Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Increasing Public Knowledge about Stunting and Complementary Foods as an Effort to Prevent Stunting in Tanjungwangi Village Tanjungmedar District Mona Yulianti; Dini Afriani; Puji Nurfauziatul Hasanah; Nuridha Fauziyah; Balkis Fitriani Faozi
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.096 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.1570

Abstract

Stunting is a nutrition problem which caused children’s growth and development disruption in Indonesia. Tanjungwangi Village is the priority locus of stunting for 2021 in Tanjungmedar District with incidence rate reached 28.57%. The implementation of this community service aimed to increase public knowledge about stunting and the fulfilment of nutritious complementary foods as an effort to prevent stunting. This community service activity was carried out in September 2021. The focus of this community service activity was to increase public awareness about stunting and its prevention efforts through the fulfilment of nutritious Complementary foods. The community conducts a pre-test before providing counselling with the aim of knowing the description of community knowledge about stunting and Complementary feeding. Counselling is carried out offline, including counselling on stunting and stunting prevention efforts including the fulfilment of Complementary feeding for toddlers. The community returned to do post-tests after being given counselling with the aim of knowing the overview of community knowledge after being given counselling. The result is that after being given counselling, public knowledge about stunting and Complementary feeding has increased. This activity went good and the community was very enthusiastic about listening to the counselling.  
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA ANAK BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Puji Nurfauziatul Hasanah
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i1.301

Abstract

 Peningkatan morbiditas penyakit menular pada anak terjadi akibat perubahan iklim global dan peralihan status pandemi COVID-19 menjadi endemi di Indonesia. Namun, berbagai kelonggaran protokol kesehatan dilakukan oleh pemerintah setempat. Hal ini dapat menjadi suatu situasi yang dapat menjadi stressor bagi orang tua anak balita yang merupakan kelompok rentan paparan infeksi. Kondisi tersebut dapat memunculkan masalah psikologis seperti kecemasan pada orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan orang tua anak balita pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross-sectional melibatkan responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Tingkat kecemasan ibu diukur menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan kuesioner dukungan sosial menggunakan The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan prevalensi kecemasan (sedang dan berat) sebesar 67,4%, dan dukungan sosial tinggi sebesar 37%. Hasil analisis menggunakan Spearman Rank menunjukan dukungan sosial berhubungan dengan tingkat kecemasan dengan nilai p-value sebesar 0,000. Hasil penelitian ini menunjukan tingginya prevalensi kecemasan ibu. Dukungan sosial yang diterima berdampak pada kondisi psikososial ibu. Semakin rendah dukungan sosial berdampak pada tingginya masalah psikologis yang dialami. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa kecemasan orang tua dan anak menjadi fokus intervensi multisektor diantaranya pelayanan kesehatan, pemerintah, dan keterlibatan keluarga serta masyarakat setempat. Kecemasan orang tua akan berpengaruh terhadap kesehatan mental orang tua yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.Kata kunci: Balita; Dukungan Sosial; Kecemasan; Orang tua; PandemiAbstractThe escalation in morbidity of infectious disease in children recently occur due to global climate change and the transition status of the COVID-19 pandemic to endemic in Indonesia. However, various relaxations of health protocols were carried out by the local government. This may be a challenging situation that can be a stressor for parents of children under five who are susceptible to infection exposure. This condition can lead to psychological problems such as anxiety in parents. The purpose of this study was to determine the relationship between social support and the level of anxiety of parents of children under five. This research method was conducted with a cross-sectional design involving respondents who were taken by a simple random sampling technique. The mother’s anxiety level was measured using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire and the social support questionnaire using The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Data were analyzed using univariate and bivariate analysis. The results showed that the prevalence of anxiety (moderate and severe) was 67.4%, and high social support was 37%. The results of the analysis using Spearman Rank show that social support is associated with anxiety levels with a p-value of 0.000. The results of this study indicate the high prevalence of maternal anxiety. The social support received has an impact on the mother's psychosocial condition. The lower the social support, the higher the psychological problems experienced. The results of this study are expected that the mental health of parents and children will become the focus of multi-sector interventions including health services, government, and the involvement of families and local communities. The mental health of parents will affect the growth and development of children.Keywords: Toddler; Social Support; Anxiety; Parents; Pandemic 
PENGEMBANGAN METODE SUPPORTIVE EDUCATIVE NURSING INTERVENTION FOR STUNTING (SENI-S) SEBAGAI MEDIA EDUKASI GEMAR MAKAN IKAN PADA ANAK USIA DINI Puji Nurfauziatul Hasanah; Riska Aprilianti; Ajeng Sri Hikmayani
Early Childhood: Jurnal Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Univ Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/earlychildhood.v6i2.2774

