Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROFIL USIA PEMBULUH DARAH DAN STRES PADA IBU HAMIL BERDASARKAN PHOTOPLETHYSMOGRAM Herdiantri Sufriyana; Lisda Handayani
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2014): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1027.965 KB)

Abstract

Latar Belakang. Preeklamsia sebagai penyakit pembunuh ibu hamil di Indonesiadapat bermanifestasi klinis tiba-tiba. Profil usia pembuluh darah dan stres berdasarkan photoplethysmography (PPG) berpotensi melengkapi metode deteksi dini preeklamsia yang murah dan mudah dilakukan di perifer.Dengan demikian, diperlukan data dasar mengenai profil usia pembuluh darah dan stres pada ibu hamil fisiologis.Tujuan. Mengetahui gambaran profil usia pembuluh darah dan stres pada ibu hamil berdasarkan photoplethysmogram.Metode. Merupakan penelitian deskriptif potong lintang yang melibatkan 27 subjek penelitian yang datang ke Klinik Pendidikan Sari Mulia dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal maupun tiroid,serta tekanan darah diastolik sebelum usia gestasi (UG) 20 minggu maupun saat pemeriksaan 90 mm Hg. Photoplethysmogram didapat dari pemeriksaan ujung jari kanan subjek dengan pulse oximeter uBioClip versi 7.0. Usia kehamilan ditentukan dengan anamnesis dan ultrasonografi.Hasil. Indeks usia pembuluh darah (IPD) didapatkan sebesar -1,00 (±3,55; SD 10,64; IK 95%) untuk UG 15-24 minggu, dan 3,94 (±2,82; SD 11,97; IK 95%) untuk UG 24-38 minggu, disertai kecenderungan penurunan nadi dengan pemanjangan segmen a-c antara 16-32,5 minggu. Namun, rasio b/a, c/a, d/a dan e/a cenderung tetap. Proporsi tipe usia pembuluh darah (TPD) pada tipe A adalah 22,2% pada UG 15-24 minggu dan 44,4% pada UG 24-38 minggu. Indeks stres didapatkan sebesar 50,11 (±4,99; SD 14,96; IK 95%) untuk UG 15-24 minggu, dan 43,72 (±2,50; SD 10,60; IK95%) untuk UG 24-38 minggu, disertai kecenderungan peningkatan HRV dan penurunan rasio LF:HF antara 16-32,5 minggu.Kesimpulan. Peningkatan IPD, pergeseran TPD ke tipe A dan penurunan indeks stres pada usia gestasi 24-38 minggu menunjukkan peningkatan kompliansi pembuluh darah sebelum UG 24 minggu dan penurunan setelah UG tersebut.Kata kunci:profil usia pembuluh darah, profil stres, photoplethysmography
HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Lisda Handayani; Rizqy Amelia; Eliya Sumarni
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 8, No 1 (2017): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.91 KB)

Abstract

Latar Belakang: Ketuban Pecah Dini (KPD) termasuk penyebab peningkatan angka kematian ibu. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya KPD diantaranya pola seksual yang tidak tepat yaitu frekuensi 3 kali seminggu, posisi yang salah dan penetrasi yang terlalu dalam. Insidensi KPD di Indonesia berkisar antara 8-10% dari semua kehamilan sedangkan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2015 dari jumlah persalinan 3134 sebanyak 460 (14,6%) kasus KPD.Tujuan: Mengetahui hubungan pola seksual dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.Metode: Penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan Case Control. Populasi adalah seluruh ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang berjumlah 400 orang. Sampel berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang KPD sebagai kasus dan 30 orang tidak KPD sebagai kontrol. Teknik pengambilan accidental sampling. Alat pengumpul data berupa kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Karakteristik umur ibu bersalin lebih banyak yang pada rentang 20-35 tahun sebanyak orang 47 (78,3%), sebagian mengalami ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 30 orang (50%) dan lebih banyak melakukan pola seksual yang tidak tepat sebanyak 41 orang (68,3%). Ada hubungan pola seksual dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin (p = 0,000 dan OR = 10,286)Simpulan: Pola seksual yang tidak tepat merupakan faktor risiko kejadian KPD. Perlunya pemberian edukasi yang tepat kepada ibu hamil melalui penyuluhan mengenai frekuensi dan posisi yang tepat untuk mencegah ketuban pecah.Kata kunci: Ibu Hamil, Ketuban Pecah Dini (KPD), Pola Seksual
ANALISIS PERILAKU AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA TERHADAP METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI PUSKESMAS TEWAH Novita Dewi Iswandari; Lisda Handayani; Rita Asi
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 2 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.786 KB)

Abstract

Latar Belakang: Pengetahuan mengenai pembatasan kelahiran dan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai alat/cara kontrasepsi yang tersedia. Kerangka Teori “Thoughs and Feeling” menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu karena ada empat alasan pokok, yaitu pemikiran dan perasaan (Thoughs and Feeling), orang penting (Personal References), sumber-sumber daya (Resources), dan budaya (culture).Tujuan: Menganalisis Perilaku Akseptor KB Terhadap MKJP di Puskesmas Tewah.Metode: Metode penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan total sampling yaitu sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar register yang didapat berdasarkan kuesioner. Analisa dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Square, oods ratio dan regresi linear sederhana pada derajat kepercayaan (0,05) 95%.Hasil: Sebagian besar responden menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 62 orang (62%), berpengetahuan kurang sebanyak 51 orang (51%), memiliki Personal Reference sebanyak 51 orang (51%), memiliki budaya/kepercayaan sebanyak 56 orang (56%) dan Fasilitas yang digunakan untuk melakukan pelayanan kontrasepsi MKJP (IUD dan Implan) lengkap(52%).Simpulan: Berdasarkan hasil analisis, yang paling berpengaruh adalah personal reference.Kata Kunci: Perilaku, Akseptor KB, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang