (2017): April
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.59 KB)

Abstract

AbstrakIlmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji pelbagai hal, baik diri manusia maupun realitas di luar dirinya, sedangkan teknologi merupakan instrument bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pada zaman kontemporer ilmu pengetahuan mengalami kemajuan sangat cepat dengan penemuan pelbagai teknologi canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berimplikasi dalam perubahan peradaban manusia. Diversifikasi dan spesialisasi ilmu serta inovasi teknologi telah mencapai temuan-temuan baru beserta penerapannya dibidang nuklir, kimia, bioteknologi dan genoteknologi, mikroelektronik, dan antariksa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan Inovasi teknologi menimbulkan dampak positif serta negatif. Dampak negatif tentunya dapat mengancam eksistensi manusia, hal itu merupakan problem fundamental diantara problem yang lain seperti di bidang sosial, ideologi, politik, ekonomi, serta pendidikan. Adanya dimensi etis, merupakan hal penting dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengembangkan IPTEK harus memperhatikan martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada kepentingan umum, baik sebagai pribadi, hubungan dengan lingkungannya maupun sebagai makhluk yang bertanggung jawab terhadap Khaliknya. Teknologi mutakhir yang semakin berkembang perlu didasarkan pada filsafat ilmu sebagai arah bagi pengembangannya, supaya para ilmuwan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual.
KAJIAN BUDAYA LAKON WAYANG BIMA PERSPEKTIF ONTOLOGI Sulhatul Habibah
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 5 No 1 (2018): April
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.552 KB)

Abstract

Melihat persoalan budaya yang tereduksi akibat modernitas dan globalisasi budaya, maka artikel ini berusaha mengkaji salah satu lakon wayang Bima ditinjau melalui pendekatan ontologis. Masyarakat modern yang gemar menonton tontonan fulgar, akses internet tanpa filter, terjadinya kenakalan remaja sampai penggunaan narkoba, hidup sekedar dimaknai secara materialis, konsumeris dan pragmatis. Nilai-nilai etik dan estetik budaya luntur, terjadilah degradansi moral. Jika hal semacam itu dibiarkan maka akan menjadi pembudayaan baru, tanpa nilai. Pelestarian budaya Indonesia wayang adalah salah satu hal penting untuk menegaskan identitas bangsa. Hidup tidak sekedar mencari kesenangan semata, tapi lakon Bima mengisyaratkan secara ontologis ajaran konsepsi manusia, konsepsi Tuhan, dan bagaimana manusia menuju Tuhannya atau manunggaling kawulo gusti. Melihat wayang seperti melihat kaca rias,begitu pula pentingnya mengambil pesan moral disetiap pagelaran wayang. Mengingat generasi bangsa harus cepat kembali pada identitas bangsa, dan menjadi manusia bermartabat.
PARADIGMA POPPERIAN Sulhatul Habibah
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.957 KB)

Abstract

Ilmu pengetahuan berjalan atas dasar suatu paradigma, sekurang-kurangnya menyatakan bahwa teori pengetahuan masa lalu kemungkinan dapat digagalkan oleh teori pengetahuan berikutnya. Pengetahuan tidak mengenal stagnasi oleh karena aktivitas menggali atau merumuskan (obyek pengetahuan) terus berjalan. Karl Raimund Popper dalam hal ini berjasa besar dalam mereformulasi bagaimana seharusnya logika pengetahuan berjalan. Tulisan ini berusaha mengkaji pokok-pokok pemikiran Popper. Paradigma Popperian digunakan dalam tulisan ini untuk menyebut piranti konseptual Karl Raimund Popper yang meliputi: rasionalisme kritis, induksi, demarkasi, falsifikasi dan Tiga Dunia.
FILSAFAT KETUHANAN AL-KINDI Sulhatul Habibah
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 7 No 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filsafat dan agama merupakan dua hal yang saling beriringan. Filsafat yang berangkat dari pemikiran dan agama yang dari keyakinan, mengakibatkan tak sedikit orang mengecam adanya filsafat yang dapat menggoyahkan keimanan seseorang. Sebaliknya para filosof muslim justru memahami agama secara filosofis untuk memperoleh pemahaman luas serta memperteguh keimanan. Pada abad ke VIII M al-Kindi hadir sebagai filosof muslim pertama yang menggagas tentang kesinambungan antara filsafat dan agama, bahwa antara filsafat dan agama sama-sama menjunjung kebenaran. Filsafat yang paling mulia bagi al-Kindi adalah Filsafat Pertama, yaitu usaha mengetahui ‘illahi pertama, yakni Tuhan. Filsafat ketuhanan al-Kindi masuk pada lingkup metafisika. Dalam hal membuktikan adanya Tuhan, al-Kindi mengemukakan dalil empiris yaitu: Dalil barunya alam (Hudutsil alam), dalil keanekaragaman dalam wujud (Kastrah fil Maujudat) dan dalil pengendalian alam (Ibda’ fil Alam).
ISLAM NUSANTARA DAN BUDAYA JAWA Sulhatul Habibah
Dar el-Ilmi : jurnal studi keagamaan, pendidikan dan humaniora Vol 3 No 2 (2016): Oktober
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini menyuguhkan tesis akar Islam Nusantara yang dikaitkan dengan budaya Jawa. Kajian tulisan ini menjawab apa yang dimaksud dengan istilah Nusantara dengan memberi batasan wilayah yang tepat, dan menjawab bagaimana hubungan falsafah hidup Nusantara dengan ajaran Islam sehingga fusi Islam dan Nusantara melahirkan corak keberagamaan yang toleran yang membedakan dari praktek Islam di negara-negara Arab dan di Timur-tengah.