Sujaelanto
Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBIASAAN DANA PUNIA DI PASRAMAN RADITE WIDYA DESA PLAJAN, PAKIS AJI, JEPARA Kuswati; Sujaelanto; Titin Sutarti
Jawa Dwipa Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.08 KB)

Abstract

Karakter merupakan watak, sifat, kepribadian dari seseorang, sehingga untuk menumbuhkan karakter, perlu menanamkan pendidikan karakter sejak dini dari usia anak-anak. Pasraman Radite Widya adalah salah satu pasraman agama Hindu yang melaksanakan pembelajaran Dana Punia tidak saja disajikan dalam bentuk teori, tetapi melalui praktek punia. Peserta didik merupakan agen perubahan, sehingga dengan menanamkan karakter yang baik, niscaya bangsa ini ke depan akan dibawa menuju perubahan yang baik pula. Salah satu program yang dibuat untuk membentuk karakter siswa di Pasraman Radite Widya yaitu melalui program pembiasaan berdana punia. Ajaran dana punia sudah sering kali di anjurkan oleh para tokoh agama Hindu dalam setiap dharmawacana, dharma tula bahkan disampaikan dalam bentuk bhisama,, akan tetapi pada kenyataannya anjuran untuk berdana punia belum bisa menyadarkan masyarakat untuk melakukan dana punia. Kurangnya ber dana punia salah satunya tidak terlepas dari karakter yang ada pada diri setiap orang. Oleh sebab itu Pengelola pasraman Radite Widya membuat jadwal dana punia untuk siswa pasraman agar siswa-siswa pasraman terbiasa melakukan dana punia sejak dini. Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif tentang Pembentukan Karakter Siswa melalui Pembiasaan Dana Punia di Pasraman Radite Widya Desa Plajan, Pakis Aji, Jepara. Proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil data dianalisis menggunakan teori Humanistik dan Behaviorisme. Dari hasil analisis ditemukan bahwa Pasraman Redite Widya Kabupaten Jepara adalah salah satu pasraman di Jawa Tengah yang mampu melakukan pembalajaran dana punia melalui teori dan praktek. Ajaran dana punia dituangkan dalam kurikulum, dharmawacana dan juga poster dilingkungan pasraman, sedangkan penerapan dana punia dilakukan melalui pengumpulan sampah yang layak dijual berbentuk botol plastic, kaleng bekas, karton bekas, dan pengumpulan punia berbentuk uang recehan. Implementasi Ajaran Punia Pasraman Radite Widya menumbuhkan sikap siswa menjadi siswa yang memiliki; Kejujuran, Toleran, Disiplin, Bersahabat, Peduli social, Mandiri, Kerja Keras dan bertanggungjawab.
UPACARA NYADRAN DI DESA SREBEGAN KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN PITRA YADNYA DALAM AJARAN HINDU Agung Santosa; Sujaelanto
Jawa Dwipa Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.673 KB)

Abstract

Nyadran adalah tradisi yang masih lestari bagi masyarakat Jawa Tengah khususnya di Desa Srebegan Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat desa tidak peduli ia dari kelompok agama manapun, dan tidak ketinggalan bagi yang beragama Hindu ikut tampil dalam pelaksanaan upacara tersebut. Mereka secara bersama mempersipakan sarana prasarana upacara Nyadran. Keunikan inilah yang digali untuk mencari padanan upacara Nyadran yang dilakukan masyarakat Desa Srebegan dengan ajaran yadnya dalam agama Hindu. Adapun teori yang akan digunakan untuk menganalisa dan memecahkan upacara Nyadran di Desa Srebegan menggunakan teori Fungsi dan Religi. Metode yang digunakan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Sedangkan analisa data menggunakan metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian yang ditemukan bahwa upacara Nyadran di Desa Srebegan kecamatan Ceper Kabupaten Klaten merupakan bentuk perubahan upacara Sraddha yang pernah dilakukan pada jaman Brahmana di India dan kemudian juga pernah dilakukan pada jaman Majapahit. Pelaksanaan Nyadran identik dengan ajaran pitra yadnya dalam ajaran Hindu. Tujuan Nyadran bagi masyarakat Desa Srebegan adalah untuk memohon perlindungan kepada Tuhan dan juga untuk menghormati para leluhur. Tujuan Nyadran selain berorientasi kepada Tuhan dan luluhur, juga digunakan sebagai sarana untuk mempertahankan pola hidup gotong royong dan menjaga kerukunan.
MENGKONSTRUKSI TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU Sujaelanto
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 27 No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v27i2.199

