Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REVIEW: BUDIDAYA DAN PEMANENAN PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) Syafitri Hidayati; Ervizal Amir Muhammad Zuhud; Ivan Khofian Adiyaksa; Primadhika Al Manar
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 15 No 1 (2022): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v15i1.3860

Abstract

Pasak bumi (Eurycoma longifolia) merupakan spesies berkhasiat obat yang banyak dimanfaatkan bagi kesehatan manusia. Manfaat pasak bumi yang beragam menyebabkan tumbuhan ini sering dieksploitasi dan dijual hingga ke luar negeri, sehingga populasinya di hutan alam semakin menurun. Review ini bertujuan untuk mengulas teknik perbanyakan, sistem budidaya, dan teknik pemanenan tumbuhan pasak bumi. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah studi pustaka, yaitu mencari pustaka hasil penelitian yang sudah dilakukan terkait budidaya dan pemanenan pasak bumi. Hasil telaah pustaka menunjukkan bahwa teknik perbanyakan pasak bumi dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Sistem budidaya pasak bumi dapat dilakukan secara monokultur maupun campuran. Pasak bumi di Indonesia masih dipanen dari alam dengan menggunakan teknik tuas. Proses pasca panen pasak bumi masih dilakukan secara tradisional, tetapi penelitian terkait pengolahan pasak bumi secara modern sudah mulai dilakukan, yaitu pengolahan pasak bumi dengan mesin giling dan pengekstrakan pasak bumi. Berdasarkan hasil telaah pustaka masih sangat minim informasi terkait alat pengolahan pasak bumi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terkait alat pengolahan pasak bumi.
Morphological Characteristics and Potential of Sago (Metroxylon spp.) in Lingga Regency, Riau Islands, Indonesia Primadhika Al Manar; Ervizal Amir Muhammad Zuhud; Nuri Andarwulan; Mochamad Hasjim Bintoro
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 29 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.29.1.11

Abstract

Sago (Metroxylon) is one of the local food species with development potential. Lingga Regency is one of the potential locations for sago development. However, no research on the morphological characteristics and production of sago in Lingga Regency has been conducted. The purpose of this research is to determine the morphological characteristics and production of sago in Lingga Regency. This study's sago plants came from six sago-producing villages. Before and after the sago trees were harvested, morphological characteristics and production were observed, with random sampling at each research site. Field observations on the potential of sago stands were conducted at the study site using the transect method with a single plot. Based on morphological characters there are two types of sago in Lingga: spiny and thornless sago. The morphological characteristics and sago production vary greatly between research sites. Sago stands have a production potential ranging from 3.37 to 14.55 tons ha-1. Because they have a starch content of more than 200 kg stem-1, the majority of sago accessions in Lingga are superior accessions with the potential to be further developed. Superior sago comes from the villages of Musai, Pekaka, Keton, and Teluk.
Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Bangka Melalui Pemberdayaan Ekowisata Kelekak Aren Ervizal Amzu; Nuri Andarwulan; Kastana Sapanli; Rosy Hutami; Nurul Ichsan; Slamet Wahyudi; Rusdi; Primadhika Al Manar
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 3 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.5.3.639-643

Abstract

Rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan potensi ekonomi aren: 1) membantu penyediaan bibit aren dan pendampingan dalam penanaman dan pemeliharaannya; 2) penyediaan sentra pembibitan aren yang berkualitas; 3) perlu pendampingan pengolah gula aren agar memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan sebagai pengrajin gula aren; 4) pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis) aren yang membuat ekowisata berbasis kelekak aren.