Khadijah Khadijah
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan dan Konseling

Pola Asuh Orangtua Dalam Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini Juliani Lubis; Sintiya Sintiya; Sriana Lestari; Khadijah Khadijah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.534 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.5027

Abstract

Pendidikan karakter yang utama dan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan bertanggung jawab mendidik anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan orangtua seharusnya memberikan dasar bagi pendidikan anak mengenai proses sosialisasi dan kehidupannya dimasyarakat. Pola asuh orangtua yang baik akan membawa dampak baik bagi perkembangan anak demikian juga sebaiknya. Keberhasilan pembentukan karakter pada anak ini salah satunya dipengaruhi oleh tipe pola asuh orang tua dalam mendidik anak. Orangtua memegang peranan penting dalam membentuk sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih dan hubungan yang penuh kasih sayang. Ragam tipe pola asuh orangtua yang terdiri dari empat macam, diantaranya yaitu: Pertama, otoritatif; Kedua, otoritarian; dan Ketiga, permisif; serta yang keempat, acuh tak acuh. Masing-masing pola asuh ini mempunyai dampak bagi perkembangan anak. Adapun pola asuh yang terbaik dalam pembentukan karakter anak adalah tipe pola asuh otoritatif. Hal ini, disebabkan bahwa dalam pola asuh tipe otoritatif ini bercirikan orang tua yang cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding dirinya karena pada prakteknya tipe pola asuh otoritatif ini, para orang tua memberi kebebasan dan bimbingan kepada anak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Di RA Ummul Qura Stabat Ilsa Adrina; Suci Ranika; Cut Mona Shafia; Khadijah Khadijah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.687 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.5125

Abstract

Pendidikan bisa di dapatkan dari mana saja mulai dari keluarga ataupun lingkungan sekitar. Pendidikan karakter yang utama dan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Selain pendidikan yang di dapat dari luar. Anak juga bisa mendapatkan pendidikan di lingkungan sekitar ataupun di sekolah(di dunia pendidikan Anak) . Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk rengan usia empat sampai enam tahun. Pendidikan anak usia 4-6 tahun merupakan suatu bentuk stimulasi yang pada dasarnya adalah upaya intervensi dengan menciptakan lingkungan sekitar anak usia dini agar dapat menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak. Intervensi merupakan sejumlah informasi yang di atur melalui pembelajaran tertentu untuk pertumbuhan, perkembangan, maupun perubahan perilaku anak. Pendidikan pada usia 4-6 tahun bermanfaat mengembangkan berbagai kompetensi anak usia dini termasuk kompetensi sosial. Pengaruh ekologi bronfrenbrener menegaskan bahwa pengaruh lingkungan sangat berperan penting terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. Lingkungan mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berperan pentuh dalam pembentukan karakter anak sejak dini.
Deteksi Tumbuh Kembang Anak Menggunakan KPSP Dara Elfira; Poppy Ramadhanti; Syulistia Ayu Ningsih; Khadijah Khadijah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.541 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.5126

Abstract

Indonesia merupakan negara berkembang yang termasuk salah satu 117 negara yang mempunyai tiga masalah gizi pada balita yaitu stunting, wasting dan overweight. Berdasarkan data Riskesdas 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia mengalami peningkatan 1,7%. Sekitar 16% balita menggalami gangguan perkembangan motorik serta 1:100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Proses deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang menjadi hal yang tidak boleh dianggap remeh demi terciptanya generasi penerus yang berkualitas yang mampu tumbuh dan berkembang baik. Deteksi Dini tumbuh kembang merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru PAUD, Ibu maupun guru untuk mendeteksi adanya prilaku penyimpangan tumbuh kembang. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal. Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk mendukung implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi pada pedoman tersebut dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar lebih sederhana dan memudahkan pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.