Hilman Faruq
Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PANEN SAYURAN SEBAGAI PUPUK KOMPOS Hilman Faruq; Yuni Astuti; Maryanti Setyaningsih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 3 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.126 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i3.7748

Abstract

Abstrak: Desa Gekbrong cocok untuk bertani tanaman pangan (sawi, kol, cabe, paprika, dan tomat). Sisa sayuran hasil sortir menjadi limbah organik yang dibiarkan di pinggir kebun hingga membusuk. Kurangnya pengetahuan untuk mengolah limbah sayur menimbulkan permasalahan bagi 15 petani yang terkumpul dalam kelompok tani “Gede Harepan” sehingga perlu adanya kegiatan yang bertujuan untuk melatih anggota kelompok tani tersebut dalam mengolah sisa panen menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Metode workshop meliputi dua tahap yaitu pemaparan materi dan praktik pembuatan kompos. Kegiatan diawali observasi limbah sayuran dan pengetahuan petani dalam mengolah sisa sayuran. Petani diajarkan memfermentasi sayuran menjadi pupuk kompos oleh narasumber dan fasilitator yang kompeten. Sebulan setelah pelatihan, tim UHAMKA melakukan pengecekan kualitas pupuk sebagai bentuk evaluasi kegiatan. Tim menyebarkan angket tanggapan efektivitas pelatihan kepada petani. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani sayuran dalam membuat pupuk kompos. Produk kompos dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sayuran di ladang petani. Kegiatan pelatihan ini memperoleh tanggapan sebesar 78,49% (kategori baik) oleh kelompok tani “Gede Harepan”.Abstract: Gekbrong Village is suitable for farming food crops (mustard, cabbage, chilies, peppers, and tomatoes). The rest of the vegetables that are sorted into organic waste are left on the edge of the garden to rot. Lack of knowledge to process vegetable waste caused problems for the 15 farmers who were gathered in the “Gede Harepan” farmer group, so there was a need for activities aimed at training members of the farmer group in processing crop residues into compost that can be used for plant fertilizer. The workshop method includes two stages, namely the presentation of materials and the practice of making compost. The activity begins with the observation of vegetable waste and the knowledge of farmers in processing vegetable waste. Farmers are taught to ferment vegetables into compost by competent resource persons and facilitators. A month after the training, the UHAMKA team checked the quality of fertilizers as a form of activity evaluation. The team distributed a questionnaire on the effectiveness of the training to farmers. The results of the service show an increase in the knowledge and skills of vegetable farmers in making compost. Compost products are used as fertilizer for vegetable crops in farmers' fields. This training activity received a response of 78.49% (good) by the farmer group "Gede Harepan".
EDUKASI PENGGERAK PKK DALAM PENGOLAHAN SISA ORGANIK RUMAH TANGGA BERBASIS ECOPRENEURSHIP Rizkia Suciati; Suci Lestari; Hilman Faruq; Eka Nana Susanti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19464

Abstract

Abstrak: Komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, khususnya sampah sisa makanan yang mencapai 41,27%. Kurang lebih 38,28% dari sampah tersebut bersumber dari rumah tangga. Selain itu, sampah organik juga merupakan kontributor terbesar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca jika tidak terkelola dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah organik sangat penting dan perlu menjadi perhatian utama, khususnya sampah sisa makanan. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberdayakan ibu-ibu penggerak PKK yang berjumlah 15 orang. Metode yang digunakan yaitu self-directed learning dan project-based learning Tahap pertama, ibu-ibu diberikan edukasi danpre-test, lalu diberikan pengenalan dan tutorial mengenai penggunaan alat. Selanjutnya pada tahap praktik, ibu-ibu diberikan pengetahuan mengenai tata cara memilah, mengolah, dan membuat produk dari sisa organik rumah tangga, setelah itu diberikan post-test sebagai tahap evaluasi. Nilai rata-rata pre-test dan post-test tentang waste management adalah 33,59 meningkat menjadi 84,23. Edukasi penggerak PKK berbasis ecopreneurship dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pengolahan sisa organik rumah tangga.Abstract: The composition of waste in Indonesia is dominated by organic waste, especially food waste, which reaches 41.27%. Approximately 38.28% of this waste comes from households. Organic waste is also the biggest contributor to greenhouse gas emissions if not managed properly. Therefore, community service activities to increase knowledge regarding organic waste management are very important and must be a main concern, especially food waste. Community service activities are carried out by empowering 20 responden from PKK. The methods used are self-directed learning and project-based learning. In the first stage, mothers are given education and a pre-test, then an introduction and tutorial on using the tools. Next, in the practical stage, mothers are given knowledge about the procedures for sorting, processing, and making products from organic household waste, after which they are given a post-test as an evaluation stage. The average pre-test and post-test score regarding waste management was 33.59, increasing to 84.23. Ecopreneurship-based PKK education can increase knowledge regarding the processing of household organic waste.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK KERJA MADRASAH DALAM PEMBUATAN LEAF SKELETON ART SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL Yuni Astuti; Devi Anugrah; Atiqah Meutia Hilda; Hilman Faruq
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember [Dalam Proses]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19474

Abstract

Abstrak: Metode praktikum IPA/Biologi dapat memberikan pengalaman peserta didik terkait proses, produk, dan sikap. Guru Madrasah Aliyah kabupaten Tangerang belum terbiasa untuk mendesain pembelajaran Morfologi Daun dan Fermentasi secara sederhana dan ramah lingkungan dalam bentuk digital. Perlu adanya kegiatan yang bertujuan melatih pengetahuan dan keterampilan anggota KKM MAN 3 Tangerang dalam pembuatan leaf skeleton art sebagai alternatif media pembelajaran digital. Metode workshop disertai penugasan diawali observasi pengetahuan 29 guru MA tentang konsep Morfologi Daun dan Fermentasi serta media pembelajaran digital. Guru dilatih membuat leaf skeleton art dan mendesain e-LKPD menggunakan live worksheet disertai pendampingan secara online. Tim pengabdian mengevaluasi kualitas leaf skeleton dan e-LKPD hasil karya guru. Tim menyebar angket tanggapan efektivitas pelatihan kepada guru. Guru menunjukkan peningkatan pengetahuan (77,76) dan keterampilan (68,50) dalam pembuatan leaf skeleton art dan e-LKPD, tapi masih perlu pembiasaan dalam mengenali fitur live worksheet untuk mendesain e-LKPD. Guru memberikan tanggapan baik (79,19%) terhadap pendampingan tim UHAMKA dalam mendesain media pembelajaran digital yang menarik dan inovatif.Abstract: The science/biology practicum method can provide students with experience regarding processes, products and attitudes. Madrasah Aliyah teachers in Tangerang district are not yet accustomed to designing lessons in Leaf Morphology and Fermentation in a simple and environmentally friendly way in digital form. There needs to be activities aimed at training the knowledge and skills of KKM MAN 3 Tangerang members in making leaf skeleton art as an alternative digital learning media. The workshop method was accompanied by assignments starting with observation of the knowledge of 29 MA teachers regarding the concepts of Leaf Morphology and Fermentation as well as digital learning media. Teachers are trained to make leaf skeleton art and design e-LKPD using live worksheets accompanied by online assistance. The service team evaluated the quality of the leaf skeleton and e-LKPD created by the teacher. The team distributed questionnaires regarding training effectiveness to teachers. Teachers show increased knowledge (77.76) and skills (68.50) in making leaf skeleton art and e-LKPD, but still need to get used to recognizing the live worksheet feature for designing e-LKPD. Teachers gave good responses (79.19%) to the UHAMKA team's assistance in designing interesting and innovative digital learning media.