Hermanto Silalahi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : ASAWIKA: Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya

PENINGKATAN LINGKUNGAN HIJAU SKALA RUMAH TANGGA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 (Percontohan di RT 8, RW 4, Perumahan Karanglo Indah, Desa Balearjosari) Anna Catharina Sri Purna Suswati; Hermanto Silalahi
Asawika : Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Asawika Vol 6-1
Publisher : LPPM Unika Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37832/asawika.v6i1.47

Abstract

abstrakUndang-undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menetapkan harustersedia Ruang Terbuka Hijau sebesar 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS). Dan dalam Permen ATRNomor 16 tahun 2018 ditetapkan harus tersedia RTH privat sebesar 10%. Hal itu bertujuan untukmeningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah perkotaan, diantaranya penyediaan resapan, penyegaranudara, dan tentunya aspek estetika. Namun tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui adanyaperaturan tersebut. Bahkan banyak pengembang yang tidak memperhatikan aspek tersebut. Sehingga parapembeli rumah tidak tahu adanya persyaratan dalam mendirikan atau mengembangkan bangunan yang harusmenyediakan RTH.Di Perumahan Karanglo Indah (dalam kasus ini sebagai percontohan adalah wilayah RT 8) masihdirasakan kurangnya Ruang Terbuka Hijau di sebagian besar rumah, seperti lingkungan hijau. Hal ini karenahalaman rumah sudah penuh tertutup bangunan. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untukmemberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti pentingnya RTH. Pengabdian kepada Masyarakat inidilaksanakan saat pandemi Covid-19, yang harus mengikuti protokol kesehatan dan physical distancing, makapemberian pemahaman hanya diberikan kepada Ketua RT, ketua PKK dan dasa wisma. Hasil dari pelaksanaankegiatan berupa percontohan lingkungan hijau berupa penanaman tanaman sayur, baik secara hidroponikvertikal maupun apung dan tanaman dalam polybag. Upaya ini selain untuk menambah lingkungan hijau jugamendukung kegiatan Kemandirian Pangan di era pandemi Covid-19 AbstractLaw No.26 of 2007 on Spatial Planning determines that 30% of Watershed must be available for open spaces. TheRegulation of The Minister of Agragrian and Spatial Planning Number 16 of 2018 determines that 10% of openspaces must be available for private open spaces. It aims to improve the quality of environment in urban areasincluding the availability of infiltration, air freshening, and aesthetic aspects. However, not many Indonesians knowthis regulation. Even many developers do not pay attention to this aspect and house buyers do not know the openspace requirements for building or developing buildings. Most houses at Karanglo Indah Housing ( as a pilotproject, RT 8, RW 4) are still lack of open spaces as the green environment. This is because the yard is full ofbuildings. This Community Service aims to provide information to that community so that they understand theimportance of open space. Since the Community Service was carried out during the Covid-19 pandemic which mustcomply with health protocols and physical distancing, the information is only given to the head of NeighborhoodAssociation, head of Family Welfare Group and head of a Group of ten families. The result of this activity is a pilotgreen environment as planting vegetable plants, both vertical and floating hydroponics and plants in polybags.Besides enlarging the green environment, this activity also supports food independence activities in the era ofCovid-19 pandemic.
PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK ATAS INFORMASI OBJEK JAMINAN KEBENDAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM DI CU SAWIRAN MALANG Celina Tri Siwi K; Hermanto Silalahi
Asawika : Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Asawika Vol 6-1
Publisher : LPPM Unika Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37832/asawika.v6i1.48

Abstract

AbstractThe credit union (CU) movement is very developed currently, including CU Sawiran, a credit unionthat exists to serve all members of society openly without exception. Problems that often occur arethat CU Sawiran as a creditor do not get clear information/data regarding the object of materialguarantee, among others, the certainty of the completion time of conversion processing if the letter C/ clerk D is submitted so that it is difficult to execute. So far, the solution used is through mediationamong the parties. This community service program aims to provide information to CU Sawiranranks, administrators, supervisors and staff regarding the right to information dealing with theobject of material security, the development of material security regulations, the role of theFinancial Services Authority as the supervisor of financial services institutions (LJK) with regard tomaterial security, and the method of drafting a good agreement. Assistances are conducted byanalyzing credit agreements and formulating agreements that are more informative and do not havemultiple interpretations. It was agreed that similar activities would be carried out periodically notonly for the management but also for the other parties in order to improve education in the field oflaw. AbstrakGerakan Credit Union saat ini sangat berkembang, gerakan ini merupakan suatu model yangsangat sesuai bagi kondisi masyarakat. CU Sawiran, hadir untuk melayani semua anggotamasyarakat secara terbuka, tanpa kecuali. Semua orang bisa menjadi anggota tanpa memandangtingkat ekonomi, pendidikan, agama, suku dan budaya. Saat ini CU Sawiran ada di 13 tempatpelayanan di beberapa kota di Jawa Timur. Permasalahan yang sering terjadi CU Sawiran selakukreditur tidak memperoleh informasi/data mengenai objek jaminan kebendaan secara jelas antara lainmengenai kepastian waktu selesainya pengurusan konversi jika yang diserahkan letter C/petok Dsehingga kesulitan melakukan eksekusi karena masa pengurusan belum selesai. Saat akan eksekusibenda diperalihkan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan kreditur. Penyelesaian yang digunakanselama ini untuk menangani masalah di atas yakni melakukan mediasi mencari solusi yang terbaikbagi kepentingan para pihak.Dari hal di atas, program pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan informasi kepadaJajaran CU Sawiran, pengurus, pengawas dan staf (1) mengenai hak atas informasi mengenai objekjaminan kebendaan; (2) perkembangan aturan jaminan kebendaan; (3) peran lembaga Otoritas JasaKeuangan sebagai pengawas lembaga jasa keuangan (LJK) berkaitan dengan jaminan kebendaan; (4)memberikan cara penyusunan perjanjian yang baik kepada Jajaran CU Sawiran, pengurus, pengawasdan staf sesuai syarat sahnya perjanjian khusunya hutang piutang, tanpa adanya klausula perbuatanmelawan hukum (PMH). Hasil kegiatan sangat bermanfaat, peserta antusias mengikuti dan aktifdalam sesi tanya jawab seiring sejalan dengan dinamika hukum serta hak atas informasi mengenaiobjek jaminan kebendaan. Pendampingan dengan melakukan analisis perjanjian kredit di CU Jurnal Asawika Volume Volume 06 No.01 37Sawiran serta memformulasi perjanjian yang lebih informatif serta tidak multi tafsir. Kegiatan serupadisepakati akan dilakukan secara periodik tidak hanya diikuti pengurus saja namun juga pihak lainguna meningkatkan edukasi di bidang hukum.