Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penyuluhan Literasi Digital Pada Konten Keagamaan Bagi Remaja di Banten Yearry Panji Setianto; Husnan Nurjuman; Uliviana Restu Handaningtias
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1 Issue 1 Juni 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.487 KB) | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v1i1.11676

Abstract

AbstrakPenetrasi media online yang semakin masif, dapat dilihat secara positif jika diasumsikan bahwa medium ini dapat memberikan keleluasaan bagi masyarakat terutama remaja untuk memperoleh berbagai informasi terkait dengan kebutuhan mempelajari sesuatu yang baru atau belum diketahui, dalam hal ini kebutuhan informasi agama (religious need). Misalnya, untuk belajar membaca Al-Qur’an atau mengetahui hadis tertentu, Cukup dengan mengakses berbagai situs Islam maka pengguna media dapat belajar secara detail tentang ayat-ayat Al-Quran, Hadist, dan semacamnya. Selain itu, banyak juga dari warga masyarakat yang menggunakan media online dan media sosial sebagai sarana mereka untuk berdakwah, menyampaikan nilai-nilai Islam kepada publik secara luas. Akan tetapi, media tidak selamanya memberikan dampak yang positif bagi masyarakat, terutama bagi para generasi muda. Sejumlah riset klasik tentang efek media juga menegaskan bahwa terpaan media seringkali menjadi faktor yang mendorong perilaku negatif para remaja. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa remaja belum memiliki pemahaman yang memadai untuk menafsirkan informasi yang diperolehnya atau untuk mengkritisi informasi yang dicirikan sebagai “hate speech” serta menerimanya secara mentah kemudian menyebarluaskannya kepada remaja lainnya melalui media sosial. Perilaku berantai ini mendorong penyebaran pemahaman radikal.  Hal inilah yang kemudian mendorong kegiatan pengabdian ini dilaksanakan, yaitu untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang memadai bagi remaja dalam membaca informasi yang diperolehnya melalui media sosial serta membantu remaja untuk memiliki kemampuan teknis dalam menganalisis ciri-ciri hate speech yang mungkin mereka temui. Katakunci : Literasi digital, Remaja, Konten keagamaan, Media sosial, Berita daring    AbstractNew media has become more and more massive in terms of the users. Society has becoming more dependent on new media to interact, to inform, and to communicate about just anything. Youth is also a part of the society which grows dependent on new media to search information, in this context: religious content. For instance, if you want to know how to read the Qur'an or to know a certain Hadist, then you can type the keywords and all the information you need will just appear on your smartphone. A lot of people are also using social media to spread their belief. But, on the other hand social media has also provided an innate threat for teenagers and numerous researches has been conducted to show how new media effect on people, especially young people. One of the main reasons for this action is because young people tend to act impulsively without proper knowledge of the context and lead them to spread hate speech to others just based on misleading information. Therefore, this activity was aimed to help youth to have a proper knowledge on how to analyze text based on its context and how to identify misleading information before spreading it to other people. We also discussed with help in order to better understand their social media life and help them analyze their own behavior on using social media and identify hate speech they might encounter.Keywords : Digital literacy, Youth, Religious Content, Social Media, Online News
Maskulinitas: Fantasi Masyarakat Tentang Tubuh (Sebuah Kajian Tentang Tanda Pada Iklan Rokok Di Indonesia) Uliviana Restu Handaningtias
ijd-demos Volume 4 Issue 1 (2022)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v4i1.178

