AGUS TRILAKSANA
Unknown Affiliation

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Avatara

PERKEMBANGAN BATIK TULIS DI DESA KLAMPAR KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2009-2017 EKA PRASETYANINGRUM, MERIDIANA; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan Batik Tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan Tahun 2009-2017 Madura tidak hanya identik dengan garam maupun kerapan sapi, akan tetapi juga memiliki kekayaan yang tidak terhingga yang diwariskan turun-temurun berupa keterampilan membatik. Kabupaten Pamekasan merupakan satu-satunya kabupaten di pulau Madura yang telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur sebagai kota batik pada tahun 2009. Penetapan Kabupaten Pamekasan sebagai kota batik seharusnya dapat memberikan dampak dalam hal peningkatan ekonomi pengrajin batik tulis Desa Klampar Kecamatan Proppo Pamekasan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ?Perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan tahun 2009-2017?. Rumusan masalah dam penelitian ini adalah tentang 1) bagaimana sejarah munculnya batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 2) Bagaimana perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 3) Bagaimana dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejarah batik tulis Desa Klampar, mendeskripsikan perkembangan batik tulis Desa Klampar, dan menganalisis dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar. Terkait dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti terdapat langkah-langkah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan setiap tahunnya mengalami penurunan harga yang cukup signifikan yang diawali pada tahun 2012, tahun 2015 harga batik tulis Desa Klampar sempat mengalami kenaikan harga dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2017. Kerajinan batik tulis Desa Klampar memberikan dampak yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Klampar diantaranya terbukanya lapangan pekerjaan khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga yang dapat mengisi waktu luangnya dengan membatik sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Klampar. Kata Kunci: Batik Tulis, Desa Klampar, Perkembangan
PERKEMBANGAN BATIK TULIS DI DESA KLAMPAR KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2009-2017 EKA PRASETYANINGRUM, MERIDIANA; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan Batik Tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan Tahun 2009-2017 Madura tidak hanya identik dengan garam maupun kerapan sapi, akan tetapi juga memiliki kekayaan yang tidak terhingga yang diwariskan turun-temurun berupa keterampilan membatik. Kabupaten Pamekasan merupakan satu-satunya kabupaten di pulau Madura yang telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur sebagai kota batik pada tahun 2009. Penetapan Kabupaten Pamekasan sebagai kota batik seharusnya dapat memberikan dampak dalam hal peningkatan ekonomi pengrajin batik tulis Desa Klampar Kecamatan Proppo Pamekasan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ?Perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan tahun 2009-2017?. Rumusan masalah dam penelitian ini adalah tentang 1) bagaimana sejarah munculnya batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 2) Bagaimana perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 3) Bagaimana dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejarah batik tulis Desa Klampar, mendeskripsikan perkembangan batik tulis Desa Klampar, dan menganalisis dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar. Terkait dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti terdapat langkah-langkah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan setiap tahunnya mengalami penurunan harga yang cukup signifikan yang diawali pada tahun 2012, tahun 2015 harga batik tulis Desa Klampar sempat mengalami kenaikan harga dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2017. Kerajinan batik tulis Desa Klampar memberikan dampak yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Klampar diantaranya terbukanya lapangan pekerjaan khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga yang dapat mengisi waktu luangnya dengan membatik sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Klampar. Kata Kunci: Batik Tulis, Desa Klampar, Perkembangan
