Dadan D. Wardhana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GRAVITY MODELING OF HARUMAN FAULT AT THE EAST BOUNDARY OF BANDUNG BASIN Lina Handayani; Dadan D. Wardhana; Yayat Sudrajat
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1333.05 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.55

Abstract

ABSTRACT Bandung area, as one of most populated area in Indonesia and one region with a high risk of earthquake hazard, needs a comprehensive mitigation work. To locate active faults is one of the most important things in preliminary survey for earthquake hazard mitigation effort. Accordingly, two transect lines of gravity measurement were completed across a suspected active fault, Haruman Fault, at the east of Bandung Basin region. The subsurface modeling has presented a general idea of geological subsurface structure of this transects area and indicates the possible existences of faults at the east boundary of Bandung-Garut Basin.
PROYEKSI GEMPABUMI TASIKMALAYA 2 SEPTEMBER 2009 TERHADAP POTENSI BAHAYA KEGEMPAAN DAERAH GARUT DAN SEKITARNYA Dedi Mulyadi; Lina Handayani; Dadan D. Wardhana
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 20, No 1 (2010)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.552 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2010.v20.31

Abstract

ABSTRAK Kejadian gempabumi tektonik di Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 2 September 2009 berdampak pada rusaknya infrastruktur dan menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Dari hasil penelusuran terdapat lima wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat guncangan gempabumi tektonik tersebut, yaitu meliputi Kecamatan Pemeungpeuk, Cisompet, Cikelet, Peundeuy dan Banjarwangi. Dari kejadian ini perlu kiranya dibuat peta daerah rawan bahaya sebagai acuan bagi pembangunan infrastruktur pasca gempabumi. Peta daerah bahaya disusun berdasarkan perhitungan percepatan pergerakan tanah maksimum dengan menggunakan informasi kecepatan gelombang seismik S dangkal (Vs30). Peta tersebut kemudian ditumpangtindihkan dengan peta  zona longsoran. Hasil pemetaan tersebut kemudian dibandingkan dengan lokasi  bencana akibat gempabumi pada tanggal 2 September 2009 yang lalu. Tampak bahwa daerah bencana memang terletak pada wilayah dengan bahaya kegempaan yang tinggi- sedang.