Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

STRATIGRAFI DAN KETERDAPATAN BATUBARA PADA FORMASI LATI DI DAERAH BERAU, KALIMANTAN TIMUR Sigit Maryanto
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 6 No. 2 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v6i2.114

Abstract

Beberapa lintasan stratigrafi rinci di daerah Lati, Binungan dan Sambarata telah diukur guna mengetahui keterdapatan dan kedudukan stratigrafi satuan pembawa batubara Formasi Lati di daerah Berau, Kalimantan Timur. Data stratigrafi memperlihatkan bahwa Formasi Lati yang terendapkan kala Miosen Tengah di lingkungan rawa-rawa pada hutan hujan yang berada di dataran delta hingga sungai, dengan ketebalan total terukur mencapai 400 meter.Perlapisan batubara mulai hadir secara setempat di bagian tengah formasi, berkembang dengan baik di bagian atas formasi, dan sangat jarang dijumpai di bagian teratas formasi.Perlapisan batubara tersebut pada umumnya berwarna hitam hingga hitam kecoklatan, brightbanded dull-bandedhingga , terkekarkan kuat, pecah subkonkoidal, densitas sedang, kadangkadang dengan parting atau lensa batuan silisiklastika sangat halus, dan tebalnya mencapai650 cm.
Geokimia Batugamping Formasi Gumai dan Formasi Baturaja di Wilayah Muaradua, Ogan Komring Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan Ronaldo Irzon; Sigit Maryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 17 No. 3 (2016): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v17i3.11

Abstract

Formasi Gumai dan Formasi Baturaja merupakan dua dari beberapa satuan batuan yang terdiri dari batugamping di daerah Muaradua, Ogan Komring Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Komposisi geokimia merupakan sisi yang dibahas dalam penelitian ini pada kelompok batugamping dari Formasi Gumai dan Formasi Baturaja. Kadar oksida utama pada contoh diketahui menggunakan perangkat XRF, sedangkan unsur jarang dan unsur tanah jarang dengan ICP-MS. Bivariate plots, koefisien determinasi, dan pearson correlation coefficient dimanfaatkan untuk membedakan batugamping dari kedua unit batuan ini. Rataan unsur tanah jarang pada batugamping Formasi Baturaja (89,79 ppm) jauh lebih tinggi dari contoh yang sama dari Formasi Gumai (33,63 ppm). Melalui studi ini dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok batugamping memiliki proses pembentukan berbeda. Formasi Baturaja lebih banyak dipengaruhi oleh bahan klastik dengan mengacu pada komposisi Al2O3, Fe2O3T, dan Er/Nd. Kondisi lingkungan lebih oksidatif pada batugamping Formasi Baturaja dikonfirmasi oleh anomali Ce. Pengaruh material terrigenous pada Formasi Baturaja dan Formasi Gumai dapat disimpulkan melalui perbandingan Y/Ho.
̀̀Sedimentologi Batugamping Formasi Berai di Gunung Talikurdan Sekitarnya, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan Berdasarkan Data Petrografi Sigit Maryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 17 No. 2 (2016): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v17i2.21

Abstract

Batugamping Formasi Berai yang berumur Miosen tersingkap di Gunung Talikur dan sekitarnya, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Hingga saat ini masih sedikit publikasi ilmiah tentang Formasi Berai yang membahas aspek sedimentologi secara rinci. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan lingkungan pengendapan batuan. Pengujian petrografi terhadap tigapuluh dua sampel batugamping memperlihatkan fasies batugamping, yang meliputi wackestone, packstone, grainstone, dan boundstone. Batugamping Formasi Berai ini terendapkan dengan keadaan genanglaut, meliputi beberapa lingkungan, yaitu: lerengan lokal terumbu belakang, tepi landaian atau lerengan pada paparan tertampi, sayap terumbu, dan bangunan terumbu organik.
Sedimentologi dan Diagenesis Batugamping Formasi Wonosari di Ngrijang Sengon, Pacitan, Jawa Timur Sigit Maryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 16 No. 4 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v16i4.33