TARI PENTUL MELIKAN KABUPATEN NGAWI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER RAHMAWATI, YETI; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari Pentul Melikan sebagai media pendidikan karakter sangat penting peranannya karena dalam tari Pentul Melikan banyak sekali pesan-pesan moral yang dapat digunakan sebagai media untuk memupuk kepribadian anak agar memiliki sikap dan perilaku yang mulia. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Apakah pada Tari Pentul Melikan terdapat nilai-nilai karakter untuk penguatan pendidikan karakter. (2) Apakah makna-makna simbolik tari Pentul Melikan dapat menjadi kurikulum penguatan pendidikan karakter. (3) Bagaimana respon masyarakat di Dukuh Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi terhadap tari Pentul Melikan sebagai media pendidikan karakter.Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Tari Pentul Melikan didalamnya memuat pendidikan karakter yang dapat dilihat dari gerakan tari Pentul Melikan, gamelan, busana dan warna busana tari Pentul Melikan dan topeng Pentul Melikan. Pendidikan karakter tersebut diantaranya adalah keagamaan, toleransi, disiplin, jujur, kerja keras, cinta tanah air, semangat kebangsaan, gotong royong, tanggungjawab. (2) Tari Pentul Melikan pada dasarnya juga dapat dijadikan sebagai kurikulum penguatan karakter anak yang bisa dimasukkan dalam Kompetensi Inti (KI) kedua dalam kurikulum 2013 dan dapat dimasukkan dalam bahan ajar yang dapat diajarkan secara tidak langsung melalui pembiasaan dan keteladanan. (3) Masyarakat Dukuh Melikan sudah memahami dan mengetahui sejak jaman dahulu jika tari Pentul Melikan digunakan sebagai media pendidikan karakter dan diajarkan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.Kata Kunci : Tari Pentul Melikan, Pendidikan Karakter, Respon Masyarakat
PERKEMBANGAN KOPERASI BATIK “PEMBATIK” DI KABUPATEN PONOROGO TAHUN 1953-1970 TANFIDZI DHARMA PUTRA, AHMAD; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPada tahun 1940-an pengusaha batik di Kabupaten Ponorogo mengalami kendala dalam menjalankan usahanya. Hal itu disebabkan oleh sulitnya mendapatkan bahan baku batik (cambrics). Pengadaan bahan baku batik dalam negeri saat itu masih dimonopoli oleh pihak asing, yang menjadikan harga bahan baku menjadi melambung tinggi. Akhirnya para pengusaha batik di Kabupaten Ponorogo mencari jalan keluar dari permasalahan ini dengan mendirikan sebuah koperasi batik yang bertujuan untuk memudahkan pelayanan atas kebutuhan-kebutuhan pengusaha batik.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah proses heuristik yaitu pencarian sumber-sumber sejarah yang dibutuhkan, kemudian melalui tahapan kritik yaitu penyaringan sumber sesui dengan topik penelitin, kemudian menuju tahapan intepretasi yaitu penafsiran sumber sejarah, dan terakhir adalah historiografi yaitu penulisan fakta sejarah kedalam bentuk text atau bacaan.Hasil dari penelitian ini adalah, Koperasi Batik ?Pembatik? berdiri pada tanggal 9 Desember 1953 di rumah Bapak Wongsohartono di Desa Pondok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Koperasi Batik pembatik merupakan hasil fusi atau peleburan dari pada tiga koperasi batik yang sebelumnya sudah ada di Kabupaten Ponorogo yaitu Koperasi Batik Kertosari, Koperasi Batik Patian Wetan dan Koperasi Batik Perbaikan Pondok Ponorogo. Tujuan berdirinya koperasi batik ini adalah untuk melayani para pengusaha batik di Kabupaten Ponorogo dalam hal kebutuhan bahan-bahan membatik juga melakukan fungsi pemasaran terhadap produk yang dihasilkan oleh anggota koperasi batik. Koperasi Batik Pembatik mencapai masa kejayaannya yaitu pada periode tahun 1960-an. Namun pada periode tahun 1970-an Koperasi Batik Pembatik mulai mengalami masa-masa sulit. Hal ini diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang kurang berpihak, serta sulitnya regenerasi yang dihadapi oleh pengusaha batik di wilayah Kabupaten Ponorogo.Kata Kunci: Batik, Ponorogo, Koperasi Batik, Koperasi Batik Pembatik Ponorogo.