Abstract

AbstractThis research simply trying to understand the meaning of masculinity as representative of identity, a constructive value, and idealism based on a set of signs that build and modify by postmodern society.  Cigarette commercial ads stand not only as an object that represent reality but also object that create image within consciousness. By this context, cigarette commercial ads had become a symbolic universal that being used by society to build masculinity through interpretation of men body. Courage, persistency, strength, friendship, loyalty, and willingness to make a change or a challenge are images that were represent masculinity. Whereas a specific job, how to look, and body shape (or men face) as superior qualities of a masculine men. In Indonesian society, inherited culture influenced the way we construct identity, and now a symbolic universe that penetrate through media were also constructed into social identity. As such being a man is also being an object of this social identity. Men and masculinity are no more than a set of idealistic images created by -ironically- a high end society like today.Keywords: Masculinity, Postmodernism society, Studies of sign, Male’s body, Cigarette commercial ads AbstrakPenelitian ini secara sederhana berbicara tentang maskulinitas sebagai seperangkat tanda yang merepresentasikan sebuah identitas, sebuah nilai yang dikonstruk, dan idealisme yang disepakati, dilestarikan dan di bentuk oleh masyarakat postmodern. Iklan rokok merupakan objek yang merepresentasikan potongan realitas masyarakat dan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dan membentuk kebutuhan tetapi juga menciptakan citra dan kesadaran semu. Dalam konteks ini, iklan rokok menjadi dunia tanda bagi masyarakat untuk membangun maskulinitas melalui proses pemaknaan tubuh laki-laki dan atribut yang melekat pada tubuh laki-laki. Keberanian, ketangguhan, kekuatan, persahabatan, kesetiaan, ketekunan dan berani menerima tantangan serta mampu membawa perubahan adalah citra yang dibangun oleh tubuh laki-laki dalam iklan rokok sebagai nilai maskulinitas. Pekerjaan, penampilan, dan bentuk tubuh menjadi atribut lainnya untuk mempertegas superioritas laki-laki dan menunjukkan kualitas maskulinitas. Masyarakat Indonesia tidak hanya membangun identitas melalui tradisi kultur yang diwariskan tetapi juga menerima penetrasi dari dunia simbolik yang dihadirkan oleh media. Menjadi laki-laki berarti juga menerima citra maskulinitas yang telah dibentuk secara sosial tersebut. Laki-laki maskulin tak lebih dari sekedar citra dalam dunia ideal yang diimajinasikan oleh masyarakat yang -ironisnya- semakin canggih ini.       Katakunci: Maskulinitas, Masyarakat Postmodernisme, Kajian Tanda, Makna Tubuh Laki-laki, Iklan Rokok
Kepercayaan Publik (Public Trust) Terhadap Polisi: Studi Mengenai Wacana Public Dalam #Percumalaporpolisi Dengan Pendekatan Big Data Analysis Uliviana Restu Handaningtias; Puspita Asri Praceka; Ika Arinia Indriyany
ijd-demos Volume 4 Issue 3 (2022)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v4i3.280

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk melihat social network analysis antara akun satu dengan yang lain mengenai diskursus publik berdasarkan tagar #Percumalaporpolisi dan #PolriSesuaiProsedur. Penelitian ini menjadi penting karena penelitian ini akan menunjukkan sejauh mana kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian. Penelitian akan dilakukan dalam 3 tahapan. Pertama analisis big data untuk melihat jaring pembicaraan netizen terkait tagar #Percumalaporpolisi dan tagar yang menjadi kontranya. Kedua, survey kuantitatif di 5 kab/kota di Provinsi Banten. Ketiga, FGD untuk memperkuat gambaran komprehensif terkait pembicaraan publik mengenai kepercayaan pada kepolisian. Hasil data menggambarkan bahwa tag #Percumalaporpolisi menggambarkan isu yang organik dibandingkan #PolriSesuaiProsedur yang lebih berpusat pada satu posisi. Hasil penelitian juga memperlihatkan bagaimana masyarakat merespon tagar tersebut dan menghasilkan efek filter buble yang mendorong munculnya opini dan perilaku yang seragam di masyarakat.Keywords:  Big Data Analysis, Kepercayaan public, Tagar, Polisi
Content Marketing Sebagai Alat Membangun Keterikatan Konsumen: Analisis Konten BTS di Media Sosial Youtube Uliviana Restu Handaningtias; Nafiah Ariyani
ijd-demos Volume 5 Issue 1 (2023)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v5i1.396

