Ni Nyoman Veridiana
Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala, Sulawesi Tengah 94352, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI KEBIJAKAN PENGENDALIAN SCHISTOSOMIASIS DI KABUPATEN POSO DAN KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Erlan, Ahmad; Junaidi, Muh.; Veridiana, Ni Nyoman; Puryadi, Puryadi; Octaviani, Octaviani
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 24, No 1 Mar (2014)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.592 KB)

Abstract

AbstrakSchistosomiasis merupakan salah satu penyakit parasit terpenting dalam kesehatan masyarakat. Di Indonesiaschistosomiasis disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelaniahupensis lindoensis. Penyakit ini hanya ditemukan di Provinsi Sulawesi Tengah di dua kabupaten yaitu Kabupaten Posodan Sigi. Selama ini pengendalian yang dilakukan masih bersifat rutin yaitu pengobatan, survei fokus keong,pengumpulan tinja, dan pengadaan tool kit. Belum pernah dilakukan penelitian dari aspek kebijakan pemerintah daerahdalam pengendalian schistosomiasis. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memberikan opsi kebijakan bagipemerintah daerah dalam pengendalian schistosomiasis. Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah menilai persepsistakeholder mengenai pengendalian schistosomiasis, menilai kebijakan yang selama ini dilakukan oleh pemerintahdaerah dalam pengendalian schistosomiasis dan merumuskan suatu opsi kebijakan. Metode penelitian yang dipakaiadalah studi kualitatif dengan wawancara mendalam kepada stakeholder di Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi, danpemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling dimana sampeladalah stakeholder yang berkompeten mengeluarkan kebijakan tentang pengendalian schistosomiasis. Data primerdikumpulkan dengan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan dokumendokumenyang terkait dengan kebijakan pengendalian schistosomiasis. Hasil wawancara mendalam menunjukkanbahwa pada umumnya semua stakeholder sudah tahu kalau schistosomiasis adalah penyakit spesifik lokal yang diIndonesia cuma ada di Provinsi Sulawesi Tengah, apa penyebabnya dan bagaimana cara pengendaliannya. Tindaklanjut dari surat keputusan yang sudah dikeluarkan oleh Gubernur Sulawesi Tengah yang membentuk tim terpadupengendalian schistosomiasis sampai sekarang belum ada gerakan. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yangdiharapkan terlibat, belum tahu apa yang akan dikerjakan. Perlu dilakukan pertemuan koordinasi lintas sektor agarpengendalian schistosomiasis dapat terpadu, saling mendukung, bersinergi dan dapat menghasilkan tujuan yangdiharapkan yaitu eliminasi di bawah 1%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi stakeholder mengenaipengendalian schistosomiasis cukup baik, mereka pada umumnya mengerti apa itu schistosomiasis, apa penyebabnyadan cara pengendaliannya. Kebijakan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah daerah dalam pengendalianschistosomiasis sudah mendapat dukungan dari Gubernur Sulawesi Tengah. Opsi kebijakan yang mendukung TimTerpadu Pengendalian Schistosomiasis adalah perlunya dibuatkan Peraturan Daerah sebagai regulasi agarimplementasi di lapangan mendapat dukungan penuh dari semua SKPD yang terlibat dalam memberikan bantuannyabaik itu sumbangan pemikiran, sumber daya maupun dana. Masyarakat juga harus diberikan hukuman adat, berupadenda potong sapi dari tokoh adat jika tidak berperilaku hidup bersih dan sehat di wilayah endemis serta harusmendukung program pemerintah daerah dalam pengendalian schistosomiasis.Kata kunci: Opsi kebijakan, stakeholder, schistosomiasisAbstractSchistosomiasis is one of the most important parasitic diseases in public health. In Indonesia schistosomiasis caused byworms Schistosoma japonicum in Oncomelania hupensis snail intermediate host lindoensis. The disease is only found inStudi Kebijakan Pengendalian … (Ahmad Erlan, Muh. Junaidi, Ni Nyoman Veridiana, Puryadi, Octaviani)43Central Sulawesi province in two districts of Poso district and Sigi. This control is performed during routine is still thetreatment, the survey focused snails, stool collection, and procurement tool kit. There was no study have ever beencarried out regarding the government policy to eradicate schistosomiasis. This study generally aims to provide policyoptions for local governments in the control of schistosomiasis. Specific objectives to be achieved are to assessstakeholder perceptions regarding the control of schistosomiasis, appraise the policy that has been used by the localgovernment in the control of schistosomiasis and formulate a policy option. The research method used is a qualitativestudy with in-depth interviews to stakeholders in Poso district, Sigi, and Central Sulawesi provincial government. Thepurposive samples were stakeholders who are competent to issue a policy on the control of schistosomiasis. Primarydata were collected by in-depth interviews, and secondary data were obtained by collecting documents related toschistosomiasis control policies. The results of in-depth interviews showed that in general all the stakeholders alreadyknew that schistosomiasis is a disease in specific local Indonesian and only found in Central Sulawesi, besides, they alsounderstand the cause and how to control the disease. As a follow-up of the decree issued by the Governor of CentralSulawesi, an integrated team of schistosomiasis control was established, however, no activities have been carried out bythe team up to now. There was no clear guidelines have been set up. There is a need to conduct inter-sectoral meetingin order to eliminate the cases below 1%. The study conclude that the stakeholders’ perception on schistosomiasis, whatthe cause of it, and how to control them are relatively good. The Governor supported the policy of local districtgovernment in eradication of schistosomiasis. However, lack of operational guidelines made these activities did notoperate very well. The propose policies option among others is to established a regulation that all related infrastructuresshould support the schistosomiasis eradication process by providing resources and funds including contributing ideasand measures to achieve the objectives. Communities should also involves and be responsible in the process includingcarry out sanctions to community members who do not comply with the regulation through community punishment. Tothose who do not comply with the rule to keep their environmental clean and sanitary should be given a sanctions suchas to cut their cow/livestock. Supporting Team Integrated Control of Schistosomiasis is needed for a regulation as theregulation on the ground that the implementation of the full support of all SKPDs involved in providing assistance bothcontribute ideas, resources and funds. People should be given the customary penalties, such as fines cut a cow fromtraditional leaders behave otherwise clean and healthy living in endemic areas and the need to support local governmentprograms in the control of schistosomiasis.Keywords : policy options, stakeholders, schistosomiasis
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA PALU Chadijah, Sitti; Sumolang, Phetisya Pamela Frederika; Veridiana, Ni Nyoman
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 24, No 1 Mar (2014)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.851 KB)

