Yeyen Damanik
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERIMAAN TES HIV OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS TOMUAN KOTA PEMATANGSIANTAR Damanik, Yeyen
JURNAL HEALTH REPRODUCTIVE Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan merupakan penyakit menular yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan anak. Data WHO melaporkan bahwa cakupan ibu hamil yang sudah melakukan tes HIV mengalami peningkatan, kecuali Indonesia yang masih tetap paling rendah yaitu < 1%. Pematangsiantar merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Utara merupakan penyumbang angka HIV/AIDS yaang cukup tinggi dalam peringkat ke 3 besar dari 34 kabupaten Kota di Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 8 ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di 2 Puskesmas Kota Pematangsiantar, berbagai alasan dikemukaan oleh ibu hamil untuk menerima dan menolak tes HIV. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa faktor – faktor yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV pada Ibu hamil di Puskesmas Tomuan Kota Pematangsiantar tahun 2019. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC trimester III di dua Puskesmas di Kota Pematangsiantar yaitu Puskesmas Tomuan dan Puskesmas Martoba dengan jumlah sampel 94 orang. Analisis bivariut menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian didapati factor yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV pada ibu hamil adalah pengetahuan tentang HIV (p-value 0.001), pekerjaan (p-value 0.001), pendidikan (p-value 0.001), ANC (p-value 0.001)dan dukungan keluarga (p-value 0.000) serta dukungan suami (p-value 0.003). Berdasarkan nilai ratio prevalensi dapat dilihat variabel ukungan keluarga merupakan variabel yang paling dominan hubungannya dengan penerimaan tes HIV. Oleh sebab itu petugas kesehatan agar memberikan informasi yang selengkap lengkapnya tentang tes HIV selama kehamilan untuk meningkatkan dukungan yang diberikan pada ibu agar menerima tes HIV
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIV/AIDS DAN PENULARAN DARI IBU KE BAYI DI PUSKESMAS TAMBUN NABOLON KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2020 Damanik, Yeyen
JURNAL HEALTH REPRODUCTIVE Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HIV/AIDS merupakan masalah kesehatandi seluruh dunia termasuk Indonesia. Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia terus mengalami peningkatan begitu pula kasus HIV pada perempuan dan anak. Tes HIV selama kehamilan merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan HIVdari ibu ke anak. WHO memperkirakan sekitar 34 juta orang di dunia terjangkit HIV. Laporan ditjen PP & PL HIV/AIDS di Indonesia dari seluruh ibu hamil yang positif HIV/AIDS sebanyak 1.329 orang (3,01%). Risiko penularan HIV dari ibu keanak tersebut diperkirakan 5-10% selama kehamilan,10-20% selama persalinan dan 5-20% selama menyusui. Lebih dari 90% kasus anak yang terinfeksi HIV,ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak atau mother to child HIV transmission (MTCT) (Kemenkes,2012). Penelitian ini merupkan Penelitan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Tambun Nabolon bulan Januari tahun 2020 berjumlah 122 orang orang ibu hamil Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 orang ibu hamil dan Tehknik pengambilan sample menggunakan Tehknik accidental sampling data yang di kumpulkan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS berdasarkan pendidikan, baik terbanyak pada tingkat pedidikan Perguruan Tinggi sebanyak 7 orang (18.91%) dan pengetahuan kurang terbanyak pada pendidikan dasar sebanyak 10 orang (27.02%), berdasarkan pekerjaan terbanyak pada ibu yang bekerja. sebanyak 8 orang (21.62%) dan pengetahuan kurang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 19 orang (51.35%). Dari 37 responden secara umum yang memiliki pengetahuan Tentang HIV/AIDS dalam kategori baik sebanyak 14 orang (37.83%) sedangkan pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 23 orang (62.16%).
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI PUSKESMAS TAPAIAN DOLOK Yeyen Damanik; Ribka Nova Sartika Sembiring
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jkmlh.v6i1.1919

Abstract

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga pada umumnya. Kehamilan yang diharapkan oleh seorang wanita dalam keadaan normal, sehat dan tidak menyulitkan baik bagi calon ibu maupun bayi. Penyakit yang dialami selama kehamilan akan berdampak kurang menguntungkan bagi bayi. Salah satu penyakit yang saat ini sangat ditakuti adalah Human Immunodeficiency Virus . Menurut World Health Organization hal ini disebabkan belum ada vaksin untuk mencegah HIV/AIDS dan untuk pengobatannya juga belum ditemukan. PMTCT adalah sebuah strategi untuk memberikan harapan bagi anak-anak untuk lahir bebas dari HIV dari ibu yang terinfeksi. Penularan HIV dari Ibu ke anak tanpa adanya upaya pencegahan adalah sebesar 20%-45%. Dengan pencegahan yang berkualitas angka tersebut dapat diturunkan hingga sekitar 2%-5%. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak, data Kementerian Kesehatan tahun 2012 menunjukkan dari 21.103 ibu hamil yang menjalani tes HIV, terdapat 534 orang atau 2,6 % diantaranya positif terinfeksi HIV. Prevalensi HIV pada ibu hamil di proyeksikan meningkat dari 0,38% pada tahun 2012 dan menjadi 0,49% pada tahun 2016, dan jumlah ibu hamil HIV positif yang memerlukan layanan PPIA juga akan meningkat dari 13.189 orang tahun 2012 menjadi 16.191 orang pada tahun 2016. Keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini pendidikan berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki ibu. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar, jadi semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin mudah pula menerima informasi, sehingga banyak pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai- nilai baru yang diperkenalkan. Selain itu tingkat pendidikan berkaitan dengan pendapatan seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan makan semakin tinggi pulang pendapatan yang dihasilkan .
Pemberian Buah Kurma Guna Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 5 Kota Pematang Siantar Vera Renta Siahaan; Safrina Daulay; Yeyen Damanik; Tengku Sri Wahyuni
Jurnal Perak Malahayati Vol 4, No 1 (2022): Vol.4 No 1,Mei 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.878 KB) | DOI: 10.33024/jpm.v4i1.6737