Abstract

AbstractDigital revolution started by the internet not only impact consumer live but also business activities. Communication and information technologies by no means impact on how we do business, how to promote and distribute a product, and also how to developing more deeper relationship with consumer that leads to brand loyalty. The use of content marketing (CM) connected with company motive to build a strong consumer keterikatan and create a brand value-in-use and service. BTS, a unique and phenomenal case showing themselves as a brand that reach high index on brand reputation from 2016-2022 in South Korea. BTS produce and create their own content and distribute it on social media youtube to create an keterikatan with their fans, ARMY. Through this content, BTS establish a unique experience for fans and with them. This simple research tried to build a CM framework that BTS develop in their own content by drawing the elements used to bonding-based attachment between BTS and ARMY, thus resulting in a deeper keterikatan. The result showed us how consumer behavior driven by their loyalty. This result also indicates that CM can be used to optimize keterikatan through content-generated values. We conclude that contents that produced to enhance consumer experience and their value-in-brand, increase consumer keterikatan that was shown by BTS and ARMY. Keywords: Content Marketing, Consumer Keterikatan, Consumer experience and value, Media Sosial, BTS AbstrakRevolusi digital yang diawali oleh kehadiran Internet tidak hanya memengaruhi kehidupan konsumen tetapi juga aktivitas bisnis. Teknologi informasi dan komunikasi telah berpengaruh pada bisnis, komunikasi, serta promosi produk dan distribusinya, serta keterlibatan jangka panjang konsumen dan kesetiannya terhadap merk. Pemanfaatan content marketing (CM) berhubungan langsung dengan motif perusahaan untuk membangun keterikatan yang lebih kuat dengan konsumen dan menciptakan nilai yang sama dengan merek dan servis yang ditawarkan perusahaan. BTS menjadi fenomena menarik dalam dunia marketing. BTS sebagai merk/brand mengukuhkan dirinya dengan index brand reputation yang tinggi sejak 2016-2022. Dengan menggunakan konten yang diproduksi oleh BTS, artikel ini berusaha untuk menganalisis bagaimana content marketing yang dilakukan oleh BTS di media Youtube dengan menggambarkan elemen-elemen apa saja yang mendorong keterikatan BTS dan ARMY. Lebih lanjut, hasil penelitian berupaya untuk memberikan gambaran tentang bagaimana perilaku konsumen yang di dorong oleh kuatnya loyalitas yang dilahirkan oleh kesamaan nilai diantara keduanya. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa pendekatan CM dapat mengoptimalkan dan mendorong keterikatan melalui content-generated value. Konten yang diproduksi dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau penonton menghasilkan perspektif value-in-use konsumen yang berbeda dengan pemasaran tradisional. Konten yang telah dikonsumsi dan dibagikan ulang oleh konsumen dapat dipandang sebagai nilai merek atau servis dan dengan demikian memperdalam pengalaman konsumen dan pada akhirnya meningkatkan keterikatan yang kuat oleh BTS dan ARMY.Kata kunci: Content Marketing, keterikatan Konsumen, Nilai dan Pengalaman konsumen, Media Sosial, BTS
REMAJA, MEDIA SOSIAL DAN UJARAN KEBENCIAN: STUDI KONSUMSI ONLINE RELIGIOUS CONTENT DI BANTEN Yearry Panji Setianto; Husnan Nurjuman; Uliviana Restu Handaningtias
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 12, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/interaksi.12.1.125-144

Abstract

Religious hate speech has become more visible in social media, following high-profile cases such as the Church bombing in Sri Lanka and the Friday Prayer shooting in New Zealand in 2019. This research examines the understanding of youth in Banten, an Indonesian province with low religious tolerance, regarding the circulation and consumption of religious hate speech. Using a case study approach and focus group discussions with 33 youth in Banten who consume religious content online, the researchers found that online/social media are becoming the primary platform for learning about religion, despite the frequent exposure to religious content associated with hate speech, especially in relation to politics. The researchers also found that the presence of opinion leaders (religious teachers, parents) and media literacy are important factors in mitigating the spread of religious hate speech.