Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Serunai : Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 BINJAI Dewi Rulia Sitepu; Regina Sabariah Sinaga
Serunai : Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 7, No 2 (2021): SERUNAI : JURNAL ILMIAH DAN ILMU PENDIDIKAN
Publisher : STKIP Budidaya Binjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37755/sjip.v7i2.481

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dan dilakukan di SMK Negeri 2 Binjai yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dengan Think Talk Write pada materi sistem persamaan linier tiga variabel di kelas X SMK Negeri 2 Binjai. Penelitian ini dilakukan dikarenakan kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, selain itu kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru serta model pembelajaran yang digunakan juga belum bervariasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 2 Binjai yang terdiri dari 12 kelas. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas X TKJ-1 sebanyak 25 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dan kelas X TKJ-2 sebanyak 25 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write, penentuan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes essay sebanyak 2 soal yang telah divalidkan oleh validator dan uji validitas. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Pada pengujian data post-test kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t data post-test diperoleh  sedangkan . Karena maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dengan siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. 
IDENTIFIKASI RUANG LINGKUP MASALAH GURU IPA DALAM MENGAJAR MATERI BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI KOTA BINJAI dewi rulia sitepu
Serunai : Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 6, No 1 (2020): SERUNAI:JURNAL ILMIAH DAN ILMU PENDIDIKAN
Publisher : STKIP Budidaya Binjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37755/sjip.v6i1.283

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ruang lingkup masalah dalam mengajar materi Biologi yang tidak sesuai dengan spesialisnya di SMP Negeri di Kota Binjai. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode survey (angket). Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian mengenai latar belakang pendidikan guru menunjukkan bahwa guru IPA didominasi oleh lulusan Sarjana Biologi. Hal ini sangat mendukung konten materi IPA SMP yang memiliki landasan (platform) dari konsep-konsep biologi, walaupun demikian IPA terpadu yang diajarkan di SMP menuntut guru untuk memahami dan mengintegrasikan dengan baik konsep-konsep Fisika, Kimia, Bumi dan Antariksa. Guru yang berasal dari bukan kelompok IPA atau bukan spesialisasinya dalam mengajarkan IPA mengalami kesulitan yang lebih tinggi ( spesialisasi BP dengan 79,05%) dibandingkan dengan guru yang berasal dari kelompok IPA yaitu spesialisasi Biologi dengan 49,92%. Faktor penyebab guru mengalami kesulitan dalam mengajar materi Biologi yaitu kualifikasi dan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan bidang tugasnya, tidak memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas, kurangnya kesempatan untuk mengembangkan profesi secara berkelanjutan, persoalan rambu-rambu atau acuan pelaksanaan, arah kebijakan pendidikan, paradigma sistem pendidikan, termasuk sistem dan kurikulum yang selalu mengalami perubahan, sistem yang selama ini digunakan oleh guru masih monoton sehingga berpengaruh terhadap pola pikir siswa.