Abstract

Tujuan pembelajaran dirancang oleh guru untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran digunakan untuk dasar evaluasi dan memberikan arahan bagi guru untuk melakukan proses belajar mengajar serta sebagai media untuk menyampaikan tujuan kepada orang lain yakni siswa, orang tua, sekolah ataupun masyarakat yang relevan. Dalam pendidikan formal, tujuan pembelajaran terintegrasi didalam rencana pembelajaran semester. Mengunstruksi tujuan pembelajaran bagi seorang guru merupakan hal yang biasa dilakukan, namun akan menjadi tidak terbiasa ketika seorang guru tidak memahami bagaimana cara mengunstruksi tujuan pembelajaran dan bagaimana untuk memulainya. Langkah yang ditempuh untuk menyusun tujuan pembelajaran adalah diawali dengan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kompetensi dasar dijabarkan dengan melakukan pertanyaan ; Kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai. Kemudian jawaban pertanyaan tersebut di identifikasi dan kemudian menyusun indikatornya. Rumuskan dalam bentuk produk belajar bukan proses belajar, rumuskan dalam tingkah laku siswa bukan prilaku guru. Indikator hendaknya merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukan tanda-tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Rumusan indikator hendaknya menggunakan kata kerja operasional yang bisa diukur atau dapat diobservasi. Tujuan pembelajaran dinarasikan dengan kalimat aktif.
METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE PADA PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 KLATEN Talang Dewayanti; Sujaelanto; Dewi Ayu Wisnu Wardani
Jawa Dwipa Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/jd.v3i2.58

Abstract

Tercapainya tujuan pembelajaran salah satunya tergantung dari metode pembelajaran yang dipergunakan. Penerapan metode pembelajaran tergantung dari materi, tujuan yang ingin dicapi, karakteristik siswa. Merujuk pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sekolah memiliki gerak yang luas untuk memodivikasi dan mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi dan kebutuhan daerah. Untuk menjadikan masyarakat Hindu yang memiliki srada dan bakti sesuai dengan keyakinannya maka setiap satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan agama Hindu harus memenuhi Aspek Weda, Aspek Tattwa, Aspek Susila, Aspek Upakara dan Aspek Sejarah Agama Hindu dengan memanfaatkan metode pembelajaran sesuai dengan tujuannya. Pembelajaran pendidikan agama Hindu di SMP Negeri 3 Klaten, dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran Ceramah dan pemberian tugas. Untuk memaksimalkan tujuan pembelajaran pendidikan agama Hindu di SMP Negeri 3 Klaten perlu dilakukan metode Drill And Practice. Dari latar belakang permasalahan tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan di uraikan dalam tulisan ini yakni ; Bagaimana minat siswa terhadap metode Drill And Practice; Faktor apa yang mempengaruhi terhadap metode pembelajaran Drill And Practice; Bagaimana dampak siswa terhadap metode pembelajaran Drill And Practice. Penelitian metode pembelajaran Drill And Practice pada pendidikan agama Hindu di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Klaten menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa, mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung serta dampak penerapan metode pembelajaran Drill And Practice. Data-data penelitian digali melalui metode wawancara, oserwasi dan studi kepustakaan. Data yang telah terkumpul akan dianalisa melalui Teori Humanistik dan Behaviorism. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Drill And Practice pada pendidikan agama Hindu di SMP Negeri 3 Klaten mampu membangun motivasi siswa menjadikan suasana belajar yang awalnya komunikasi belajar satu arah (guru sebagai pusat belajar) berubah menjadi dua arah dimana antara guru dan murid terjadi komunikasi yang seimbang. Model pembelajaran Drill And Practice berdampak pada perubahan prilaku siswa pada saat kegiatan keagamaan Hindu di masyarakat, meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Hindu, siswa dapat berkreasi sesuai dengan bakat yang dimiliki, Siswa mempunyai keterampilan lebih yang dapat digunakan dilingkungan sekitar, mengubah pola pikir siswa, dan menjaga tradisi dan budaya. Faktor sarana dan prasarana faktor yang mempengaruhi kelancaran model pembelajaran dirll and practice pada pembelajaran pendidikan agama Hindu di SMP Negeri 3 Klaten.
PESAN DHARMA MELALUI CHAT GRUP WHATSAPP UMAT HINDU SEMARANG TIMUR Sujaelanto
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.210

