Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Kemampuan Lahan Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Das Rejoso Bagian Hulu Billy Primadi, Septiawan; Wijaya, Kemal; Maroeto, Maroeto
Agrium Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v19i1.6763

Abstract

Penelitian dilaksanakan di DAS Rejoso bagian hulu Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran kemampuan lahan dan arahan penggunaan lahan pada DAS Rejoso bagian hulu dengan metode survei dan overlay berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Survei dilakukan dengan pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada setiap unit lahan dengan karakteristik yang sama dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap unit lahan tersebut yang dihasilkan dari proses tumpang tindih (overlay) antara peta kelerengan, peta jenis tanah, dan peta penggunaan lahan pada skala 1:50.000. Faktor penghambat tiap unit lahan digunakan untuk mengklasifikasi kemampuan lahan  dengan metode matching. Berdasarkan hasil penelitian, DAS Rejoso bagian hulu didominasi oleh lahan kelas kemampuan IV dan VIII dengan luas masing-masing 2.603,27 ha (25,84%) dan 3.654,45 ha (36,27%), Selain itu, terdapat kelas kemampuan lahan III dengan luas 617,95 ha (6,13%), kelas kemampuan VI seluas 2.137,92 ha (21,22%), dan kemampuan lahan kelas VII seluas 1.062,37 ha (10,54%).
IDENTIFIKASI POTENSI LONGSOR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN SALEM KABUPATEN BREBES Isbakhul Lail; Bakti Wisnu Widjajani; Kemal Wijaya
Plumula : Berkala Ilmiah Agroteknologi Vol 7 No 2 (2019): Plumula : Berkala Ilmiah Agroteknologi
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.624 KB) | DOI: 10.33005/plumula.v7i2.24

Abstract

Based on BNPB, victims of landslides on February 22, 2018 a total of 11 people died and 7 people were missing. Landslides occur due to steep slope and geological material form in the form of marl so that it can be used as a field of sliding ground movements. Data processing Geological maps and land cover in the form of shapefiles were cliped in the study area. Determination of the level of vulnerability of landslides in the study area is based on the estimation model of landslide prone areas by the Directorate of Volcanology and Geological Disaster Mitigation / DVMBG (2004). Score = (30% x rainfall class factor) + (20% x geology) + (20 % x class Erodibility factor) + (15% x land use) + (15% x slope class factor). Based on the research carried out, the highest landslide prone areas were in the village of Ciputih with an area of 943 Ha and wanoja with an area of 684 Ha, the area under control was landslide in the village of the balance area of 893 Ha and wanoja covering an area of 708.37 Ha. While the low landslide area is in Salem village covering an area of 1193 Ha. The most influential factors were slope 46 % and erodibility 35 %. Both of them potential landslide happen.
ANALISIS POTENSI PENYEBARAN LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN TOSARI, KABUPATEN PASURUAN, PROVINSI JAWA TIMUR Agung Raynason Yudha; Kemal Wijaya; Siswanto Siswanto
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 7, No 2 (2022): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v7i2.5959

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kawasan rawan longsor dan upaya mitigasi di Kecamatan Tosari. Longsor terjadi disebabkan oleh curamnya kemiringan lereng dan curah hujan yang tinggi. Sumber data peta geologi dan  peta tutupan lahan berupa shapefile lalu dilakukan pemotonga pada daerah penelitian. Untuk mengetahui seberapa rawan suatu kawasan berpotensi longsor di daerah pelaksanaan penelitian berpatokan kepada model pendugaan wilayah berpotensi longsor yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi/DVMBG (2004).Skor = (30 % x faktor curah hujan) + (20% x faktor geologi) + (20 % x faktor erodibiltas tanah ) + (15% x  kelas tutupan lahan) + (15 % x faktor kelas kemiringan). Sesuai dengan beberapa faktor yang dipaparkan diatas, daerah yang dikategorikan sebagai daerah rendah bencana longsor yakni desa Baledono yang luasnya 796 Ha. Di samping itu, kawasan yang dikategorikan sebagai longsor sedang paling tinggi yakni desa Podokoyo yang luasnya sekitar 1203 Ha. Serta, Wilayah tinggi berpotensi longsor yakni desa kandangan dimana luasnya sekitar 538 Ha. Indikator yang memiliki impak paling besar yakni, kemiringan 98 %, parameter ini menunjukan potensi besar terjadinya rawan longsor sehingga perlu upaya mitigasi menurut BNPB, (2017).
Analisis Kemampuan Lahan Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Das Rejoso Bagian Hulu Septiawan Billy Primadi; Kemal Wijaya; Maroeto Maroeto
Agrium Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v19i1.6763

