Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA JUMLAH TITIK PANAS (HOTSPOT) TERHADAP INDEX STANDAR PENCEMARAN UDARA (ISPU) SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS UDARA DI KOTA PONTIANAK Rezki Maulana; Dian Rahayu Jati; Laili Fitria
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 5, No 1 (2017): JURNAL 2017
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v5i1.19650

Abstract

ABSTRAKPencemaran udara di Kota Pontianak sebagian besar disebabkan oleh pembukaan lahan yang di lakukan oleh masyarakat untuk membuka lahan pertanian baru, perumahan serta industri. Aktivitas ini selain menyebabkan dari pencemaran udara juga mengakibatkan munculnya Titik Panas (Hotspot) dari kebakaran hutan yang terjadi paling banyak pada musim kemarau. Sebagian besar kebakaran hutan terjadi pada lahan gambut yang berpotensi menghasilkan kabut asap. Kabut asap ini menyebabkan adanya perubahan kualitas udara. Untuk mengetahui adanya hubungan antara memburuknya kualitas udara akibat kebakaran hutan maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat korelasi antara ISPU dengan jumlah titik panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah titik panas (Hotspot) tahun 2010 – 2015 di Kota Pontianak, mengetahui konsentrasi parameter kualitas udara () dari data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)dan menganalisa hubungan antara jumlah titik panas (Hotspot) dengan konsentrasi parameter () dari data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Pontianak tahun 2010 – 2015. Data yang digunakan adalah data titik panas (Hotspot) yang didapat dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat dan nilai  dari data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang di dapat dari Dinas Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak dengan menggunakan alat Fix Station AQMS. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis statistik korelasi terhadap dua data tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada rentang tahun 2010 hingga 2015, jumlah titik panas (Hotspot) tertinggi terjadi pada tahun 2014 pada bulan Februari dengan jumlah 37 titik panas (Hotspot). Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tertinggi terjadi pada tahun 2010 pada Bulan Oktober dengan jumlah rata-rata 256,38 ug/m3. Sementara titik panas (Hotspot) terendah terjadi pada tahun 2010 pada Bulan Januari dengan jumlah 2 titik panas (Hotspot), sedangkan nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) terendah terjadi pada tahun 2013 pada Bulan Maret dengan jumlah rata-rata 121,1 ug/m3. Hal ini terjadi karena titik panas (Hotspot) yang tertangkap oleh satelit NOAA bukan hanya berasal dari kebakaran hutan tetapi juga dari sumber lain sepeti asap transportasi, pabrik maupun pembakaran untuk buka lahan pertanian dan perumahan yang baru. Satelit NOAA dapat menangkap titik  yang lebih panas dari lingkungan sekitarnya.Untuk mengetahui kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut, dilakukan analisa korelasi dengan program SPSS. Pada uji korelasi antara jumlah Hotspot dengan nilai  pada tahun 2014, didapatkan nilai signifikan 0,028 (kurang dari 0,05), yang berarti ada hubungan secara signifikan antara jumlah hotspot dengan nilai PM10.Pada tahun 2010, didapatkan nilai signifikan 0,552 (lebih dari 0,05) yang artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara jumlah hotspot dengan nilai PM10. Kata Kunci : Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara,titik panas (hotspot) 
PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI ACEH Rezki Maulana; Cut Zakia Rizki; Fitrah Afandi ZT
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 2 (2023): MEI 2023
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSYIAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimekp.v8i2.26043

Abstract

AbstractThis study aims to analyze how the influence of the labor force participation rate, unemployment rate, and education level on economic growth in Aceh Province. The data used in this study is secondary data, namely panel data consisting of 23 districts/cities in Aceh Province from 2015 to 2020. The method used is panel data regression with the Fixed Effect Model (FEM). The results of this study indicate that the open unemployment rate and education level partially have a significant effect on economic growth in Aceh Province, labor force participation rate has not partially affected economic growth in Aceh Province. As a government can improve the quality and quantity at the education level to be better, the government can adopt policies that can increase employment so that there is no increase in the unemployment rate, especially in Aceh Province. It is hoped that the government can carry out more in-depth supervision of the program to overcome problems at the education level and unemployment rate in order to create better economic growth in Aceh Province.Keywords : Economic Growth, Labor Force Participation Rate, Unemployment Rate, Education Level.