Catur Budi Wiati
Bidang Sosiologi Kehutanan di Balai Besar Penelitian Dipterokarpa

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan oleh Masyarakat Desa Setulang di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara Wiati, Catur Budi; Angi, Eddy Mangopo
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Desa Setulang di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara adalah salah satu masyarakat sekitar hutan yang melakukan pemanfaatan sumberdaya hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Tulisan ini bertujuan untuk menginformasikan jenis-jenis sumberdaya hutan dan bentuk pemanfaatannya oleh masyarakat Desa Setulang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara serta permasalahan yang dihadapi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012, sendangkan metodenya menggunakan kombinasi Diskusi Group Terfokus (Focus Group Discussion/FGD), wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi lapangan. Hasil studi menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya hutan Masyarakat Desa Setulang merupakan warisan dari nenek moyang mereka saat masih tinggal di Longh Sa’an, Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau. Pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut sebagian besar dilakukan Masyarakat Desa Setulang di Tanah Larangan (Tane’ Olen) dan Hutan Cadangan (Unung Mpe’) dalam bentuk kegiatan: (1) Mencari ramuan rumah (Duqu Fetenu’ Laminj), kayu perahu dan Kayu Bakar; (2) Berburu dan mencari ikan; (3) Mencari bahan kerajinan; dan (4). Mencari bahan obat-obatan dan sayuran. Dalam pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut, permasalahan yang masih sering terjadi umumnya adalah masalah klaim kepemilikan lahan terutama terjadi di Tane’Olen dan Unung Mpe’.
KAJIAN PELAKSANAAN PELELANGAN KAYU MERANTI DI KALIMANTAN TIMUR Wiati, Catur Budi
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pelelangan kayu termasuk kayu meranti telah mengalami beberapa kali perubahan dari SK Menhut No. 319/Kpts-II/1997 direvisi menjadi Permenhut No. P.02/Menhut-II/2005, dan yang terakhir menjadi Permenhut No. P.48/Menhut-II/2006, dengan harapan dapat mempercepat proses pelelangan kayu. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pelelangan kayu meranti di Kalimantan Timur sekaligus untuk mengetahui permasalahan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah memperoleh pendapatan sekitar Rp 35 milyar pada tahun 2006 dan Rp 17 milyar pada tahun 2007 dari hasil pelelangan kayu termasuk meranti di KPKNL Samarinda. Nilai ini tidak termasuk nilai lelang barang-barang bukan kayu seperti kapal  motor dan truk. Namun demikian pelaksanaan pelelangan kayu di Kalimantan Timur masih tidak berjalan maksimal karena ketiadaan pendanaan untuk menangani masalah illegal logging, terbatasnya jumlah PPNS di  institusi kehutanan dan lemahnya koordinasi antar institusi yang menangani pelelangan kayu.
Rantai Pasokan Kayu Hutan Alam di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Serta Permasalahannya Wiati, Catur Budi; Indriyanti, Susana Yuni
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kondisi pasokan kayu hutan alam di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, pola distribusi dan permasalahannya. Hasil penelitian menyatakan bahwa pasokan kayu bulat di Kalimantan Selatan sebagian besar berasal dari Hutan Tanaman/Hutan Tanaman Industri (HT/HTI) dan hanya sebagian kecil yang berasal dari hutan alam, sedangkan di Kalimantan Tengah adalah sebaliknya. Pasokan kayu bulat dari Kalimantan Tengah selain untuk kebutuhan wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan juga dipasarkan ke Kalimantan Barat dan Jawa. Permasalahan yang dihadapi pihak perusahaan dalam rantai pasokan kayu hutan alam tersebut adalah besarnya biaya administrasi penerimaan kayu bulat serta pengangkutan kayu dari areal konsesi hutan ke industri karena adanya biaya tidak resmi yang harus ditanggung oleh perusahaan.