Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN FAKTOR PERILAKU PEMANFAATAN TERITORI PUBLIK OLEH PEDAGANG DI PASAR JATINGALEH SEMARANG Umamah Al Batul; Djoko Indrosaptono; Agung Budi Sardjono
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i2.998

Abstract

Abstract: Jatingaleh Market is a traditional market with high historical value in the city of Semarang, but currently the market conditions seem dirty. The phenomenon of market corridor’s use by traders is one of the main factors behind it. This phenomenon causes the market corridor become narrow from its proper width. Territory describes an individual's identity related to a sense of belonging to an area. The use of public territory in the market occurs when traders expand their trading area by claiming ownership of territory that is not legally theirs. This study aims to determine the condition of the Jatingaleh market compared to the initial planning and to find out the condition by the phenomenon public territory’s use in the Jatingaleh market and the factors behind it based on a literature study. The research was conducted using observation and mapping methods of the phenomenon and then examining the influencing factors through reference studies. The results showed that the behavior of using public territory was influenced by internal factors from individuals and external factors from settings or the environment.Abstrak: Pasar Jatingaleh merupakan pasar tradisional dengan nilai sejarah tinggi di kota Semarang, namun saat ini kondisi pasar terkesan kotor dan kumuh. Fenomena pemanfaatan koridor pasar oleh pedagang merupakan salah satu faktor utama yang melatarbelakanginya. Pemanfaatan ini menyebabkan koridor pasar menyempit dari lebar yang seharusnya. Teritori meggambarkan identitas seorang individu yang berhubungan dengan rasa memiliki terhadap sebuah area. Pemanfaatan teritori pada pasar terjadi saat pedagang memperluas area dagangnya dengan melakukan klaim kepemilikan terhadap teritori yang secara legal bukan miliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar Jatingaleh dibandingkan dengan perencanaan awal dan mengetahui kondisi fenomena pemanfaatan teritori publik di pasar Jatingaleh serta faktor yang melatarbelakanginya berdasarkan studi literatur. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dan pemetaan terjadinya pemanfaatan kemudian mengkaji faktor yang mempengaruhi melalui studi referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemanfaatan teritori publk dipengaruhi oleh faktor internal dari individu dan faktor eksternal dari seting atau lingkungan.
KAJIAN FAKTOR PERILAKU PEMANFAATAN TERITORI PUBLIK OLEH PEDAGANG DI PASAR JATINGALEH SEMARANG Umamah Al Batul; Djoko Indrosaptono; Agung Budi Sardjono
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i2.998

Abstract

Abstract: Jatingaleh Market is a traditional market with high historical value in the city of Semarang, but currently the market conditions seem dirty. The phenomenon of market corridor’s use by traders is one of the main factors behind it. This phenomenon causes the market corridor become narrow from its proper width. Territory describes an individual's identity related to a sense of belonging to an area. The use of public territory in the market occurs when traders expand their trading area by claiming ownership of territory that is not legally theirs. This study aims to determine the condition of the Jatingaleh market compared to the initial planning and to find out the condition by the phenomenon public territory’s use in the Jatingaleh market and the factors behind it based on a literature study. The research was conducted using observation and mapping methods of the phenomenon and then examining the influencing factors through reference studies. The results showed that the behavior of using public territory was influenced by internal factors from individuals and external factors from settings or the environment.Abstrak: Pasar Jatingaleh merupakan pasar tradisional dengan nilai sejarah tinggi di kota Semarang, namun saat ini kondisi pasar terkesan kotor dan kumuh. Fenomena pemanfaatan koridor pasar oleh pedagang merupakan salah satu faktor utama yang melatarbelakanginya. Pemanfaatan ini menyebabkan koridor pasar menyempit dari lebar yang seharusnya. Teritori meggambarkan identitas seorang individu yang berhubungan dengan rasa memiliki terhadap sebuah area. Pemanfaatan teritori pada pasar terjadi saat pedagang memperluas area dagangnya dengan melakukan klaim kepemilikan terhadap teritori yang secara legal bukan miliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar Jatingaleh dibandingkan dengan perencanaan awal dan mengetahui kondisi fenomena pemanfaatan teritori publik di pasar Jatingaleh serta faktor yang melatarbelakanginya berdasarkan studi literatur. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dan pemetaan terjadinya pemanfaatan kemudian mengkaji faktor yang mempengaruhi melalui studi referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemanfaatan teritori publk dipengaruhi oleh faktor internal dari individu dan faktor eksternal dari seting atau lingkungan.
POLA LAYOUT RESTORAN TERHADAP PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PROKES COVID-19 (STUDI KASUS: KFC TEMBALANG SEMARANG) Umamah Al Batul; Djoko Indrosaptono
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.51950

Abstract

Covid-19 merupakan bencana nasional yang menyebabkan masyarakat harus melakukan kebiasaan baru (new normal). Pemerintah menghimbau masyarakat untuk berada di rumah dan tidak melakukan aktivitas di luar. Namun dalam kenyataannya masih banyak tempat yang ramai dikunjungi masyarakat salah satunya adalah restoran cepat saji. KFC Tembalang Semarang. Terkait pandemi, pemerintah telah mengeluarkan peraturan terkait prokes bagi restoran/rumah makan yang salah satunya menyebutkan bagi manajamen pengelola untuk memastikan tidak terjadi kerumunan. Menyikapi kondisi ini, diperlukan pengamatan untuk melihat adaptasi terkait kondisi pandemi dilihat pada tata layoutnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian tata layout ruang apakah telah meminimalisir terjadinya kerumunan atau tidak. Dilakukan metode pemetaan perilaku berdasarkan pelaku, untuk melihat kemungkinan terjadinya kerumunan pada area mana saja, dilanjutkan penulisan dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada layout terdapat 3 tiitik kepadatan sehingga belum sesuai dengan panduan operasional prokes. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa atribut kenyamanan, aksesibilitas dan privasi menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan area makan pengunjung. Area D menjadi area yang dipilih karena faktor kenyamanan dan tingkat privasi yang tinggi serta area A dan C dipilih karena faktor aksesibilitas yang mudah.RESTAURANT LAYOUT PATTERNS TOWARD THE IMPLEMENTATION OF COVID-19 HEALTH PROTOCOL OPERATIONAL GUIDELINES (CASE STUDY: KFC TEMBALANG SEMARANG) Covid-19 is a national disaster that causes people to have new habits (new normal). The government urges the public to stay at home and not engage in outdoor activities. But in reality there are still many places that are crowded with people, one of which is a fast food restaurant. KFC Tembalang Semarang. Regarding the pandemic, the government has issued regulations related to procedures for restaurants/restaurants, one of which mentions for management to ensure there are no crowds. Responding to this condition, observations are needed to see adaptations related to pandemic conditions seen in the layout. This study aims to see the suitability of the spatial layout whether it has minimized the occurrence of crowds or not. A behavioral mapping method based on actors is used, to see the possibility of crowds occurring in any area, followed by writing with a qualitative descriptive method. The results of the observations show that in the layout there are 3 density points that it is not in accordance with the operational guidelines of the process. Observations also show that the attributes of comfort, accessibility and privacy are factors that influence the selection of a visitor's dining area. Area D was chosen because of the comfort factor and high level of privacy and area A and C were chosen because of easy accessibility.