Abstract

Pendahuluan Kadar hemoglobin yang kurang berdasarkan nilai rujukan, merupakan salah satu tanda dari anemia. Remaja putri  merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia sebesar 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan penderita berumur 15-24 tahun sebesar 18,4%.Tujuan Pengabdian masyarakat ini adalah untuk membantu meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam mencegah anemia melalui konsumsi buah kurma di SMAN 5 Kota Pematang Siantar.Metode yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini menilai kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan kurma selama 21 hari, penyuluhan tentang manfaat kurma dan anemia. Dilakukan pada 70 orang remaja putri (siswi SMA Negeri 5 Pematangsiantar).Hasil pemeriksaan Hb sebelum diberikan kurma sebanyak 28 siswi mengalami anemia ringan (40%) dan 1 siswi mengalami anemia sedang (1.4%). Sesudah diberikan kurma selama 21 hari diperoleh hasil sebanyak 52 siswi mengalami peningkatan kadar Hb (84.28%), dan 11 siswi tidak mengalami peningkatan Hb (15.71%).Kesimpulan Kurma bermanfaat terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Diperlukan penyuluhan tentang manfaat kurma terhadap siswi remaja putri tentang manfaat kurma terhadap anemia. Kata Kunci : anemia, kurma, remaja putri ABSTRACT Introdusction The Deficiency of hemoglobin levels based to reference score is one sign of anemia. Youth Female is a group susceptible exposed to anemia.According to the 2013 Basic Health Research (Riskesdas) data, the prevalence of anemia in Indonesia is 21.7%, with anemia sufferers aged 5-14 years being 26.4% and patients aged 15-24 years being 18.4%. The purpose of this community service is to increase youth girl knowledge to preventive anemia through kurma fruit in SMAN 5 Pematangsiantar City. The Method used in this community service is to give counseling about anemia and the benefit of kurma after that, we check the score of level hemoglobin before and after consume kurma for 21 days. It did on 70 female students in SMAN 5 Kota Pematangsiantar.The result show before the female students consume kurma is 28 students have low anemia (40%) and a student middle anemia (1.4%). After they consume kurma for 21 days, the results show  52 students have an increase of hemoglobin  (84,28%) and,  11 students are no different in hemoglobin levels (15,71%).Conclusion Kurma fruits are a benefit for increase hemoglobin levels. Counseling about the advantage of kurma for anemia required for female students. Kata Kunci : anemia, kurma, youth girl 
ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERIMAAN TES HIV OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS TOMUAN KOTA PEMATANGSIANTAR Yeyen Damanik
Jurnal Reproductive Health Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan merupakan penyakit menular yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan anak. Data WHO melaporkan bahwa cakupan ibu hamil yang sudah melakukan tes HIV mengalami peningkatan, kecuali Indonesia yang masih tetap paling rendah yaitu < 1%. Pematangsiantar merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Utara merupakan penyumbang angka HIV/AIDS yaang cukup tinggi dalam peringkat ke 3 besar dari 34 kabupaten Kota di Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 8 ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di 2 Puskesmas Kota Pematangsiantar, berbagai alasan dikemukaan oleh ibu hamil untuk menerima dan menolak tes HIV. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa faktor – faktor yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV pada Ibu hamil di Puskesmas Tomuan Kota Pematangsiantar tahun 2019. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC trimester III di dua Puskesmas di Kota Pematangsiantar yaitu Puskesmas Tomuan dan Puskesmas Martoba dengan jumlah sampel 94 orang. Analisis bivariut menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian didapati factor yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV pada ibu hamil adalah pengetahuan tentang HIV (p-value 0.001), pekerjaan (p-value 0.001), pendidikan (p-value 0.001), ANC (p-value 0.001)dan dukungan keluarga (p-value 0.000) serta dukungan suami (p-value 0.003). Berdasarkan nilai ratio prevalensi dapat dilihat variabel ukungan keluarga merupakan variabel yang paling dominan hubungannya dengan penerimaan tes HIV. Oleh sebab itu petugas kesehatan agar memberikan informasi yang selengkap lengkapnya tentang tes HIV selama kehamilan untuk meningkatkan dukungan yang diberikan pada ibu agar menerima tes HIV