DIVERSIFIKASI USAHA TANI DI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 1980-2003 ASLIKHAH, ZUYYINATUL; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wacana diversifikasi sudah ada sejak awal dekade 1960an untuk mengantisipasi kebutuhan atau permintaan akan jenis tanaman pangan. Namun mulai diberlakukan sejak dikeluarkannya Inpres no 14 tahun 1974 tentang perbaikan menu makanan rakyat yang didalamnya memuat adanya penganekaragaman jenis dan meningkatkan mutu gizi makanan rakyat. Kebijakan inilah yang harus diterapkan oleh rakyat terutama petani diseluruh wilayah Indonesia tak terkecuali petani di Kecamatan Gajah. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) mengapa di lakukannya diversifikasi usaha tani di Kecamatan Gajah Kabupaten Demak tahun 1980-2003. (2) bagaimana dampak terjadinya diversifikasi usaha tani terhadap peningkatan ekonomi petani di Kecamatan Gajah Kabupaten Demak tahun 1980-2003. Hasil penelitian ini adalah diversifikasi usaha tani yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Gajah merupakan diversifikasi secara horizontal dengan sistem rotasi tanaman dan tumpang sari. Sistem rotasi yang dilakukan adalah petani menanam tanaman padi-padi-palawija. Faktor yang mempengaruhi adanya diversifikasi yang dilakukan oleh petani di kecamatan Gajah selain adanya kebijakan pemerintah juga untuk mengurangi dampak dari intensifikasi pertanian yang menyebabkan lahan sawah menjadi tidak kondusif sehingga hama dan penyakit dapat berkembangbiak dan juga mengurangi resiko kerugian akibat kegagalan panen maupun harga jual komoditas turun. Diterapkannya diversifikasi usaha tani menjadikan tingkat kesejahteraan masyarakat desa di wilayah kecamatan Gajah meningkat, hal ini dapat dilihat dari presentase bahwa penduduk yang bersekolah meningkat sebesar 15% dari jumlah penduduk di kecamatan Gajah. Selain itu pendapatan ekonomi petani juga meningkat dari tahun ke tahun karena jumlah produksi meningkat sebesar 10% ditahun 2003 dari jumlah sebelumnya ditahun 1980 sebesar 31.963 ton.
PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU TAHUN 2009-2013 AYU RAMADHANI, DIAN; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Letak geografis Pulau Madura terpisah dengan Surabaya yang mengakibatkan Pulau Madura tertinggal dari wilayah-wilayah di Jawa Timur. Upaya pemerintah dalam meningkatkan perekonomian di Pulau Madura dengan di bangun Jembatan Suramadu. Pembangunan Jembatan Suramadu menjadi akses yang efisien dan efektif dalam meningkatkan mobilitas perekonomian. Pertumbuhan ekonomi sebagai penggerak dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Bangkalan.?Perkembangan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bangkalan Tahun 2009-2013?.Penelitian ini mengambil rumusan masalah yaitu 1. Apa arti penting Jembatan Suramadu bagi masyarakat Kabupaten Bangkalan ? 2. Bagaimana peranan Jembatan Suramadu dalam perkembangan sosial-ekonomi Kabupaten Bangkalan 2009-2013 ? Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi.Pembangunan berdampak pada perubahan, baik perubahan positif maupun negatif. Arti penting Jembatan Suramadu bagi masyarakat Kabupaten Bangkalan yaitu mudahnya akses transportasi akan mendorong meningkatnya mobilitas sosial serta peralihan mata pencaharian masyarakat Kabupaten Bangkalan akibat perubahan fungsi lahan. peranan Jembatan Suramadu bagi perkembangan sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Bangkalan yaitu meningkatnya pendapatan daerah serta pendapatan masyarakat Kabupaten Bangkalan setelah beroperasinya jembatan suramadu, pengusaha di Kabupaten Bangkalan dapat mengembangkan usahanya di luar daerah akibat akses transportasi yang semakin mudah yaitu sejak beroperasinya Jebatan Suramadu.Kata Kunci : Sosial, Ekonomi, Suramadu, Kabupaten Bangkalan
