Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Akupresur Perikardium 6 Terhadap Mual Muntah Kehamilan Kurang 16 Minggu Yulistiana Evayanti; Nurliyani Nurliyani; Yuli Artika
Jurnal Perak Malahayati Vol 4, No 1 (2022): Vol.4 No 1,Mei 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.802 KB) | DOI: 10.33024/jpm.v4i1.6620

Abstract

ABSTRAK  Mual muntah kehamilan merupakan masalah umum yang dapat berdampak serius bagi ibu danPendahuluan  Mual muntah kehamilan merupakan masalah umum yang dapat berdampak serius bagi  ibu dan bayi. Lebih dari setengah (50-90%) wanita hamil mengalami mual muntah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi mual muntah dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Akupresur Perikardium 6 merupakan salah satu pendekatan nonfarmakologis yang berkaitan erat dengan akupunktur dan dianggap sebagai titik kunci dalam mengurangi gejala mual dan muntah, tetapi beberapa penelitian menunjukkan hasil yang kontradiktif. Tujuan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang akupresur dan tentang mual dan muntah, mengingkatkan keterampilan ibu dalam melakukan akupresur untuk mengurangi mual muntah dalam kehamilan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan akupresur. Kegiatan dilaksanakan selama 1 hari, diikuti oleh 8 orang ibu hamil. Hasil kegiatan, terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil dari kategori cukup (51⁃70) sebanyak 50% dan kategori kurang (<50) sebanyak 50%. Meningkat menjadi sangat baik (81⁃100) 62,5%, kategori baik (71⁃80) 37,5%. Kesimpulan Terdapat peningkatan keterampilan ibu hamil dalam melakukan akupresur untuk mengurangi mual muntah selama kehamilan. Kata Kunci : mual muntah kehamilan, akupresur ABSTRACT Introduction Pregnancy vomiting nausea is a common problem that can have a serious impact on the mother and baby. More than half (50-90%) of pregnant women experience nausea vomiting. Various efforts have been It is done to reduce vomiting nausea with pharmacological and non pharmacological approaches. Pericardium Acupressure 6 is one of the closely related non pharmacological approaches. with acupuncture and considered a key point in reducing symptoms of nausea and vomiting, But some research shows contradictory results. The purpose of this activity is to increase pregnant women's knowledge about acupressure and about nausea and vomiting, increasing the mother's skills in performing acupressure to reduce vomiting nausea in pregnancy. The method used is counseling and acupressure training. The activity was held for 1 day, followed by 8 pregnant women. Result of the activity, there was an increase in the knowledge of pregnant women from the sufficient category (51⁃70) by 50% and the less category (<50) by 50%. Increased to very good (81⁃100) 62.5%, good category (71⁃80) 37.5%. Conclusion  There is an increase in the skills of pregnant women about acupressure to overcome vomiting nausea in pregnancy. Keywords: nausea vomiting of pragnancy, acupressure
Pendidikan Kesehatan Masyarakat Melalui Kegiatan Penyuluhan Mengenai Covid-19 di SMA Way Kanan Nurliyani Nurliyani; M Ricko Gunawan; Iwal Iwal
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5012

Abstract

ABSTRAK Masalah kesehatan dunia yang saat ini menjadi sorotan dan sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari ilmuwan kesehatan dan masyarakat umum adalah penyakit akibat virus corona. Corona Virus Disease – 19 atau yang lebih populer dengan istilah COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD) pada tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2022. Untuk melakukan edukasi terhadap masyarakat khususnya pada remaja untuk menerpakan protokol kesehatan dan mengerti masalah bahaya covid 19,Metode edukasi  ini adalah mendeskripsikan dalam bentuk wawancara, dan sosialisasi terhadap siswa SMA. Lokasi penelitian di Way Kanan. Hasil review masalah yang ada pada siswa dan siswi SMA di Way Kanan setelah di lakukan edukasi siswa/i lebih paham dan mengerti mengenai bahay covid 19, dan akan lebih menjaga diri dengan memamtuhi protokol kesehatan yang sudah di anjurkan dari pemerintah setalah di berikan edukasi mengenai covid 19 terhadap pelajar SMA pelajar lebih mengerti mengenai covid 19, menerapkan prokes dengan baik. Penulisan ini dapat brmanfaaf untuk pelajar dan bagi masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan mematuhi prokes yang ada. Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Covid-19, Siswa Sekolah  ABSTRACT The world health issue that is currently in the spotlight and is very important to get the attention of health scientists and the general public is the disease caused by the coronavirus. Corona Virus Disease – 19 or more popularly as COVID-19 has been designated by WHO (World Health Organization) or the World Health Organization as the World Health Emergency (KMMD) on January 30, 2020 and finally designated as a Pandemic on March 11, 2020 (Keliat et, all, 2020 in Purnamasari, 2020). To educate the community, especially in adolescents to implement health protocols and understand the dangers of covid 19,This method of education is to describe in the form of interviews, and socialization of high school students. Research site on the Right Way.The results of a review of the problems that exist in high school students and students in the right way after education students better understand and understand about bahay covid 19, and will take better care of themselves by agreeing with health protocols that have been recommended from the government Conclusions and suggestions: after providing education about covid 19 to high school students students understand better about covid 19, apply prokes well. This writing can be useful for students and for the community to maintain health by complying with existing prokes.  Keywords: Health Education, Covid-19, School Students
Implementasi self management pada pasien dengan diabetes melitus Nurliyani Nurliyani; Ririn Wulandari
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i1.1535

