Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : UG Journal

PENGENDALIAN PERSEDIAAN CAT BADAN MOBIL TOYOTA FORTUNER DI PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT Yuyun Yuniar Rohmatin; Nur Hafiz Fauzi
UG Journal Vol 13, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan manufaktur pastinya melakukan proses produksi untuk menghasilkan Produk yang dihasilkan proses pengolahan bahan baku yang didapatkan dari pemasok yang telah bekerja sama dengan perusahaan serta di simpan dalam gudang sebagai persediaan untuk kebutuhan produksi. Persediaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melancarkan kegiatan produksi. Terkadang dalam persediaan bahan baku terdapat permasalahan, seperti kelebihan persediaan ataupun kekurangan persediaan yang dapat mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan adanya suatu pengendalian persediaan bahan baku agar diperoleh persediaan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengecatan dan mengetahui pengendalian persediaan cat badan mobil toyota fortuner di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Proses pengecatan badan mobil toyota fortuner dilakukan di ruangan tertutup dengan diawali proses pencucian, berlanjut dengan proses pengecatan listrik, proses pengeringan cat anti karat, proses pengecatan bawah, proses pengecekan pengecatan listrik, proses penambalan atas, proses penambalan bawah, proses pengeringan tambalan, proses pengecatan dasar, proses pengeringan cat dasar, proses pengecekan cat dasar, proses pengecatan warna akhir, proses pengeringan cat akhir, proses pengecekan kualitas pengecetan, proses penyelesaian, proses pengecekan akhir, dan proses terakhir yaitu membawa badan mobil ke ruang perakitan. Proses pengendalian persediaan cat dilakukan dengan dua proses, yaitu proses permintaan dan proses penerimaan. Proses permintaan cat diawali dengan melihat perencanaan produksi, menghitung kebutuhan cat, melihat kecukupan persediaan, membuat purchase request, membuat purchase order, dan melakukan pemesanan. Proses penerimaan cat diawali dengan pesanan datang, memeriksa surat jalan dan copy purchase order, memeriksa barang oleh operator warehouse, menyimpan barang di gudang, dan transaksi penerimaan yang menandakan bahwa pesanan sudah diterima oleh perusahaan dengan memberikan surat terima (good receipt slipt) yang di tanda tangan dan di beri stempel oleh kepala seksi warehouse.
PENGUKURAN BEBAN KERJA OPERATOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL AERONAUTICS AND SPACE ADMINISTRATION TASK LOAD INDEX (NASA-TLX). DI CV. MEDIATAMA PERKASA Yuyun Yuniar Rohmatin; Meyfi Josephine
UG Journal Vol 13, No 11 (2019)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan manufaktur ialah perusahaan yang melibatkan manusia di setiap pekerjaannya baik secara langsung maupun tidak langsung. CV. Mediatama Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang Offset Printing & Packaging, yaitu percetakan yang memproduksi packaging atau kemasan. Perusahaan ini memiliki konsep media percetakan modern yang mengutamakan teamwork, kedisiplinan serta selalu bekerja sesuai target yang ditentukan. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagai makhluk sosial, operator akan selalu membutuhkan karyawan lain dan menjalani proses kehidupan kerjanya dalam aktivitas sehari-hari, dan tidak menutup kemungkinan timbulnya perilaku saling membantu dan mendukung, karena tanpa dukungan, operator lebih mudah mengalami beban kerja. Beban kerja dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan salah satunya ialah kesalahan dalam proses pencetakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja yang dialami oleh operator mesin cetak di CV. Mediatama Perkasa adalah dari usia, pendidikan terakhir serta lama bekerja operator mesin cetak Beban kerja tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu beban kerja fisik dan juga beban kerja mental. Beban kerja fisik yang harus dialami oleh operator mesin cetak ialah dalam hal mengangkat benda kerja yang berukuran cukup berat. Beban kerja mental yang harus dialami oleh operator mesin cetak ialah dalam hal memeriksa dan mencocokan benda kerja.