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 1981-2008 ZULAIKA, SITI; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemiskinan merupakan suatu kondisi sosial ekonomi manusia yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar yang menjadi hak manusia meliputi kebutuhan pangan, kesehatan, Pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak dalam partisipasi kehidupan sosial politik. Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu daerah yang tergolong dalam daerah yang paling miskin, dalam urutan nomer dua paling miskin di Jawa Timur. Kabupaten Bojonegoro digambarkan sebagai salah satu daerah yang termiskin antara tahun 1981 sampai tahun 2004. Berdasarkan dengan hal tersebut memunculkan persoalan bahwa (1) Apa yang melatarbelakangi kemiskinan yang ada di Kabupaten Bojonegoro antara tahun 1981?2008 ? (2) Mengapa Kabupaten Bojonegoro merupakan wilayah yang masuk dalam kategori miskin antara tahun 1981-2008? (3) Bagaimana upaya pemerintah daerah untuk menanggulangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro tahun 1981-2008.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro disebabkan karena sumber daya manusia yang masih rendah. Kurangnya inovasi, kreativitas dan kesempatan untuk bersosialisasi juga mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan, diantaranya persoalan masyarakat yang melingkar antara lemahnya masyarakat yang miskin dalam mengembangkan potensi diri dan tertutupnya potensi diri untuk lebih berkembang di kalangan masyarakat. Kemudian birokrasi pemerintah daerah selama tahun 1981-2008 masih kurang baik, sehingga menyebabkan kemiskinan yang berkelanjutan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Kabupaten Bojonegoro berada dalam kategori kemiskinan yaitu termasuk wilayah Kabupaten Bojonegoro sendiri, kurangnya irigasi, termasuk daerah terisolir dan peran pemeritahan yang kurang baik. penanggulangan kemiskinan yang ada di Kabupaten Bojonegoro dilakukan dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan melakukan revitalisasi pembangunan daerah, serta memperbaiki beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan yang ada di Kabupaten Bojonegoro.Kata Kunci : Penanggulangan Kemiskinan, Perekonomian, Kebijakan
PERKEMBANGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA (IPSI) TAHUN 1948-1973 YULIO PRATAMA, RENDRA; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikatan Pencak Silat Indonesia merupakan induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia. Sebelum IPSI berdiri perguruan merupakan organisasi pencak silat dalam scope daerah. Berdirinya IPSI sempat menuai protes dari beberapa perguruan yang telah berkembang sebelumnya. Beberapa tokoh merasa bahwa IPSI didominasi oleh beberapa perguruan pencak silat saja. Egosentrisme perguruan saat itu sangalah kuat, mereka ingin perguruannya dijadikan wadah organisasi nasional pencak silat. IPSI berdiri sebagai wadah baru organisasi nasional pencak silat nasional. Salah satu tujuan berdirinya IPSI adalah untuk melestarikan dan mengembangkan pencak silat serta mempersatukan semua aliran dan perguruan pencak silat yang ada di Indonesia. Saat Kongres I IPSI yang dihadiri berbagai tokoh pencak silat sempat terjadi perbedaan pendapat mengenai IPSI. Usaha penyatuan aliran dan perguruan pencak silat merupakan langkah awal untuk mengembangkan dan melestarikan pencak silat di Indonesia. Tahun 1957, berdiri organisasi pencak silat baru di Jawa Barat yakni Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI). Berdirinya PPSI menimbulkan dualisme pembinaan pencak silat di Indonesia. Hal tersebut memberi dampak tersendiri bagi perkembangan IPSI, namun pada Tahun 1973 PPSI bersedia bergabung dengan IPSI. Kehadiran IPSI juga memberikan peran tersendiri bagi perkembangan pencak silat di Indoneisia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait perkembengan Ikatan Pencak Silat Indonesia dengan judul penelitian ?Perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Tahun 1948-1973?. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia pada kurun waktu 1948- 1973. Dalam penelitian ini juga akan berisi analisis tentang dualisme pembinaan pencak silat dan peran IPSI dalam mengembangkan pencak silat di Indonesia. Penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi untuk mendukung penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sumber tertulis berupa arsip, dan buku sejaman serta sumber lisan yang diperoleh melalui wawancara dengan tokoh atau pengurus IPSI dan PPSI mulai bulan April hingga Juli 2018.
MUSIK KENDANG KEMPUL TAHUN 1980-2008 SATRIA PUTRA MAHENDRA, AKBAR; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Awal redupnya dunia musik di Banyuwangi disebabkan oleh Stigmastisasi negatif pada kesenian musik Angklung, dimana musik Angklung tersebut telah melahirkan lagu yang digunakan PKI dalam menyuarakan Revolusinya, yakni Genjer-Genjer. Musik Kendang Kempul dinilai sebagai musik populer daerah setelah redupnya dunia musik Banyuwangi. Musik Kendang Kempul mewarnai industri musik Banyuwangi tepat pada masa Orde Baru, dengan membawa semangat kedaerahan namun tetap pada konteks ke-Bhineka an. Namun, Kendang Kempul bukanlah musik yang populer di segala zaman. Musik kendang Kempul juga sempat redup di akhir dekade 1990?an, salah satunya dikarenakan faktor sosial politik pada akhir tahun 1998. Jenis musik Kendang Kempul baru muncul kembali di dekade 2000?an. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang (1) Bagaimana latar belakang lahirnya musik Kendang Kempul di Banyuwangi; (2) Bagaimana sejarah perjalanan musik Kendang Kempul Banyuwangi pada era 1980 ? akhir 90?an; serta (3) Bagaimana perubahan dan pengembangan yang terjadi pada musik Kendang Kempul era reformasi tahun 1998 ? 2008. Metode dalam penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. Heuristik (pengumpulan sumber) didapatkan peneliti di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur berupa CD Album Kendang Kempul. Sumber berupa hasil wawancara dilakukan kepada Narasumber yang berkaitan dengan perkembangan musik Banyuwangi. Kritik sumber dilakukan peneliti agar sumber yang didapatkan oleh peneliti dapat dijadikan sebagai sumber interpretasi data. Interpretasi data yang dilakukan berupa analisis sumber yang dikaitkan dengan kondisi pada saat itu. Historiografi merupakan metode akhir dalam penelitian, yakni dengan menuliskan hasil dari penelitian dalam bentuk tulisan. Hasil penelitian ini adalah tentang proses bagaimana dunia musik di Banyuwangi tumbuh dan berkembang, mulai dari musik yang paling tradisional hingga berubah menjadi musik kontemporer. Pasca kejadian PKI ?65. Banyak dari para musisi Banyuwangi dicurigai berkaitan dengan PKI, hal itulah yang dinamakan labeling atau stigmatisasi. Sampai pada era ?80-an sebuah orkes yang digawangi oleh Sutrisno, dan kawan-kawan dengan nama Arbas (Arek Banyuwangi asli) mulai mempopulerkan kendang kempul namun dengan balutan-balutan musik yang berkembang pada saat itu, atau dengan kata lain mengikuti alur perkembangan zaman. Pembahasan juga mencakup proses perkembangan musik Kendang Kempul yang dinamis, mulai dari kemunculannya, bagaimana musik itu berkembang, sampai terdapat grup pembaharu Kendang Kempul, yakni POB. Peneliti juga menjabarkan bagaimana faktor-faktor redupnya Kendang Kempul Lama dan Kemunculan Kendang Kempul ala POB, sekaligus sejarah dan perjalanan karir POB di dunia musik.
PERKEMBANGAN TARI TAYUNG RACI SEBAGAI KESENIAN KHAS DESA RACI KULON KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK TAHUN 2012-2017 SABANIYAH, SYARIFATUS; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari tayung raci merupakan kesenian dari Desa Raci Kulon Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Tari tayung raci menggambarkan tentang kisah kepahlawanan yang dilakukan oleh Kanjeng Demang Sindupati dalam memimpin prajurit (para pemuda Desa Raci Kulon) dalam melakukan perlawanan terhadap para penjajah Belanda. Tari tayung raci merupakan ikon budaya masyarakat Desa Raci Kulon sebagai simbol keberanian dalam menegakkan kebenaran. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil rumusan masalah tentang (1) Apa yang melatarbelakangi masyarakat Desa Raci Kulon menghidupkan kembali Tari Tayung Raci? (2) Bagaimana perkembangan Tari Tayung Raci pada tahun 2012-2017? (3) Apakah makna simbolis yang ada pada Tari Tayung Raci?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah, yaitu (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interpretasi, dan (4) historiografi.Hasil penelitian ini adalah pada masa penjajahan Belanda Desa Raci Kulon dipimpin oleh Demang Sinduh Patih berusaha untuk mengusir para penjajah. Sehingga Demang memerintahkan menciptakan sebuah tari untuk membangkitkan semangat para pemuda Desa Raci Kulon, kemudian kesenian ini berubah fungsi sebagai hiburan dan tradisi di Desa Raci Kulon. Namun, pada tahun 1987 tari tayung ini mulai ditinggalkan dan kembali ditam pilkan pada tahun 2014. Sejak ditampilkan kembali tari tayung Raci mengalami beberapa berkembangan baik dari pemain, tata busana, maupun instrumen pengiring. Selain itu terdapat makna-makna simbolik yang ada didalam tari Tayung Raci yang menggambarkan kegagahan dan kelincahan dari para tayung/ punggawa. Makna simbolis gerak pada tari tayung menggambarkan gerak yang dinamis dan heroik. Untuk makna alat penggiring berfungsi sebagai pemberi semangat dalam mengusir penjajah dengan menjalin kesatuan dan persatuan.