Abstract

Umat Hindu Kota Semarang keberadaannya menyebar di berbagai wilayah kecamatan se Kota Semarang. Oleh karena itu majelis Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Semarang untuk mempermudah pembinaan dibentuk komunitas Hindu Semarang Timur, Semarang Selatan dan Semarang Barat. Umat Hindu yang tergabung di Semarang Timur diberi wewenang merawata dan menyelenggarakan upacara keagamaan di pura Amertasari. Umat Hindu yang tergabung di wilayah Semarang Timur tidak saja mereka yang berdomisili di Kota Semarang, tetapi ada juga mereka yang berdomisili di sekitar perbatasan dengan Semarang Timur termasuk wilayah Kabupaten Demak. Untuk mempermudah akses informasi dibentuklah grup Whatsapp Semarang Timur. Whatsapp merupakan sebuah platform silang pelayanan pesan cepat untuk berbagi pesan berupa tulisan/teks, foto, video, pesan suara dan juga panggilan video. Whatsapp merupakan salah satau media sosial tidak terlepas dari berbagai persoalan yang dapat menimbulkan masalah baru dalam kehidupan sosial masyarakat, seperti penghinaan, sifat arogan, berita kebohonan. Apakah penggunaan grup Whatsapp Umat Hindu Semarang Timur berdampak menimbulkan permasalahan sosial?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan menghimpun postingan grup Whatsapp umat Hindu Semarang Timur pada bulan Januari 2023 dan dianalisis dengan teori determinasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembentukan grup Whatsapp oleh masyarakat Hindu Semarang Timur merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap tekonologi informasi baru untuk mempermudah komunikasi antar warga sebagai sarana interaksi untuk menjalin kebersamaan, pembangkit emosi sosial. Media Whatsapp Umat Hindu Semarang Timur tidak ditemukan adanya gejala-gejala yang menimbulkan ujaran kebencian. Penggunaan grup Whatsapp umat Hindu Semarang Timur digunakan untuk mengunggah perihal ; Informasi kegiatan keagamaan, pembelajaran pendidikan agama Hindu, hiburan, soialisai punia, informasi wawasan tentang teknologi tepat guna, informasi bencana alam, kedukaan, game mengasah kecerdasan, pengembangan ekonomi kreatif, pengenalan budaya, renungan, kewaspadaan, trik hidup sehat.
STRATEGI MENGGALANG PUNIA UMAT HINDU KOTA SEMARANG Sujaelanto
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.233

Abstract

Di jaman sekarang ini, Punia bagi umat Hindu merupakan kegiatan sosial yang mencerminkan sikap dan perilaku yang peduli terhadap kebutuhan pihak lain. Atas kepedulian tersebut, umat Hindu menyumbangkan secara sukarela sebagian dari hartanya untuk kepentingan sosial yang lebih luas dari pada kepentingannya sendiri. Punia dilakukan untuk kelompok atau individu yang membutuhkan atau kurang mampu, tetapi juga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan kegiatan social keagamaan dan atau dalam membangun tempat social keagamaan. Itulah sebabnya ajaran Hindu memandang dan mendudukkan kegiatan Punia selalu bernilai sosial tinggi. Di satu sisi Punia bermanfaat bagi pihak lain, di sisi lain bermanfaat bagi pihak pemberi Punia sebagai pengendalian diri dari keserakahan. Sasaran dalam tulisan ini adalah strategi penggalangan kegiatan Punia dalam masyarakat Hindu di Kota Semarang. Dalam tulisan ini bagaimana umat Hindu di Kota Semarang menggali Punia untuk pembangunan pura dan upacara ritual ? Permasalahan tersebut dianalisis dan dijelaskan dengan menerapkan teori hegemoni dan Semiotika. Berdasarkan analisis diperoleh gambaran bahwa penggalangan Punia dapat dilakukan melalui iuran wajib anggota tempek, pengajuan proposal, sesari banten, kotak Punia di pura, retribusi, kupon berhadiah, Dana Punia spontan, dan sistem lelang. Strategi Punia untuk pembangunan pura terkait dengan kontruksi sosial, yaitu pura sebagai kontrol sosial, pemersatu umat Hindu, pura simbol sradha bakti, dan kesucian dalam kebangkitan kesradaan. Analisis tersebut menegaskan, bahwa Punia bukan sekedar pemenuhan terhadap hasrat manusia sebagai makluk social yang terikat dalam kelompok. Sebaliknya Punia justru membangun kesadaran spiritual agar manusia dapat menyeimbangkan kebutuhan dunia materi dan non materi. Keseimbangan diperlukan untuk mengantisipasi anomali sosial dan moral demi terangkatnya tanggung jawab manusia terhadap spirit kehidupan sosial dalam multi dimensi.