Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Potentially Invasive Plant Types in Way Kambas National Park Jani Master; Sumianto; Santoso; Ahmad Fanani; Nur Alim; Ichan Prastika; Muhammad Yunus
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 9 No. 1 (2022): June Edition
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v9i1.208

Abstract

Tumbuhan asing invasif merupakan salah satu ancaman bagi keanekaragaman hayati Indonesia. Tumbuhan ini dapat mengubah ekosistem dengan mendominasi lanskap. Mengingat besarnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh invasi tumbuhan di kawasan konservasi, maka perlu dilakukan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi invasif di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), sehingga dampak negatif dari invasi akan mudah di cegah. Inventarisasi dilakukan dengan membuat plot analisis vegetasi pada empat tipe vegetasi di TNWK, yaitu vegetasi hutan, vegetasi hutan campuran, vegetasi rawa dan vegetasi alang-alang. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, diperoleh 11 jenis tumbuhan berpotensi invasif di TNWK, yaitu Actinoscirpus grossus, Clidemia hirta, Chromolaena odorata, Fimbristylis ovata, Hyptis capitata, Imperata cylindrica, Isachne globosa, Lantana camara, Melaleuca leucadendron, Melastoma malabathricum, dan Mimosa pigra.     Invasive alien plant species are a threat to Indonesia's biodiversity. These plants can change ecosystems by dominating landscapes. Given the magnitude of the impact that can be caused by plant invasions in conservation areas, it is necessary to carry out an inventory of potentially invasive plant species in Way Kambas National Park (TNWK), so that the negative impacts of these invasions can be easily prevented. . The inventory was carried out by plotting vegetation analysis on four types of vegetation in TNWK, namely forest vegetation, mixed forest vegetation, swamp vegetation, and alang-alang vegetation. Based on the results of the vegetation analysis, 11 species of plants that have the potential to be invasive in TNWK were found, namely Actinoscirpus grossus, Clidemia hirta, Chromolaena odorata, Fimbristylis ovata, Hyptis capitata, Imperata cylindrica, Isachne globosa, Lantana camara, Melaleuca leucadendron, Melastoma malabathricum, dan Mimosa pigra.      
PELATIHAN CALON PEMANDU WISATA BIRDWATCHING UNTUK IDENTIFIKASI DAN PENGAMATAN BURUNG DENGAN METODE INDEX POINT OF ABUNDANCE DI TAMAN KEHATI LAMPUNG BARAT Nuning Nurcahyani; Jani Master; Endah Setyaningrum; Endang L Widiastuti; Bambang Hermanto
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.185 KB) | DOI: 10.23960/buguh.v2n3.1208

Abstract

Adapun tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon pemandu wisata birdwatching dalam identifikasi dan pengamatan burung dengan metode Index Point of Abundance (IPA) di Taman Kehati.  Taman Kehati merupakan salah satu kawasan pelestarian alam  yang ada di Lampung Barat dan sedang dikembangkan untuk objek wisata dan upaya pelestarian alam.  Keanekaragaman jenis burung dan jenis tumbuhan pendukungnya yang ada di kawasan Taman Kehati sudah cukup baik dan sesuai sebagai tempat wisata, namun staf lapangan di Taman Kehati belum mempunyai ketrampilan sebagai calon pemandu wisata khususnya wisata birdwatching. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para staf lapangan dengan pelatihan identifikasi dan pengamatan jenis burung menggunakan metode Index Point Abundance (IPA) sehingga memenuhi standar sebagai calon pemandu wisata  birdwatching di Taman Kehati Lampung Barat.  Kegiatan ini diawali dengan pemberian materi tentang wisata birdwatching, dan dilanjutkan dengan praktik penggunaan metode IPA, cara pengamatan burung dengan teropong, dan identifikasi burung.  Para peserta dievaluasi melalui pre-test dan pos-test terkait materi birdwatching, identifikasi jenis burung, dan metode IPA.  Hasil evaluasi menunjukkan pretest peserta rata-rata 5,3, sedangkan post test rata-rata adalah 8,9. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah pengetahuan dan wawasan staf lapangan di Taman Kehati Lampung Barat meningkat, khususnya tentang metode pengamatan dan identifikasi burung untuk wisata birdwatching, selain itu staf lapangan Taman Kehati juga terampil mengaplikasikan metode Index Point of Abundance dan menggunakan teropong untuk pengamatan burung.
INOVASI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI AGAR-AGAR DI DESA BANDAR DALAM, KECAMATAN PULAU PISANG, KABUPATEN PESISIR BARAT, PROVINSI LAMPUNG Jani Master; Daffa Muhammad; Nastasya Titis Ayuningtyas; Gustiti Tarenka; Anggita Kharisma Putri; Cindi Fintasari Saragih Jawak; Aryanti Rizki Adinda
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 3 No. 3 (2023): September, 2023
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/buguh.v3n3.1355

Abstract

Pulau Pisang adalah salah satu pulau paling barat yang ada di Provinsi Lampung yang langsung menghadap ke Samudra Hindia. Pulau Pisang yang merupakan wilayah satu kecamatan memiliki enam desa, yaitu Desa Labuhan, Desa Pasar, Desa Sukadana, Desa Suka Marga, Desa Pekon Lok, dan Desa Bandar Dalam.  Pulau Pisang memiliki potensi sumber daya alam yang besar, salah satunya adalah rumput laut. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan ini bertujuan untuk memberikan inovasi baru pembuatan agar-agar rumput laut mulai dari rasa dan juga bentuk yang lebih bervariasi. Kegiatan diawali dengan survey pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat, lalu dilanjutkan dengan penyuluhan dan praktik pengolahan rumput laut. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sentuhan inovasi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar dapat diterima oleh masyarakat, kegiatan ini juga dapat menimbulkan kesadaran masyarakat untuk lebih peka terhadap pemanfaatan sumber daya alam yang ada sehingga dapat menjadi peluang untuk peningkatan penghasilan keluarga.
Pembuatan Kompos Daun Dengan Penambahan Stater Inokulum Fungi Bambang Irawan; Jani Master; Tugiyono; Aspita Laila; Suratman; Salman Farisi
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 12 : Januari (2024): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA) as one of the faculties at the University of Lampung has many trees that produce organic waste in the form of leaf litter every day, and this is very potential to be used as a substrate for compost. Compost is the final substance of a fermentation process of piles of waste/plant litter and sometimes also includes animal carcasses. In the open, compost can occur on its own, through natural processes. However, the process takes a long time while the need for fertile soil is urgent. Therefore, the process needs to be accelerated with the help of microorganisms. This community service activity is a form of application of science and technology by inducing leaf debris as compost material with saprotroph fungi inoculum. Saprotroph fungi isolates are very potential to be developed into composting inoculum in making organic fertilizers. Compost induced with this fungal inoculum is expected to produce organic fertilizer relatively quickly and contain high plant nutrients. The results of the Community Service showed quite good results, namely an increase of about 88.4% from the initial understanding. This is quite interesting because the initial understanding of compost and inoculum was relatively low at 25.04%. After the explanation given by the Community Service team, it was able to be understood by the target audience well so that their understanding increased to 63, 6%.