Mensie Martha Lovianie
STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROEMULSI EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) DAN MIKROEMULSI DAUN BUNGUR (Lagerstronemia speciosa L. Pers.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI KOLESTEROL Mensie Martha Lovianie; Dewi Shoimah; Ahmad Yanor
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.396 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v3i1.133

Abstract

Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah yang dipercaya masyarakat dayak dapat menurunkan kadar kolesterol. Senyawa dalam tanaman bawang dayak yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah flavonoid, saponin, dan tanin. Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa obat yaitu tumbuhan bungur (Lagerstronemia speciosa L. Pers.). Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun bungur mengandung flavonoid sebanyak 13,65%. Flavonoid telah terbukti dapat memperbaiki profil lipid darah dan memiliki efek vasoprotektif (Shipp dan Abdel-Aal, 2010).Penelitian menggunakan 15 ekor tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi pakan tinggi kolesterol. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif mikroemulsi placebo, kontrol positif mikroemulsi simvastatin 0,18 mg/200 g BB tikus, serta kelompok perlakuan mikroemulsi bawang dayak dan mikroemulsi daun bungur 180 mg/200 g BB tikus yang diberikan secara peroral. Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan pada hari ke-0 (kadar awal), hari ke-21 (kadar setelah induksi) dan hari ke-28 (kadar setelah perlakuan). Persen penurunan kadar kolesterol total dalam darah dianalisis secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%.Hasil uji statistika menyatakan ada perbedaan antara kelompok kontrol negatif dengan dengan kelompok perlakuan mikroemulsi bawang dayak memiliki nilai signifikansi 0,000 sedangkan pada kelompok kontrol positif dan kelompok mikroemulsi bawang dayak tidak ada perbedaan yang signifikan memiliki nilai signifikansi 0,782. Mikroemulsi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) dapat menurunkan kadar kolesterol total tikus yang diinduksi pakan tinggi kolesterol dan memiliki kemampuan yang sebanding dengan mikroemulsi simvastatin. Kata kunci : Mikroemulsi, bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb), daun bungur (Lagerstronemia speciosa L. Pers.), kolesterol total, simvastatin.
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN EMULGEL KITOSAN-EKSTRAK DAUN TAPAK DARA (CATHARANTUS ROSEUS (L.) G. DON.) DAN EMULGEL KITOSAN-EKSTRAK KULIT PISANG AMBON (MUSA PARADISIACA L.) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KELINCI Mensie Martha Lovianie; Susi Nurmanila; Mustika Mustika
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.147 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i2.127

Abstract

Kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, salah satu masalah kesehatan yang menyerang sistem perlindungan tubuh paling luar, yaitu kulit. Luka bakar pada kulit, luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermis (Rismana et al., 2013). Daun tapak dara (Catharantus roseus (L.) G. Don.) telah dibuktikan berkhasiat sebagai diuretik, hipotensif, sedatif, hemostatis yang diketahui mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin (Dewi et al., 2013).Kulit pisang ambon (Musa paradisiaca L.) memiliki beberapa efek farmakologi, seperti sebagai obat diare, uremia, hipertensi, disentri, diabetes dan luka bakar. Selain itu, tanaman pisang juga dapat digunakan untuk mengurangi reaksi inflamasi, nyeri, dan mengatasi gigitan ular serta mampu menyembuhkan luka bakar (Imam and Akter, 2011). Kulit pisang mengandung flavonoid, tanin, dan saponin (akpuaka and ezem, 2011). Pada penelitian ini digunakan hewan uji kelinci yang dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing diberi perlakuan berbeda. Setiap kelinci dibuat luka bakar pada bagian punggung kiri dan kanan. Kemudian, kelinci yang telah dibuat luka bakar diberikan perlakuan dengan pengolesan bioplacenton, placebo, formulasi I (10% dan 15%) dan formulasi II (20% dan 30%).  Lalu mengamati dan mencatat pengecilan diameter luka bakar setiap hari. Sediaan emulgel kitosan-ekstrak daun tapak dara yang efektif untuk penyembuhan luka bakar pada kelinci dengan konsentasi ekstrak 30% dan emulgel kitosan ekstrak kulit buah pisang ambon (Musa Paradisiaca L.) dengan konsentrai ekstrak 20%. Kata Kunci: Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharantus Roseus (L.) G. Don.), Ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon (Musa Paradisiaca L.), Luka Bakar.
PEMBUATAN LOTION TABIR SURYA TEPUNG TULANG SOTONG (Sepia officinalis) DENGAN PERBANDINGAN EMULGATOR Mensie Martha Lovianie
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.019 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v1i2.169

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang berjudul Pembuatan Lotion Tabir Surya Tepung Tulang Sotong Dengan Perbandingan Emulgator. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan emulgator yang menghasilkan formula sedian lotion yang memiliki kestabilan organoleptis, homogenitas, pH, dan iritasi sediaan yang paling baik. Formula lotion tepung tulang sotong dibuat dengan menggunakan emulgator anionik dengan konsentrasi asam stearat 8% dan trietanolamin 4%, nonionik dengan dengan konsentrasi span 60 3% dan tween 80 10%. Pengujian kestabilan lotion dilakukan sebelum dan sesudah kondisi dipercepat pada suhu C dan C selama 12 jam secara bergantian sebanyak 10 siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula nonionik merupakan sediaan lotion yang paling baik dalam penelitian ini