ABSTRACT Currently, cervical cancer is a health problem with a high number of cases in the world, including in Indonesia. The prevalence of cervical cancer in various regions in Indonesia varies, several behavioral factors that increase cancer prevention include education, employment, medical history, environmental factors, personal hygiene, knowledge, health support, and attitudes. The community service carried out aims to educate prison inmates regarding prevention that can be carried out for cervical cancer and conduct an analysis to see whether the factors considered related to other research are also related to community service carried out in the Bandar Lampung women's prison. Community service is carried out by providing counseling to residents regarding prevention carried out to reduce cervical cancer cases. By using power point as a medium for making presentations presented by Masters students. Furthermore, citizens are also given the opportunity to ask questions about cervical cancer and its prevention. Giving a questionnaire as one of the feedback regarding what was explained, as well as to see the extent of preventive behavior that has been carried out by citizens. It was found that prison residents got new benefits, namely knowledge related to cervical cancer with the education provided. From the data analysis conducted, it is known that there is no relationship between education, employment, medical history, environmental factors, personal hygiene, knowledge, support, and attitudes of citizens with cervical cancer prevention behavior. Conclusions and suggestions: cervical cancer is a non-communicable disease that has a high number of cases and can cause death in women, so the prevention that must be done is to improve women's behavior to reduce the risk of cervical cancer. Keywords: Cervical Cancer, Behavior, Prevention ABSTRAK Saat ini kanker serviks merupakan masalah kesehatan dengan angka kasus yang cukup tinggi di dunia termasuk juga di Indonesia. Prevalensi kanker serviks di berbagai daerah di Indonesia berbeda-beda, beberapa faktor perilaku yang meningkatkan pencegahan kanker diantaranya seperti pendidikan, pekerjaan, riwayat kesehatan, faktor lingkungan, personal hygine, pengetahuan, dukungan nakes, dan sikap. Pada pengabdian masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk melakukan edukasi terhadap penghuni lapas terkait pencegahan yang dalat dilakukan untuk penyakit kanker serviks serta melakukan analisis untuk melihat apakah faktor-faktor yang dinilai berhubungan pada penelitan lainnya juga berhubungan pada pengabdian masyarakat yang dilakukan di lapas wanita Bandar Lampung. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada warga lapas terkait pencegahan yang dilakukan untuk menurunkan kasus kanker serviks. Dengan menggunakan power point sebagai media untuk melakukan presentasi yang paparkan oleh mahasiswa S2. Selanjutnya warga lapas juga diberikan kesempatan untuk bertanya seputar kanker serviks dan pencegahannya. Memberikan kuesioner sebagai salah satu timbal balik terkait apa yang di jelaskan, serta untuk melihat sejauh mana perilaku pencegahan yang telah dilakukan oleh warga lapas. Didapatkan bahwa warga lapas mendaptkan manfaat baru yaitu pengetahuan terkait kanker serviks dengan edukasi yang diberikan. Dari analisis data yang dilakukan diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan, pekerjaan, riwayat kesehatan, faktor lingkungan, personal hygine, pengetahuan, dukungan nakes, dan sikap warga lapas dengan perilaku pencegahan kanker serviks. Kanker serviks adalah salah satu penyakit tidak menular yang memiliki angka kasus tinggi dan dapat menyebabkan kematian untuk wanita, maka pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan perilaku wanita untuk mengurangi resiko terkena kanker serviks. Kata Kunci: Kanker Serviks, Perilaku, Pencegahan