Abstract

Background: Diabetes Mellitus Self Management An individual effort using therapeutic techniques that will be given as an intervention to control and direct oneself, and support behavior change towards a healthy lifestyle after being diagnosed with Diabetes mellitus (DM). Indonesia has around 9.1 million people with diabetes, it is estimated that by 2035, the number will reach 14.1 million. Lampung Province as a result of Riskesdes 2018 increased to 1.6%. Metro City for 2018 there are 798 DM women. The Margorejo Health Center itself is a new Public Health Center in 2018 , with 39 patients entering productive age women.Purpose: To obtain an overview or in-depth information about the patient's implementation of DM self-management in women of reproductive age.Method: Qualitatively using a phenomenological approach, with source triangulation technique. This research was conducted in the Margorejo Metro Selatan Public Health Center in February-March 2019. Sampling was carried out by purposive sampling, conducted by in-depth interviews with 5 main informants (women of productive age with diabetes mellitus), and 4 key informants (holders of diabetes mellitus). program at the Margorejo Health Center and 2 cadres).Results: The diet of DM patients in this study was still quite good. Sports/physical activity of DM patients in women of reproductive age is quite good. Blood sugar of DM patients in women of reproductive age has been well controlled. Treatment of DM patients in women of reproductive age is quite good. Problem-solving skills in women of reproductive age are quite good, it can be seen from the information conveyed that all informants handle DM so that diabetes is controlled by taking medication, eating patterns and resting regularly. Measurement of blood pressure and cholesterol levels has not been done properly. Reducing the risk of DM in women of childbearing age is good.Conclusion: Further research is needed to further examine the factors that may contribute to self-management such as stress experienced by DM patients.Keywords: Implementation; Patient; Self management; Diabetes mellitus; Woman; Productive agePendahuluan: Self Management Diabetes Melitus Sebuah usaha induvidu dengan menggunakan teknik terapeutik yang akan diberikan sebagai intervensi untuk mengendalikan dan mengarahkan diri, serta mendukung perubahan perilaku menuju pola hidup sehat setelah terdiagnosa Diabetes melitus (DM). Indonesia memiliki sekitar 9,1 juta pengidap diabetes, diperkirakan pada 2035, jumlahnya akan mencapai 14,1 juta. Provinsi Lampung hasil Riskesdes 2018 meningkat menjadi 1,6%. Kota Metro untuk tahun 2018 terdapat 798 wanita DM. Puskesmas Margorejo sendiri merupakan Puskesmas baru tahun 2018 ini dari pustu menjadi puskesmas, dengan untuk pasien yang masuk wanita usia produktif terdapat 39 pasien.Tujuan: Didapatkan gambaran atau informasi mendalam tentang Implementasi pasien terhadap self management DM pada wanita usia peroduktif.Metode: Kualitatif menggunakan pendekatan Phenomenologi, dengan teknih triangulasi sumber. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Margorejo Metro Selatan Kota Metro pada bulan Febuari-Maret 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 5 orang informan utama ( wanita usia produktif penderita diabetes melitus), dan 4 orang informan kunci (pemegang program di Puskesmas Margorejo dan 2 orang kader).Hasil: Pola makan penderita DM dalam penelitian ini masih cukup baik. Olahraga/aktifitas fisik penderita DM pada wanita usia produktif cukup baik. Gula darah penderita DM pada wanita usia produktif sudah terkontrol dengan baik. Pengobatan penderita DM pada wanita usia produktif cukup baik. Keterampilan memecahan masalah pada wanita usia produktif sudah cukup baik telihat pada informasi yang tersampaikan bahwa seluruh informan menangani supaya DM terkontrol dengan meminum obat, pola makan dan istirahat dengan teratur. Pengukuran tekanan darah dan kadar kolesterol belum dilakukan secara baik. Mengurangi risiko penyakit DM pada wanita usia produktif sudah baik.Simpulan: Sangat diperlukan penelitian lanjutan untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mungkin berkontribusi dalam self management seperti stres yang dialami pasien DM. 
The Relationship Between The Mother Factor To The Incidence Of Stunting Masayu Fatimah; Yuli Yantina; Nurliyani Nurliyani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 2 (2023): Volume 9 No.2 April 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i2.7962

