Ahmad Nabil Amir
International Institute of Islamic Thought and Civilization

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prophet Sulaymān Visiting Multiple Wives in a Single Night: A study of Ḥadīth Narration and its Responses Ahmad Nabil Amir; Zunaidah Mohd Marzuki
ISLAMIKA Vol 4 No 3 (2022): JULI
Publisher : Pendidikan Agama Islam STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36088/islamika.v4i3.1747

Abstract

The ḥadīth on “Prophet Sulaymān Visiting Multiple Wives in A Single Night” has been given as an example of a contradiction between ḥadīth and logic. It tells the story of Prophet Sulaymān sleeping with an enormous number of wives in a single night. Being portrayed as carrying erotic message, the ḥadīth has also been deduced as an example of forgery committed by the ḥadīth scholars themselves. This study aims to clarify the problematic allegations, deduce a number of responses and compare the ideas from significant finding in Jewish and Christian sources. It suggests that such problematic ḥadīth implicitly implying a form of muʿjizāt and karāmah in such tradition. The data provided from the nine canonical ḥadīth books, traditional commentaries (sharh), Biblical sources and related articles. The data analysed in a descriptive and analytical manner using qualitative and quantitative method. The study concludes that the ḥadīth fulfils the criteria of a rigorously authenticated ḥadīth given its inclusion in the canonical works of hadith and corroborated in other tradition and highly established in ḥadīth narrations. Hence, the claim of fabrication was categorically dismissed; the number of wives should be understood in general as indicating numerous wives while, ignoring the particular numbers. The study implicitly shows that the paragraph “single night” alluded to the narrative of muʿjizāt.
URGENSI MORAL DALAM DISKURSUS AL-QUR’AN DAN HADITH ahmad nabil amir; Tasnim Abdul Rahman
SOCIETY Vol. 14 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/society.v14i1.7167

Abstract

Artikel ini meninjau tentang diskursus moral-historis al-Qur’an dan hadith dan pengaruhnya dalam sejarah intelektual Islam. Ini dilihat dalam terang sosio-politik dan kesan sejarahnya yang membentuk dinamika dari ajaran-ajaran moral dan spiritualnya yang pada gilirannya telah memaknai pemandangannya tentang nilai-nilai moraliti dan aspek sosio-historis Islam, dan sumbangannya terhadap perkembangan sejarah peradaban, pembentukan hukum, dan manifestasi akliahnya yang terumus dalam tradisi akliahnya seperti kitab tafsir Risalah al-Nur oleh Said Nursi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menerapkan metode kajian historis bersifat dokumentasi dan analisis kandungan. Dapatan kajian menunjukkan keutamaan fungsi al-Qur’an dan hadith dalam membentuk pemahaman sejarah yang mendasar tentang akhlak dan nilai moral dan pengaruhnya dalam memperkuat keyakinan tauhid dan psikologi keagamaan umat. Dalam konteks penafsiran dan signifikasi sejarahnya, diskursus ini dibawakan dalam kitab Risalah al-Nur karangan Said Nursi yang mendiskusikan pandangan hidup al-Qur’an dan hadith dan kesannya dalam mencorakkan pemahaman wahyu dan sejarahnya dalam konteks pemikiran falsafah dan hukum-hakam sains.
Historicity of the Qur'an and Hadith: Historical Dynamics and Effects Ahmad Nabil Amir; Tasnim Abdul Rahman
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 7 No 2 (2023): Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v7i2.9957

Abstract

The paper discusses the foundational role of al-Quran and Prophetic narrations (al-hadith) in Islamic intellectual history and its religious tradition. It looks into the cultural impact of its moral-spiritual teaching and its historical significance in developing and fulfilling its fundamental role and social obligation in delivering and justifying the principal ideal of morality and fairness, contributing to medieval civilization and the formation of higher ethical-legal framework, and its state-of-the-art manifestation as set forth in the tafsir of Risalah al-Nur by Said Nursi. The study is based on library research using historical and qualitative approaches and documentation technique. The finding shows that the position of al-Quran and hadith was vital in informing and shaping the historical concept and understanding and paradigm of tawhid and in reinforcing the religious belief and practice and spiritual consciousness of the ummah. In the context of modern commentary, its philosophical ideas and interpretation were brought forth by Said Nursi in Risalah al-Nur that contextualize its discursive history and outline its religious and scientific significance and transcendental values and its role in the current debates of the philosophy of science, revelation, and scripture.Artikel ini  mengulas historisitas Alquran dan hadis serta perannya dalam sejarah Islam dan tradisi intelektual. Ia melihat kesan historis dan dinamika ajaran moral dan spiritualnya dalam menafsirkan pandangannya tentang nilai moralitas dan aspek sosio-historisnya, serta kontribusinya terhadap perkembangan sejarah peradaban, pembentukan hukum, dan manifestasi akliahnya yang dirumuskan dalam buku tafsir Risalah al-Nur oleh Said Nursi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menerapkan metode kajian sejarah yang bersifat dokumentasi dan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan keunggulan fungsi Alquran dan Hadis dalam membentuk pemahaman dasar sejarah tentang moral dan nilai-nilai moral serta pengaruhnya dalam memperkuat keyakinan tauhid dan psikologi keagamaan umat. Dalam konteks penafsiran dan signifikansi historisnya, wacana ini disajikan dalam buku Risalah al-Nur karya Said Nursi yang membahas pandangan hidup Alquran dan Hadis serta kesannya dalam membingkai pemahaman wahyu dan sejarahnya dalam konteks pemikiran filosofis dan hukum ilmiah.