Abstract

AbstrakPenyakit Kecacingan tersebar luas, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Penyakit kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antara pengetahuan, perilaku dan sanitasilingkungan dengan angka kecacingan pada anak Sekolah Dasar (SD) di Kota Palu. Penelitian dilakukan di Kelurahan Watusampu dan Kelurahan Lolu Utara di Kota Palu, Sulawesi Tengah selama delapan bulan, yaitu bulan April sampai November 2011. Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan disain cross sectional study. Datadikumpulkan dengan cara wawancara dan pengambilan sampel tinja dari 288 siswa SD. Pemeriksaan tinja dilakukan di Balai Litbang P2B2 Donggala dengan penggunakan metode langsung. Pengumpulan tinja dilakukan selama tiga hari berturut-turut setelah kunjungan ke sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 288 sampel, 90 sampel adalahpositif terinfeksi cacing. Jenis cacing paling dominan menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides (83,34%). Prevalensi kecacingan pada anak SD di Kota Palu sebesar 31,6%. Tidak ada bukti yang cukup menunjukkan hubungan antara pengetahuan, perilaku, dan sanitasi lingkungan dengan angka kecacingan pada anak SD di Kota Palu. (p-value > 0,05;p = 0,466, p = 0,382, p = 0,349).Kata kunci: prevalensi kecacingan, anak sekolah dasar, pengetahuan, perilaku, sanitasi lingkungan, Kota PaluAbstractSoil transmitted helminth diseases are wide spread in urban and rural areas. Soil transmitted helminth disease is still a public health problem in Indonesia due to the prevalence is still high with range 45-65%. The aim of this study was to determine the prevalence and the association between knowledge, practice, and environmental sanitation and soil transmitted helminth disease prevalence in elementary school students in Palu Municipality, Central Sulawesi. This study was carried out in Watusampu and Lolu Utara villages in Palu Municipality, Central Sulawesi for eight months, from April to November 2011. This was an observational study with a cross-sectional design. Data were collected from interviewand stool examination of 288 students. The stool samples were examined in laboratory of vector borne disease research and development by using “direct method”. The stool samples were collected for three days in a row after visiting schools. The results showed that from 288 samples, 90 samples were positive for soil transmitted helminth. Most of thesamples were positive for Ascaris lumbricoides (83.34%). The prevalence of soil transmitted helminth in elementary school students in Palu Municipality was 31.6%. There was no evidence of the association between knowledge, practise, and enviromental sanitation and soil transmitted helminth disease in elementary school students in Palu Municipality (pvalue > 0.05; p = 0.466, p = 0.382, p = 0.349).Key words : Soil transmitted helminth prevalence, elementary school student, knowledge, practise, enviromentalsanitation, Palu Municipality
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Posyandu di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Rosmini, Rosmini; Anastasia, Hayani; Nurjana, Made Agus; Veridiana, Ni Nyoman; Patuba, Riri Arifah
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 9 No 2 (2015): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract