Nur Alfiyani
Institut Agama Islam Negeri Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Keterwakilan Perempuan dalam Parlemen: Studi Analisis Peran Publik Perempuan dalam DPRD Kota Manado (Women's Representation in the Parliament: An Analytical Study of Women's Public Role in the House of Representatives of the City of Manado) Nur Alfiyani
Potret Pemikiran Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v26i1.1830

Abstract

Rendahnya pengetahuan perempuan tentang politik serta masih kurangnya dukungan partai politik menyebabkan perempuan lemah di bidang perpolitikan. Berdasarkan hal tersebut pemerintah kemudian menerapkan peraturan UU Pemilu dan Partai Politik yang mengatur mengenai 30% keterwakilan perempuan agar perempuan dapat ikut terlibat aktif dalam menghasilkan kebijakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengimplementasian kuota 30% anggota legislative di DPRD Kota Manado periode 2014-2019 terhadap masyarakat perempuan. Fokus penelitian ini adalah bagaimana kuota 30% yang diwakili oleh anggota legislatif perempuan mengambil peran dan tanggung jawab dalam menghasilkan perda-perda yang berpihak kepada perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan pengumpulan data melalui teknik in-depth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32.5% anggota legislatif perempuan terpilih pada periode 2014-2019 namun peningkatan persentasi jumlah keterwakilan perempuan di DPRD Kota Manado tersebut dianggap masih belum mampu mewakili kepentingan masyarakat perempuan. Ketidakmampuan ini terlihat pada kurangnya peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi legislasi seperti: pembuatan perda inisiatif yang masih saja ditentukan berdasarkan skala prioritas. Hal ini memperlihatkan bahwa keterwakilan 30% yang telah diupayakan oleh pemerintah terlihat masih belum maksimal dari segi kualitas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dibutuhkan peningkatan kemampuan anggota legislative perempuan dari segi integritas, kapasitas serta kapabilitas sehingga bentuk partisipasi aktif tersebut dapat menghasilkan kebijakan di tingkat lokal yang mewakili kepentingan masyarakat perempuan.
Upaya Penghapusan Kekerasan Seksual Melalui Implementasi Program Pemberdayaan Perempuan Naufal Asyiri Banuarli; Ariana Ariana; Nur Alfiyani; Achmad Zulfikar
SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies Vol 1 No 1 (2021): June
Publisher : The Center for Gender and Children Studies, the Institute for Research and Communing Service, State Islamic Institute of Manado (IAIN) Manado, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.63 KB) | DOI: 10.30984/spectrum.v1i1.167

Abstract

The role is a dynamic aspect, where the role is carried out based on the position/position attached, so when someone has carried out his function in accordance with the inherent status in himself, then he is said to have carried out a role. The role is more emphasis on community expectations of individuals, where the community expects the individual to be able to change the social order of the role he does. The role can certainly be done by everyone without exception, including the role of women leaders in fighting for women's interests. The intended role in this research is the efforts of female leaders in supporting efforts to eliminate sexual violence. This research was conducted in Makassar City. The method used is descriptive method with a qualitative approach. The technique used in data collection is through in-depth interviews with several informants as well as from other sources related to this research.The results showed that in supporting efforts to eradicate sexual violence, women leaders in Makassar had made efforts such as the Women's Change House (RPP) program, the Anti Sexual Violence campaign, Mother's School, and Parenting Education. While the program that will be carried out by female leaders is by holding a Mother School program. Abstrak Peran merupakan suatu aspek dinamis, dimana peran dilakukan berdasarkan posisi/ jabatan yang melekat, jadi ketika seseorang telah menjalankan fungsinya sesuai dengan status yang melekat dalam dirinya, maka ia dikatakan telah menjalankan suatu peranan. Peran lebih menekankan kepada pengharapan masyarakat terhadap individu, dimana masyarakat mengharapkan individu tersebut mampu merubah tatanan sosial atas peran yang dilakukannya. Peran tentu dapat dilakukan semua orang tanpa terkecuali, termasuk peran tokoh perempuan dalam memperjuangkan kepentingan perempuan. Peran yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu upaya para tokoh perempuan dalam mendukung upaya penghapusan kekerasan seksual. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yakni melalui proses wawancara mendalam (indepht interview) kepada beberapa informan serta dari sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mendukung upaya penghapusan kekerasan seksual, para tokoh perempuan di kota Makassar telah melakukan upaya seperti program Rumah Perubahan Perempuan (RPP), kampanye Anti Kekerasan Seksual, Sekolah Ibu, dan Parenting Education. Sedangkan program yang akan dilakukan para tokoh perempuan yaitu dengan mengadakan program Sekolah Ibu.
Perempuan di antara Agama dan Budaya Hardiman Wirahman; Nur Alfiyani
SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies Vol 2 No 1 (2022): June
Publisher : The Center for Gender and Children Studies, the Institute for Research and Communing Service, State Islamic Institute of Manado (IAIN) Manado, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/spectrum.v2i1.400

Abstract

Kemunculan nilai agama dan budaya sebagai bentuk pengaruh pada prilaku perempuan terkhusus terhadap pasangan atau suami mereka, namun hal tersebut tentunya didukung dengan adanya variabel lain seperti keluarga, pendidikan, lingkungan dan strata sosial sehingga menjadi nilai tambah dalam membangun karakter kepribadian perempuan. Dari hal tersebut penulis meninjau pada peradaban perempuan melalui prespektif sejarah keagamaan kemudian membangun pandangan dengan mengaitkan tinjauan Kitab Suci Al’Quran juga teori sosial tentang prilaku, sehingga dalam pemaknaan karakter perempuan pada konteks agama dan budaya lebih tergambar pada eksistensinya pendamping kaum adam.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi sejarah melakukan pengumpulan data melalui metode kajian pustaka, pencarian data dan informasi melalui dokumen tertulis juga dokumen tertulis elektronik yang dapat mendukung proses penulisan.Hasil Penelitian menujukkan Perempuan yang mendapatkan nilai dari proses kegamaan ataupun kebudayaan bukan karena hanya adanya dukungan pada lingkungan keluarga saja sehingga menjadikan nilai keimanannya menjadi baik, tetapi bagaimana perempuan tersebut mendapatan kesadaran iman dari potensi akal yang diberikan tuhan padanya. Keadaan lingkungan memang mengambil fungsi dalam memberikan pengaruh pada perempuan, dilihat dari lingkungan sosial masyarakat yang lebih kompleks ataupun lingkungan keluarga, dalam teori sosial, menurut Sartain dalam buku Dalyono, lingkungan sosial (social environment) adalah semua orang atau manusia lain yang memberikan. Pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut kemudian dikelolah seseorang menjadi informasi dan secara bertahap akan menjadi karakter seseorang dalam berinteraksi ataupun bersikap karena dengan adanya gambaran informasi tersebut maka dapat menjadi hal positif maupun negatif tergantung bagaimana seseorang menyikapi dalam lingkungan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hadirnya nilai-nilai keagamaan justru tidak merendahkan derajat perempuan pada batasan-batasan yang diberikan oleh Allah SWT, tetapi dengan batasan tersebut justru mengangkat derajat perempuan pada sisi Tuhannya. Pada bentuk wakil Tuhan dengan mengikuti arahan suaminya atas perintah Allah SWT, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama. Bukan berarti perempuan menjadi dinomor duakan dalam penciptaan tetapi menetapkan fitrah dari fungsi perempuan sejak penciptaan awalnya, ketika Hawa menemani Adam.
Eksistensi Politik Perempuan Pasca Kemerdekaan Indonesia Hardiman Wirahmat; Nur Alfiyani
SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies Vol 2 No 2 (2022): December
Publisher : The Center for Gender and Children Studies, the Institute for Research and Communing Service, State Islamic Institute of Manado (IAIN) Manado, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/spectrum.v2i2.463

Abstract

Pasca kemerdekaan republik Indonesia Tahun 1945 berbagai pihak mengambil peran untuk mengatur sistem pemerintahan Indonesia baik dari segi pembuatan undang - undang ataupun terjun langsung dalam membangun sumber perekonomian. Politik menjadi suatu konsep mengukur keterlibatan dari berbagai pihak, dalam menjalankan kepentingan masyarakat atau kelompok tertentu, sehingga mendapatkan peran pada kekuasaan, untuk pembangunan bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Indonesia dalam proses politik pasca kemerdekaan dapat ditandai pada tiga masa, pertama masa orde lama, masa orde baru dan masa reformasi. Keterlibatan politik perempuan sangat diperlukan pasca kemerdekaan sebagai bentuk dukungan dan simpatisan dari partai politik sehingga dapat mempengaruhi arah kebijakan negara, dari hal tersebut suatu mekanisme dijalankan partai politik agar mendapatkan suara perempuan dengan cara mengelompokkan perempuan melalui organisasi, sehingga melalui organisasi tersebut, eksistensi politik perempuan semakin berkembang dengan ditandai berbagai kegiatan juga tuntutan terhadap pemerintah untuk pro rakyat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi sejarah melakukan pengumpulan data melalui metode kajian pustaka, pencarian data dan informasi melalui dokumen tertulis juga dokumen tertulis elektronik yang dapat mendukung proses penulisan.Hasil Penelitian menunjukkan Perempuan mengalami skala naik-turun dalam mendapatkan hak politik, hal tersebut terbukti dengan keadaan zaman, dimana setiap zaman pemerintahan memiliki pola berbeda dalam eksistensi politik perempuan.Keterlibatan politik perempuan sangat maju di era orde lama dengan hadirnya berbagai organisasi perempuan dan ikut mempengaruhi kebijakan pemerintah, begitu juga pada era reformasi dimana hak politik perempuan disahkan melalui undang-undang untuk ikut ambil andil dalam menentukan kebijakan pada rana legislatif. Sedangkan pada era orde baru gerakan perempuan dibatasi dengan wadah pemerintah yang dibuat menjadi program-program yang berpihak dengan pemerintahan orde baru. Penelitian ini menyimpulkan bahwa eksistensi politik perempuan pada setiap zaman pasca kemerdekaan republik Indonesia akan berkembang melalui jalur organisasi dan kelembagaan, dari jalur tersebut perempuan dapat mempengaruhi arah kebijakan dari suatu pemerintahan.