Abstract

Penelitian dilaksanakan di DAS Rejoso bagian hulu Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran kemampuan lahan dan arahan penggunaan lahan pada DAS Rejoso bagian hulu dengan metode survei dan overlay berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Survei dilakukan dengan pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada setiap unit lahan dengan karakteristik yang sama dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap unit lahan tersebut yang dihasilkan dari proses tumpang tindih (overlay) antara peta kelerengan, peta jenis tanah, dan peta penggunaan lahan pada skala 1:50.000. Faktor penghambat tiap unit lahan digunakan untuk mengklasifikasi kemampuan lahan  dengan metode matching. Berdasarkan hasil penelitian, DAS Rejoso bagian hulu didominasi oleh lahan kelas kemampuan IV dan VIII dengan luas masing-masing 2.603,27 ha (25,84%) dan 3.654,45 ha (36,27%), Selain itu, terdapat kelas kemampuan lahan III dengan luas 617,95 ha (6,13%), kelas kemampuan VI seluas 2.137,92 ha (21,22%), dan kemampuan lahan kelas VII seluas 1.062,37 ha (10,54%).
ANALISIS ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KELAS KEMAMPUAN LAHAN DI WILAYAH KECAMATAN PUJON Imzky Aulia Ramadhani; Moch. Arifin; Kemal Wijaya
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2364

Abstract

Konversi tata guna lahan merupakan konsekuensi yang logis dari peningkatan aktivitas penduduk dan jumlah penduduk. Konversi tata guna lahan pada dasarnya merupakan hal yang umum terjadi, namun jika konversi lahan dilakukan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air akan menyebabkan degradasi lahan. Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Pujon menyebabkan tingginya kebutuhan yang menuntut untuk melakukan alih guna lahan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air sehingga mengalami degradasi lahan, hal ini dapat dilihat dari adanya dampak lanjutan akibat degradasi lahan yaitu terjadinya kekeringan panjang terjadi dimusim kemarau, longsor dan banjir pada musim hujan di wilayah Pujon menyebabkan terputusnya akses jalur Malang – Kediri. Penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi kemampuan lahan dengan tujuan untuk menekan tingkat degradasi lahan di wilayah Kecamatan Pujon. Hasil penelitian menunjukan bahwa tiga kelas kemampuan lahan yaitu kelas III, IV, dan VIII. Faktor pembatas dominan yang mempengaruhi kelas kemampuan lahan yaitu kemiringan lereng dan permeabilitas tanah, terdapat pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan kelas kemampuannya sehingga diarahkan untuk Hutan Lindung.
ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAS REJOSO BAGIAN HULU Septiawan Billy Primadi; Kemal Wijaya; Maroeto Maroeto
JURNAL GEOGRAFI Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/geografi/vol11-iss1/2579

Abstract

The research was conducted at the Rejoso watershed in the upstream part of Pasuruan Regency, East Java. This research aims to map the spread of land capabilities and land use directions in the upstream Rejoso watershed with a survey and overlay method based on Geographic Information System (SIG).The survey was conducted by observing and sampling soil on each land unit with the same characteristics as first mapping the land units resulting from the overlapping process (overlay) between slope maps, soil type maps, and land use maps on a scale of 1:50,000.The inhibitory factor of each land unit is used to classify the ability of the land which refers to the criteria of Arsyad (2010) with the matching method. Based on the results of the study, the upstream Rejoso watershed is dominated by ability class IV and VIII land with an area of 2,603.27 ha (25.84%) and 3,654.45 ha (36.27%), in addition, there is a class of land capability III with an area of 617.95 ha (6.13%), 2,137.92 ha (21.22%), and class VII land capability of 1,062.37 ha (10.54%).
Determining and mapping land suitability for porang (Amorphophallus oncophyllus L.) cultivation in Madiun Regency, Indonesia Dheka Agustin Prasetyowati; Siswanto; Kemal Wijaya
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v20i1.12128

