Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN FUNGSI PENGORGANISASIAN DENGAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN STANDAR OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BATU SANGKAR Armanda Tri Murti; Hafni Bachtiar; Supiyah Supiyah
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 13, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v13i1.1420

Abstract

ABSTRAKFasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit memiliki indikator mutu, salah satunya adalah presentase angka kejadian infeksi nosokomial. Akibat yang ditimbulkan jika terjadi infeksi yaitu lama hari rawat dan biaya perawatan menjadi bertambah sampai kematian. Tahun 1997 CDC (Center For Desease Control) melaporkan ada 52 kasus petugas kesehatan menderita HIV akibat tertusuk jarum saat menangani pasien yang teridentifikasi HIV, sedangkan 114 orang petugas lain di duga terinfeksi. Laporan ICN (2005) bahwa estimasi sekitar 19- 35% semua kematian pegawai kesehatan pemerintah di Afrika di sebabkan oleh tertusuk jarum dari penderita HIV/AIDS. Sedangkan di Indonesia data ini belum terlaporkan. Perawat mempunyai andil yang paling besar untuk tertular akibat terpapar cairan dan tertusuk jarum, sehingga berkembang upaya untuk mencegah terinfeksi dari paparan HIV melalui kepatuhan perawat dalam penerapan kewaspadaan standar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan fungsi pengorganisasian dengan  pelaksanaan kewaspadaan standar oleh perawat pelaksana. Penelitian ini dilakukan di RSUD Batu Sangkar, pada tanggal 16 Juni sampai 4 Juli 2014 dengan jumlah sample 36 orang Desain penelitian cross sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket dan observasi. Hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan antara fungsi pengorganisasian (kepemimpinan, ketersediaan sarana dan prasarana) dengan penerapan kewaspadaan  standar oleh perawat pelaksana yaitu p value < 0,05 serta faktor yang dominan adalah ketersediaan sarana dan prasarana (OR = 21.207). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pihak rumah sakit khususnya bidang keperawatan untuk memperhatikan sarana dan pra sarana, khususnya ketersediaan alat pelindung diri, pengelolaan limbah medis dan non medis.Kata Kunci : Kewaspadaan Standar, Fungsi Pengorganisasian, Perawat PelaksanaABSTRACTHospital health care facilities have quality indicators, one of which is the percentage of the incidence of nosocomial infections. Consequences if an infection is a long-day care and maintenance costs be increased until death. In 1997 the CDC (Center For Desease Control) reported there were 52 cases of health care workers living with HIV as a result of needle stick while treating patients identified with HIV, while 114 other officers in the suspect is infected. ICN report (2005) that an estimated 19- 35% of all government health employee deaths in Africa caused by needle stick from people living with HIV / AIDS. While in Indonesia, these data have not been reported. Nurses have the greatest contribution from exposure to infected fluids and needles, so that it develops an attempt to prevent the infection from exposure to HIV through compliance of nurses in the application of standard precautions. The purpose of this study is to identify the function of organizing relations with the implementation of standard precautions by nurses. This research was conducted at the Hospital stone cage, on June 16 to July 4, 2014 with a sample size 36 cross-sectional study design. Data was collected using questionnaires and observation. The results of this study found an association between organizational functions (leadership, availability of facilities and infrastructure) with the application of standard precautions by nurses that p value <0.05 and the dominant factor is the availability of facilities (OR = 21 207). The results of this study recommend to the hospital, especially the field of nursing to care facilities and pre means, particularly the availability of personal protective equipment, management of medical and non-medical waste. Keywords: Standard, Function Organizing, Implementing Nurse
PENGARUH PEMBERIAN JUS BELIMBING (AVERHOACARAMBOLA) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHANTANJUNG PAKU WILAYAH KERJA PUSKESMASTANJUNG PAKU KOTA SOLOK Armanda Tri Murti; Dessy Merilla
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 13, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v13i2.1643

Abstract

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang akan memberi gejala lanjut kesuatu organ target seperti stroke (untukotak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hiper tropi ventrikel kanan/ left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Pengobatan hipenrtensi antara lain yaitu pengobatan modern (obat-obatan) dan pengobatan secara tradisional. Salah satu pengobatan secara tradisional adalah dengan mengkonsumsi jus belimbing.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh jus belimbing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Kelurahan Tanjung Paku  Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pretest and posttest.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi yang mengalami hipertensi di Kelurahan Tanjung Paku yang berjumlah 27 penderita. Pengambilan sampel yang dilakukandengancarapurposive sampling diperoleh sampel sebanyak 5 orang. Pengambilan data untuk mengetahui tekanan darah menggunakan tensi meter sebelum pemberian jus belimbing dan pada hari ke 3 yaitu 2 jam sesudah pemberian jus belimbing. Analisa data dilakukan denganT-test.  Hasil uji statistic dengan T-test pada pretest didapatkan rata-rata (mean) 144 mmHg dengan standar deviasi5,48 dan pada posttest didapatkan rata-rata (mean) 132 mmHg denganstandardeviasi2,74. Nilai T-test didapatkan dengan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,01). Saran bagi peneliti selanjutnya agar dapat menjadi masukan dan sumber pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan yang telah diajarkan.Saran bagi penderita hipertensi dapat menjadikan jus belimbing untuk pengobatan hipertensi. Bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian ini dengan memberikan perlakuan yang berbeda dan dengan sampel yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan.Kata Kunci : Hipertensi, Jus Belimbing, Penurunan Tekan Darah