Abstract

Geosite Ngrijang Sengon adalah salah satu lokasi di kawasan geopark Gunungsewu. Penelitian geologi ini diperlukan untuk mendukung pengusulan kawasan ini sebagai destinasi geopark internasional. Pembahasan utama penelitian ini meliputi perkembangan lingkungan pengendapan dan rekaman proses diagenesis pada batugamping yang tersingkap di lokasi Ngrijang Sengon, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Analisis petrografi telah dilakukan terhadap dua puluh dua sampel batugamping memperlihatkan bahwa jenisnya adalah wackestone, packstone, dan floatstone. Lingkungan pengendapan batugamping ini beragam, seperti sayap terumbu, dangkalan laguna dengan sirkulasi air terbuka di bawah dasar gelombang, laut dangkal dengan sirkulasi terbuka di bawah dasar gelombang, lerengan atau cekungan lokal pada dangkalan laguna, tepi lerengan dan landaian pada paparan tertampi, serta teluk hingga kubangan sangat terbatas. Batugamping tersebut telah terpengaruh beragam proses diagenesis, meliputi: bioturbasi, pengisian rongga fosil, penggantian, penyemenan, rekristalisasi, pemikritan, pembentukan mineral authigenik, pemampatan, pelarutan, dan peretakan.
Perkembangan Sedimentologi Batugamping Berdasarkan Data Petrografi pada Formasi Sentolo di Sepanjang Lintasan Pengasih, Kulonprogo Sigit Maryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 16 No. 3 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v16i3.37

Abstract

Batugamping Formasi Sentolo yang berumur Miosen Tengah - Pliosen tersingkap di lintasan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo. Pengukuran stratigrafi rinci di lintasan sepanjang empat kilometer adalah untuk mengetahui perkembangan lingkungan pengendapan batuan. Pengujian petrografi terhadap tigapuluh tiga sampel batugamping digunakan untuk mempertajam interpretasi sedimentologi batugamping. Formasi Sentolo ini terendapkan dengan keadaan susut-laut, meliputi beberapa lingkungan, dari tepi landaian dalam, runtuhan lereng depan, sayap terumbu, tepi landaian atau lerengan pada paparan tertampi sampai lerengan lokal terumbu belakang.Kata kunci - Batugamping, petrografi, bioklastika, sedimentologi.
MIKROFASIES BATUGAMPING FORMASI BATUNUNGGAL DI DAERAH BINUANG, KALIMANTAN SELATAN Sigit Maryanto; Kusdji Darwin Kusumah
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 15 No. 4 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v15i4.58

Abstract

Pembahasan utama penelitian ini meliputi ragam fasies pengendapan batugamping Formasi Batununggal yang tersingkap di daerah Binuang, Kalimantan Selatan. Analisis petrografi terhadap delapan belas sampel batugamping menunjukkan bahwa jenis batugamping yang ada meliputi wackestone, packstone, grainstone, boundstone, dan batugamping kristalin. Lingkungan pengendapan batugamping ini meliputi laut dangkal hingga lerengan lokal dengan sirkulasi terbuka di wilayah belakang terumbu, saluran pada landaian terbatas dan dataran pasang-surut, fasies sayap terumbu hingga lereng depan terumbu. Formasi Batununggal yang berumur kapur Awal hadir sebagai olistolit di dalam Formasi Keramaian yang berumur Kapur Akhir hingga Paleosen Akhir.Kata kunci: Batugamping, petrografi, mikrofasies, formasi.
MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUGAMPING FORMASI BATURAJA DI LINTASAN AIR KITI, OKU, SUMATERA SELATAN Sigit Maryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 15 No. 2 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v15i2.65