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badannya untuk usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah Standar Pertumbuhan Anak WHO. Stunting adalah hasil dari nutrisi yang tidak memadai, dan serangan infeksi berulang selama 1000 hari pertama kehidupan seorang anak, dari konsepsi hingga usia dua tahun. Stunting merupakan ancaman utama dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.Metode: Desain penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data primer. Dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai Juli 2022 terhadap 121 responden dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi karakteristik.Hasil peneltian: Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa sebagian besar pengetahuan ibu kurang sebanyak 64 orang (52,9%) dan diikuti pengetahuan ibu baik sebanyak 28 orang (23,1%), pola asuh buruk sebanyak 71 orang (58,7%) dan diikuti pola asuh yang baik sebanyak 50 orang (41,3%), dan risiko stunting sebanyak 50 orang (41,3%) dan disusul tidak stunting sebanyak 71 orang (58,7%). Diharapkan dapat menjadi gambaran informasi tentang hubungan pengetahuan ibu dan pola asuh dengan kejadian stunting sehingga dapat digunakan untuk langkah selanjutnya serta meningkatkan pemberian informasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang stunting. Kata kunci: Pengetahuan Ibu, Pola Asuh, Kejadian Stunting ABSTRACT Introduce: Stunting is a growth disorder experienced by children due to poor nutrition, repeated infections, and inadequate psychosocial stimulation. A child is defined as stunted if his height for age is more than two standard deviations, below the WHO Child Growth Standards. Stunting is the result of inadequate nutrition, and recurrent attacks of infection during the first 1000 days of a child's life, from conception to two years of age. Stunting is a major threat in realizing quality Indonesian human resources.Method: The research design was carried out descriptively with a cross sectional approach using primary data. Conducted from December 2021 to July 2022 on 121 respondents where data collection using a questionnaire was then analyzed and presented in the form of a characteristic distribution table.The results: From the results of research conducted by the author that most of the knowledge of mothers is lacking as many as 64 people (52.9%) and followed by good mother's knowledge as many as 28 people (23.1%), bad parenting as many as 71 people (58.7%) and followed by parenting good as many as 50 people (41.3%), and the risk of stunting as many as 50 people (41.3%) and followed by not stunting as many as 71 people (58.7%). It is hoped that it can be a description of information about the relationship between maternal knowledge and parenting patterns to the incidence of stunting so that it can be used for the next step and improve the provision of information and socialization to the public about stunting. Keywords : Mother's Knowledge, Parenting, Stunting Incident  
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Minyak Lavender Terhadap Nyeri Ibu Postpartum Di BPM Tursilah, S.Tr., Keb Lampung Tengah Canthy Jour Shella; Neneng Siti Lathifah; Nurliyani Nurliyani
ANJANI Journal (Medical Science & Healthcare Studies) Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/anjani.v3i1.753

Abstract

Latar Belakang : Nyeri merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, nyeri post partum besifat fisiologi serta berlangsung beberapa hari setelah proses persalinan. Aromaterapi merupakan proses penyembuhan yang menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni, aromaterapi lavender mengandung linalool yang memiliki efek relaksasi.Tujuan : Tujuan penelitian adalah diketahui pengaruh aromaterapi minyak lavender dapat mengurangyi intensitas nyeri ibu postpartum di Lampung Tengah Tahun 2021Metode : Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian dengan pendekatan quasi eksperimen. Tempat penelitian ini dilakukan di BPM Tursilah, S.Tr., Keb Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu postpartum berjumlah 27 ibu bersalin, dengan jumlah sampel 15 orang,  Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan analisa data yang digunakan adalah uji  T-dependent.Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi rata-rata nyeri sebelum diberikan perlakuan pemberian aromaterapi lavender sebesar 6,64 dan standar deviasi sebesar 0,745. Sedangkan distribusi frekuensi rata-rata nyeri sebelum diberikan perlakuan pemberian aromaterapi lavender sebesar 4,647 dan standar deviasi sebesar 0,497. Ada pengaruh aromaterapi minyak lavender dapat mengurangi intensitas nyeri ibu postpartum (p value 0,000 0,05). Saran bagi tempat penelitian sebagai bahan informasi bagi bidan bahwa aromaterapi lavender dapat mengurangi nyeri ibu postpartum serta dapat mengaplikasikan pada setiap pasien ibu postpartum agar nyeri ibu rasakan dapat berkurang. ABSTRACTBackground : Pain is an unpleasant emotional experience, post partum pain is physiological and lasts a few days after the delivery process. Aromatherapy is a healing process that uses pure aromatherapy plant extracts, lavender aromatherapy contains linalool which has a relaxing effect.Objective : The purpose of the study was to determine the effect of lavender oil aromatherapy on reducing the intensity of postpartum maternal pain in Central Lampung in 2021Methods : This type of research is quantitative with a research design with a quasi-experimental approach. The location of this research was BPM Tursilah, S.Tr., Central Lampung Keb. The population in this study was a total of 27 postpartum mothers, with a sample of 15 people. The sampling technique used was purposive sampling. Data collection using observation sheets and data analysis used is the T-dependent test.Results and Conclusion : The results showed that the average frequency distribution of pain before being treated with lavender aromatherapy was 6.64 and the standard deviation was 0.745. While the average frequency distribution of pain before being given lavender aromatherapy treatment was 4.647 and the standard deviation was 0.497. There is an effect of lavender oil aromatherapy to reduce the intensity of postpartum maternal pain (p value 0.000 0.05). Suggestions for research sites as information material for midwives that lavender aromatherapy can reduce postpartum maternal pain and can apply to every postpartum mother patient so that maternal pain can be reduced.