Masalah dalam program KB adalah terjadinya peningkatan angka drop out KB, terutama IUD yang mengalami peningkatan 3%. Pada bulan Juni hingga Agustus 2019 drop out di Kabupaten Tegal mengalami peningkatan 2%. Kecamatan Dukuhturi merupakan kecamatan dengan angka drop out akseptor kontrasepsi tertinggi (19,7%) dimana drop out IUD sebanyak 20,3% dan Desa Kademangaran merupakan desa dengan drop out IUD terbanyak (34,5%). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berisiko dengan drop out IUD di Desa Kademangaran. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan desain case control study. Populasi penelitian ini 83 akseptor drop out IUD dan 156 aksepror IUD. Sampel menggunakan perbandingan 1:1 dengan sampel kasus sebanyak 50 dan sampel kontrol sebanyak 50 dengan teknik simple random sampling. Hasil uji chi-square pada α = 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan bekmakna usia (p-value = 0,045; OR = 2,447), efek samping (p-value = 0,005; OR = 3,500), dan dukungan suami (p-value = 0,019; OR = 2,901) dengan kejadian drop out IUD. variabel paritas (p-value = 0,684), pendidikan (p-value = 0,689), pendapatan (p-value = 0,795), pengetahuan(p-value = 0,424), dan akses pelayanan kontrasepsi (p-value = 0,839) tidak berhubungan dengan kejadian drop out IUD. Saran yang diberikan yaitu peningkatan pemberian informasi dengan cara penyuluhan, komunikasi interpersonal, dan konseling yang lebih difokuskan kepada akseptor IUD dengan usia > 35 tahun, adanya efek samping, dan dukungan suami yang rendah. drop out IUD, usia, efek samping, dukungan suami