Putu Budiadnya
Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA HINDU MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER KEAGAMAAN DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN SISWA BERKARAKTER MULIA DI SMA N 1 JOGONALAN Ida Yuni; Putu Budiadnya; I Nyoman Warta
Jawa Dwipa Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.569 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah internalisasi nbilai-nilai agama hindu melalui ektra kulikuler ketahanan Hindu di SMA N 1 Jogonalan dengan menjabarkan bentuk ektra kulikuler dan prilaku siswa siswi setelah mendapatkan Etra Kurikuler di SMA N 1 Jogonalan. Penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara, metode analisis data, metode deskriptif dan metode kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan pendidikan etika itu penting dalam pembentukan karakter Seseorang yang memiliki etika dapat dikatakan memiliki perilaku/karkter/sikap yang baik. Jadi orang yang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral positif. dan pembangunan karakter, secara implisit memiliki arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari dengan dimensi moral yang positif/baik bukan yang negatif/buruk. Jika setiap pelajar memiliki etika yang baik dan dapat membentuk karakter yang positif, bangsa kita juga akan semakin baik. dalam filsafat Hindu terdapat sepuluh kebajikan, yang dikenal dengan "Dharma Laksana", yang terdapat di dalam kitab "Manu Smrti" Dari penelitian yang penulis lakukan, berdasarkan dari berbagai informasi yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses internalisasi nilai-nilai agama Hindu melalui kegiatan eksrakurikuler kerohanian Hindu di SMA N 1 Jogonalan Klaten yang mencakup nilai moral, nilai etika, dan nilai akhlak dengan menggunakan dua cara, yaitu pembelajaran di dalam kelas dan diluar kelas, dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, pengawasan, nasihat dan hukuman. Internalisasi nilai-nilai agama Hindu terdapat beberapa tahapan: Tahap Pemberian Pengetahuan, Tahap Pemahaman, Tahap Pembiasaan, Tahap Internalisasi. 2. Faktor pendukung internalisasi nilai-nilai agama Hindu melalui kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Hindu di SMA N I Jogonalan Klaten, diantaranya adalah Sebagian besar siswa berasal dari keluarga yang agamis, kelengkapan sarana prasarana yang dibutuhkan siswa dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Hindu, buku-buku agama di perpustakaan dan sebagainya.
IMPLEMENTASI PEMBACAAN BHAGAWAD GITA DALAM MENINGKATKAN SRADHA DAN BHAKTI TERHADAP PESERTA DIDIK DI PASRAMAN INDRAPRASTA MUTIHAN SURAKARTA Gita Sindu Prathista; Dewi Ayu Wisnu Wardani; Putu Budiadnya
Jawa Dwipa Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.199 KB)