Abstract

Aspek mikrofasies dan diagenesis batugamping Formasi Baturaja di sepanjang lintasan Air Kiti, Sumatera Selatan, telah dipelajari guna mengetahui mekanisme pengendapan batuan dan sejarah proses geologi paska pengendapan batuan. Percontoh batugamping telah diambil secara sistematis pada formasi batuan yang berumur Miosen Awal tersebut, dan dipakai untuk bahan pengujian petrografi di laboratorium. Analisis petrografi telah dilakukan terhadap dua puluh empat puluh dua percontoh batugamping memperlihatkan bahwa jenisnya adalah batugamping mudstone, wackestone, packstone, floatstone, rudstone, bafflestone dan bindstone. Lingkungan pengendapan batugamping Formasi Baturaja meliputi fasies terumbu belakang, bangunan terumbu, sayap terumbu dan terumbu depan. Beragam proses diagenesis pasca pengendapan batuan, yang meliputi: bioturbasi, penyemenan, neomorfisme, pemikritan, pemampatan, peretakan, dan pelarutan.Kata kunci: Baturaja, batugamping, petrografi, mikrofasies, diagenesis.
MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUGAMPING BERDASARKAN DATA PETROGRAFI PADA FORMASI NAKFUNU DI DAERAH TIMOR TENGAH SELATAN Sigit Maryanto; Asep Kurnia Permana
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 23 No. 3 (2013): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v23i3.87

Abstract

Microfacies and diagenesis of limestones from the Nakfunu Formation have been studied to tracing the depositional mechanism and post depositional geological histories of the rocks. Limestone samples randomly taken from the field on the Cretaceous rock formation, for petrographic analysis. Petrogrtaphic analysis of the fourty two limestone samples showing that the type of the limestones are packstone, wackestone, and mudstone. The depositional environments of this formation are include basin margin, open sea shelf near the lower slope, and deep sea basin with slow sedimentation. The limestones have affected by various kinds of diagenetic proccesses post-sedimentation. The diagenetic procceses recorded under the polarization microscope as: cementation, replacement, silicification, recrystallization, dolomitization, compaction, fracturing, and dissolution.Keywords: Cretaceous, limestone, petrography, microfacies, diagenesis.
SEDIMENTOLOGI BATUGAMPING FORMASI JONGGRANGAN DI SEPANJANG LINTASAN GUA KISKENDO, GIRIMULYO, KULONPROGO Sigit Maryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 23 No. 2 (2013): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v23i2.94

Abstract

The Early Miocene limstone of the Jonggrangan Formation is cropped out at Gua Kiskendo Section, Kulonprogo Regency. Detailed stratigraphic sections were measured out along twelve kilometers section to predict the development of their depositional environments. Limestone petrography analysis are useful to sharpening the limestone microfacies interpretations. Based on petrography data from thirty eight samples, this limestone formation composes of boundstone, floatstone, grainstone, packstone, wackestone, mudstone, and crystalline limestone. The depositional environments of this formation are regressive condition, include fore-reef facies, organic reef facies, reef flank facies, shelf lagoon with open circulation facies, and shallow marine until local basin on back reef with open circulation facies.Keywords: Miocene, petrography, sedimentology, limestone, reef.
SEDIMENTOLOGI BATUGAMPING FORMASI RAJAMANDALA DI LINTASAN SANGHYANG, CITATAH, BANDUNG BARAT Sigit Maryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 2 (2012): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v22i2.108

Abstract

The limestones of the Oligo-Miocene Rajamandala Formation cropped out at Sanghyang section, West Bandung District. Detailed stratigraphic section measured out along this 2.5 km section to predict the development of their depositional environments. This Rajamandala Formation having measured of 180 m thickness, and composed of boundstone, rudstone, grainstone, packstone, wackestone, and comm only deposited at regression basin. This Oligo-Miocene formation was situated at the southern part of the Eurasian continent foreland basin. The depositional environment of [his formation was initiated in core-reef to fore-reef slope facies. The deposition becomes interbeded of fore-reef slope to reef-flank facies with several core-reef facies. Due to regression event, the depositional environment change and jinalized by slope and shelf edges facies of carbonate platform.Keywords: Core-reef, fore-reef, reef-flank, slope and shelf edge.