Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh HPMC Sebagai Gelling Agent Pada Optimasi Formula Gel Ekstrak Kasar Bromelin Kulit Nanas ( Ananas comossus L. Merr): - Anang Setyo Wiyono; Tri Puji Lestari; Very Setya Wardani
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 1 No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.834 KB)

Abstract

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan salah satu jenis buah yang diminati oleh masyarakat, baik lokal maupun dunia. Pemanfaatan kulit nanas diketahui belum optimal sehingga penelitian ini menggunakan kulit nanas sebagai bahan aktif gel. Kulit nanas memiliki senyawa fitokimia yang khas yaitu bromelin yang dapat digunakan sebagai antimemar. Bromelin tergolong kelompok enzim protease sulfhidril yang mampu menguraikan struktur molekul protein menjadi asam - asam amino. Ekstrak kasar bromelin kulit nanas diperoleh dari ekstraksi menggunakan metode Herdyastuti (2006) kemudian dimasukkan ke dalam formulasi sediaan gel. Terdapat 3 variasi formulasi gel hasil Simplex Lattice Design dengan perbandingan konsentrasi HPMC : gliserin, yaitu FA(0% : 100%), FB (50% : 50%), FC (100% : 0%). Ketiga variasi formulasi dioptimasi berdasarkan hasil uji pH, daya sebar, dan viskositas untuk mendapatkan formulasi optimum. Formulasi optimum yang diperoleh yaitu konsentrasi HPMC : gliserin sebesar 30% : 70%. Gel hasil formulasi optimum kemudian dianalisis menggunakan uji T dan diketahui tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil prediksi dan kenyataan dilihat dari karakteristik gel meliputi pH, daya sebar, dan viskositas.
SKRINING FITOKIMIA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) asih imulda hari purwani; Fita Sari; Krisna Kharisma Pertiwi; Tri Puji Lestari
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 4 No 1 (2024): Mei 2024
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Daun beluntas mempunyai senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, tanin, sedangkan akarnya terdapat senyawa flavonoid. Skrining fitokimia termasuk uji kualitatif pada ekstrak daun beluntas dan KLT yaitu untuk memisahkan senyawa berdasarkan tingkat kepolaranya yakni fase diam dan fase gerak. Tujuan: Mengetahui hasil skrining fitokimia dari ekstrak daun beluntas, serta pada KLT dapat mengetahui hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dari ekstrak daun beluntas. Metode: Daun beluntas dilakukan proses ekstraksi kemudian skrining fitokimia yaitu uji flavonoid, tanin dan saponin. Ekstrak daun beluntas dilakukan uji KLT fase gerak toluen : aseton : asam formiat (6:6:1 v/v) dengan fase diam silika gel GF 254. Hasil: Ekstrak daun beluntas terdapat senyawa metabolit yaitu flavonoid, saponin dan tanin. KLT ekstrak daun beluntas positif flavonoid dengan terdapat noda warna kuning kecoklatan dalam UV 366 nm dengan Rf 0,57 cm. Simpulan: Ekstrak daun beluntas terdapat kandungan senyawa flavonoid, saponin dan tanin dengan Rf 0,57 cm