Abstract

Bhagawad Gita sebagai Weda kelima adalah karena Bhagawadgita sendiri adalah salah satu bagian dari Mahabharata, salah satu epos terbesar dalam agama Hindu. Di dalam penjelasan Dr. Max Muller bahwa dari Atharwa Weda timbul Weda kelima dalam bentuk Itihasa dan Purana. Adapun yang tersebut Itihasa adalah dua Epos terbesar dalam agama Hindu yang merupakan semacam perjanjian lamanya agama Hindu. Kedua epos terbesar adalah Ramayana dan Mahabharata. Kitab Bhagawad Gita adalah bagian dari Udhyoga Parwa dari Mahabharata sehingga dapat disimpulkan bahwa Bhagawad Gita adalah bagian terkecil dari Weda kelima. Pentingnya kitab Bhagawad Gita ini adalah karena isinya merupakan ajaran puncak Agama Hindu yang secara umum Bhagawad Gita adalah satu suplemen dalam mempelajari kitab Catur Weda atau Sruti. Sebuah pembacaan kitab yang dilakukan dengan cara dilantunkan tentunya akan mendapat sentuhan musikal di dalamnya, baik berupa nada yang dihasilkan dari vokal yang berdiri sendiri,maupun pembacaan kitab dengan iringan instrumen musik. Konsep penyajian, penataan komposisi garap, dan penalaran gaya yang digunakan menjadi hal yang penting dalam sajian tersebut,mengingat bahwa”lagu” yang dibawakan adalah teks dari sebuah kitab suci sebagai bagian dari bhakti dalam upacara ritual keagamaan. Jika ditarik masuk ke sejarah Hindu, ada catatan yang menjelaskan sejak kapan ekspresi musikal ini mulai digunakan dalam upacara ritual keagamaan. Pembagian babak perkembangan pembacaan kitab sebagai bagian dari ritual agama Hindu. Implementasi pembacaan mantra Bhagawad Gita sangat berpengaruh terhadap perilaku peserta didik Bhagawad Gita dapat mengubah tingkah laku peserta didik menjadi sangat baik. Manfaat dari pembacaan Bhagawad Gita yaitu para peserta didik memiliki nilai sifat kejujuran, kebenaran, keberanian, kepahlawanan, ketabahan, ketetapan hati, hidup sederhana, hidup penuh semangat, bisa mengendalikan diri, memiliki kebijaksanaan yang mantap, tidak mencari kesalahan orang lain, rendah hati, pantang seksual, memiliki sifat pengampun, welas asih, bersahabat dan kesabaran, Satyam Siwam Sundaram.
PERANAN ANALISIS WACANA DAN KONTEKS BUDAYA DALAM PENGAJARAN BAHASA Shinta Tyas Pratisthita; Putu Budiadnya; Titin Sutarti
Jawa Dwipa Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/jd.v3i2.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis wacana dan konteks budaya dalam pengajaran bahasa. Sesuai dengan tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis pustaka. Metode analisis pustaka yaitu menggunakan buku-buku, literatur ataupun bahan pustaka, kemudian mencatat atau mengutip pendapat para ahli yang ada di dalam buku tersebut. Secara praktis, metode yang digunakan dalam kajian ini dijabarkan dalam tiga metode sesuai dengan tahapan pelaksanaannya, yaitu: (1) metode pengumpulan data; (2) metode analisis data; dan (3) metode penyajian hasil analisis. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat peranan analisis wacana dan konteks budaya dalam pengajaran Bahasa yaitu pada keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
ANALISIS KOMPETENSI GURU DI ABAD 21 Dewi Ayu Wisnu Wardani; Putu Budiadnya
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.211

Abstract

Sejak Pandemi Covid-19 mengalami perubahan dari semua lini kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan penggunaan teknologi diharuskan dalam proses belajar mengajar. Metode Penelitian dengan melakukan literature review dari beberapa artikel baik internasional maupun nasional yang dicari menggunakan google scholar dan publish or perish, 9 artikel dengan kata kunci kompetensi guru, pedagogik. Hasil review menyebutkan Guru harus mengembangkan kompetensi profesional sesuai dengan perkembangan jaman, situasi yang disebabkan oleh Covid-19 telah menyebabkan tren percepatan digitalisasi dan proses integrasi TIK di dalam kelas. Guru juga dituntut selalu mengembangkan strategi, metode dalam pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan keterampilan Abad 21 yang biasa disebut dengan 4C berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication) dan berkolaborasi (collaboration). Pelatihan profesional dan penelitian berkelanjutan tentang kebutuhan guru sangat penting untuk mencapai homogenitas kompetensi dan bahwa jaringan yang mendukung harus dibentuk untuk mendorong kemitraan aktif antara guru dan lembaga pendidikan. Dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru dapat melalukan kegiatan seperti membaca sumber-sumber teknik mengajar, melakukan tinjauan karya tulis ilmiah, melakukan pembelajaran bervariasi, mengikuti berbagai pelatihan, melihat berita tentang pendidikan ataupun kajian pedagogik, serta mempraktekkan keterampilan-keterampilan dasar mengajar di kelasnya.