Serepina Yoshika Hasibuan
Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSEP BAPTISAN DALAM KISAH PARA RASUL DAN EVALUASINYA TERHADAP PEMBAPTISAN VIRTUAL Serepina Yoshika Hasibuan; Rudy Roberto Walean; Setiaman Larosa
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v4i1.259

Abstract

One form of church service activity during social restrictions during the COVID-19 pandemic is online or virtual baptism. This virtual baptism has received criticism because it does not follow the Bible's teaching about baptism, especially the Acts concept. This study intends to reveal the Acts concept of baptism and then use it to evaluate the practice of virtual baptism. The research method used is a hermeneutic analysis using research results or studies from other researchers. The object of study is the narrative of the baptism of Peter, Philip, Ananias, and Paul. The results showed that: 1) firstly, baptism is a passive act, so it cannot be done only by the baptismal candidate; 2) baptism is carried out directly involving two parties, both the baptist and the person being baptized; 3) baptism must fulfill the koinonia in the worship of the people. Therefore, virtual baptism is irrelevant even in pandemic conditions.
METAFORA BATU HIDUP SEBAGAI IDENTITAS UMAT: ANALISIS BERDASARKAN PENGGUNAAN KUTIPAN PERJANJIAN LAMA DALAM 1 PETRUS 2:9 DAN IMPLEMENTASINYA KEPADA GEREJA MASA KINI Serepina Yoshika Hasibuan
MAWAR SARON: Jurnal Pendidikan Kristen dan Gereja Vol. 3 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62240/msj.v3i1.31

Abstract

Intensitas teks kutipan dari PL dalam 1 Petrus membuat peran kutipan menjadi krusial. Oleh sebab itu, penggunaan PL dalam studi surat 1 Petrus layak dijadikan sudut pandang yang tepat untuk mengerti metafora Petrus yang juga intensif dalam suratnya. Artikel ini ditulis untuk menjawab apakah makna metafora “batu hidup” (living stone) yang diangkat Petrus dalam 1 Petrus 2:4. Jika dipandang dari penggunaan teks PL dalam perikop 1 Petrus 2:1-10, tampaknya metafora “batu hidup” diangkat bukan saja bertujuan kristologis (sekalipun ada formasi Kristus) melainkan juga eklesiologis. Makna eklesiologis tersebut dapat digali dari kutipan ayat 9. Implikasi makna eklesiologis dari metafora batu hidup adalah membangun identitas jemaat Allah di tengah masyarakat yang tidak percaya.
PENERIMAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM KOMUNITAS IMAN Serepina Yoshika Hasibuan
MAWAR SARON: Jurnal Pendidikan Kristen dan Gereja Vol. 4 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62240/msj.v4i1.44

Abstract

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan baik dalam fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seumur dengannya (Winarsih, 2013). Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI nomor 10 Tahun 2013 juga mendefinisikan ABK sebagai berikut: “Anak penyandang disabilitas adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan Dalam praktik kehidupan, ABK juga seringkali mengalami diskriminasi sosial karena keterbatasan yang mereka miliki. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti dan memberikan tinjauan teologis terhadap fenomena ini guna menyadarkan masyarakat luas mengenai pentingnya penerimaan ABK dalam komunitas iman. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan teks pada studi biblika selain dari penelusuran artikel ilmiah, buku dan dokumen penting berkenaan dengan penanganan ABK.
MAKNA FRASA “JAGALAH HATI” DALAM AMSAL 4 :23 BAGI KAUM MUDA POSTMODERN Jhoni Cong; Dida Hae Kati; Serepina Yoshika Hasibuan
The Way: Jurnal Teologi dan Kependidikan Vol. 10 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel The Way Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54793/teologi-dan-kependidikan.v10i1.133

Abstract

Postmodern ialah era yang memunculkan sebuah pemahaman baru di kalangan kehidupan masyarakat yakni paham relativisme. Paham ini menyatakan bahwa kebenaran ialah bersifat relative, tergantung pada kondisi kehidupan. Berdasarkan pandangan paham relativisme, kebenaran Firman Allah adalah suatu hal yang tidak mutlak, sebab kebenaran menurut seseorang belum tentu kebenaran menurut orang lain. Hal ini akan membawa pengaruh negatif bagi pertumbuhan iman anak-anak muda Kristen dan dapat membuat mereka menjauh dari kebenaran yang hakiki berdasarkan pengajaran Alkitab. Oleh sebab itu, pada penelitian ini penulis meneliti bagaimana nasihat tentang menjaga hati di Amsal 4:23 dapat dimaknai dalam konteks kaum muda dalam mempertahankan imannya di era postmodern ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan eksegesis ayat dan menemukan makna penting dari frasa menjaga hati. Hasil tafsiran yang ditemukan adalah menjaga hati diimplementasikan dengan berpegang teguh pada kebenaran Alkitab dan bersikap toleran tanpa mereduksi iman. Relativisme tidak bisa diterima sebelum adanya fondasi kebenaran yang kuat dalam hati kaum muda postmodern.