Abstract

The porang plant is a tuber plant. Porang tubers currently have an economical selling value. Due to the economic value of porang, several regions in Indonesia now cultivate it. Therefore, land suitability analysis is needed to determine whether or not porang or other commodities can be planted in an area. This study aimed was determining the actual and potential land suitability classes on porang land and the constraints that may occur, also mapping the land suitability of porang in three villages of Kare District, Madiun Regency, Indonesia, i.e., Kuwiran, Randualas, and Kare, using a system geographic information (GIS). This study used survey and matching methods while making maps using ArcGIS 10.4 software. Primary and secondary data were obtained from laboratory analysis results, field observation, and related data from the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG). The results showed that Kare Village had good potential for porang cultivation based on the results of spatial data processing. The actual land condition for porang cultivation in Kuwiran Village was 10 ha, Randualas Village was 28 ha, and Kare Village was 18.55 ha. The limiting factors at the study site were nutrient retention and availability. Some efforts can be made to improve the land by applying organic matter, compost, and liming.
UJI LIMBAH KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. Merr) DAN PUPUK KANDANG KAMBING SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR PADA TANAH SALIN (Studi Kasus di Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya) Detta Anugrah Heni; Kemal Wijaya; Purnomo Edi Sasongko
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An increase in the amount of land in Indonesia submerged by sea water will cause an increase in the amount of salt-stressed land (saline land), one of the disturbances is the absorption of nutrients. Pineapple peel waste (Ananas comosus L. Merr) found in Surabaya has not been used properly by the community. The purpose of the research was to determine the superiority of pineapple peel waste to be used as liquid organic fertilizer. The method used is the experimental design method, after the manufacture of liquid organic fertilizer is complete, followed by testing the nutrient content there are 4 types of parameters, namely pH meter, EC meter, nitrogen (N), total phosphorus (P2O5) and potassium oxide (K2O). This research was carried out in the front yard of the house, testing and calibration laboratory. This study used a factorial Completely Randomized Design (CRD), the factors tested were pineapple peel waste and goat manure consisting of 5 treatments. Each treatment was repeated 4 times to obtain 20 experimental polybags. Factorial (mass of pineapple peel waste and goat manure) for each treatment mass (1 : 1): NK0 formula without pineapple peel waste and goat manure, NK1 formula + pineapple peel waste and goat manure 250 g/ml (1 : 1), NK2 formula + pineapple peel waste and goat manure 500 g/ml (1 : 1), NK3 formula + pineapple peel waste and goat manure 750 g/ml (1 : 1), NK4 formula + pineapple peel waste and goat manure 1000 g/ml (1 : 1). Notes : N Pineapple peel waste (Ananas comosus L. Merr) ; K Goat manure. The data obtained were analyzed by Sidik Variety analysis (ANOVA). If the results of the study show a significant effect, it will be continued with the Honest Significant Difference (BNJ) test at the 5% level. The data obtained were analyzed by Sidik Variety analysis (ANOVA). If the results of the study show a significant effect, it will be continued with the Honest Significant Difference (BNJ) test at the 5% level.INTISARIPeningkatan jumlah daratan di Indonesia yang terendam air laut akan menyebabkan jumlah lahan tercekam garam (lahan salin) meningkat, salah satu gangguan adalah penyerapan unsur hara. Limbah kulit buah nanas (Ananas comosus L. Merr)  yang terdapat di Surabaya belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Tujuan penelitian yang dilakukan  adalah untuk mengetahui keunggulan limbah kulit buah nanas untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Metode yang digunakan adalah metode desain eksperimen, setelah pembuatan pupuk organik cair selesai, dilanjutkan pengujian kandungan unsur hara terdapat 4 jenis parameter yaitu pH meter, EC meter, nitrogen (N), phospor total (P2O5) dan kalium Oksida (K2O). Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan depan rumah, laboratorium pengujian dan kalibrasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, faktor yang diujikan adalah limbah kulit buah nanas dan pupuk kandang kambing terdiri atas 5 perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga memperoleh 20 polybag percobaan. Faktorial (Massa limbah kulit buah nanas dan pupuk kandang kambing) masing-masing massa perlakuan (1 : 1) : NK0 formula tanpa limbah kulit buah nanas dan pupuk kandang kambing, NK1 formula + limbah kulit buah nanas dan pupuk kandang kambing 250 g/ml (1 : 1), NK2 formula + limbah kulit buah nanas dan pupuk kandang kambing 500 g/ml (1 : 1), NK3 formula + limbah kulit buah nanas dan pupuk kandang kambing 750 g/ml (1 : 1), NK4 formula + limbah kulit buah nanas dan pupuk kandang kambing 1000 g/ml (1 : 1). Keterangan : N Limbah kulit buah nanas (Ananas comosus L. Merr) ; K Pupuk kandang kambing. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis Sidik Ragam (ANOVA). Apabila hasil penelitian menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata  Jujur (BNJ) pada taraf 5%