Abstract

Perlunya kolaborasi lintas sektoral dalam meningkatkan gizi anak usia dini dalam mencegah dan memperbaiki gizi pasca stunting dengan meningkatkan konsumsi ikan melatarbelakangi penelitian ini. Metode SENI-S adalah pengembangan metode pembelajaran anak usia dini secara integratif menggunakan media audio visual animasi dan pembelajaran konvensional berupa logbook yang didalamnya terdapat permainan ringan. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak dengan menstimulasi anak untuk gemar makan ikan. Adapun indikator yang dikembangkan dalam SENI-S ini adalah keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar, dan sikap positif anak terhadap gemar makan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan metode pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan minat anak dalam mengkonsumsi ikan. Metode yang digunakan adalah research and development (RnD) dengan menggunakan pendekatan teori Brog and Gall. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, judgement expert, dan uji efektivitas pada pengembangan dilakukan dengan quasi eksperimen dengan rancangan pre-test dan post-test yang melibatkan 90 responden anak pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Tanjungkerta. Analisis menggunakan judgment expect dan uji statistik paired t-test.  Hasil penelitian ini berupa video aplikasi interaktif Rumah Ikan yang dapat digunakan oleh guru dengan bantuan Adobe Flash Player, logbook lembar kerja siswa yang digunakan untuk menstimulasi perkembangan anak yang dikembangkan dari metode SENI-S. Adapun hasi dari penilaian ahli menujukan layak digunakan oleh pengguna. Hasil uji efektivitas didapatkan nilai p-value sebeasar 0,000 Sig. < 0,05) artinya terdapat peningkatan aspek perkembangan anak karena gemar makan ikan pada anak usia dini melalui metode SENI-S.
Factors associated with stunting among children below five years of age: A mixed method study Mona Yulianti; Puji Nurfauziatul Hasanah; Sutisna Sutisna; Karwati Karwati; Cucum Suminar
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 10 ISSUE 2, 2022
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2022.10(2).61-70

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Indonesia saat ini menghadapi beban ganda masalah gizi pada anak salah satunya masalah stunting pada balita. Desa Sukamukti menjadi lokus prioritas stunting 2019 di Kabupaten Sumedang dengan angka kejadian 33%. Eksplorasi faktor risiko stunting perlu dilakukan untuk merancang intervensi berkelanjutan .Tujuan:Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di Desa Sukamukti Kabupaten Sumedang tahun 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian mixed method dengan rancangan concurrent mixed method. Penelitian kuantitatif melibatkan 37 responden dan penelitian kualitatif melibatkan 2 partisipan yang merupakan ibu balita di Desa Sukamukti Kecamatan Tanjungmedar yang diambil dengan teknik Total Sampling pada bulan Juni 2020. Interpretasi status gizi diukur dengan kurva pertumbuhan WHO tinggi badan per usia pada balita. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari Faktor Risiko Stunting WHO tahun 2014. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji univariat, bivariat dan multivariat. Serta dielaborasikan dengan hasil penelitian kualitatif yang dianalisis dengan metode Coalizzi.Hasil: Angka kejadian stunting di Desa Sukamukti Kabupaten Sumedang sebesar 37,8%. Faktor tinggi badan ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan risiko stunting di Desa Sukamukti (OR= 8,55; CI95%=1,8 - 39,7; p=0,006). Tinggi badan ibu yang pendek (<150 cm) mempengaruhi kejadian risiko stunting sebesar 8,55 kali.  Hasil kualitatif menghasilkan 7 tema diantaranya adalah: 1) Persepsi ibu tentang penyakit (stunting), 2) perkembangan kesehatan anak, 3). Riwayat kesehatan ibu, 4) perilaku adaptif dan maladaptif ibu selama merawat anak 5) bentuk dan sumber dukungan yang diperoleh ibu selama merawat anak, 6) Bentuk dan sumber hambatan yang ditemui ibu selama merawat anak, serta 7) respon psikologis yang ditunjukan ibu. Kesimpulan: Tinggi badan ibu menjadi determinan faktor risiko stunting dalam penelitian ini. Intervensi gizi sensitif penting untuk dilakukan dengan upaya perbaikan gizi secara komprehensif dari hulu ke hilir. Pemberdayaan remaja putri dalam meningkatkan pola hidup sehat dan gizi seimbang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah stunting.  KATA KUNCI: anak; ibu; pengalaman; risiko; stuntingABSTRACTBackground: Indonesia is currently facing a duble burden of nutritional problems in children. Stunting is one of them. Sukamukti Village became the priority locus of stunting, with the prevalence of 33% in 2019. Exploration on stunting risk factors is necessary to identify sustainable interventions.Objective: This study was conducted to determine the factors associated with the risk of stunting in Sukamukti Village, Sumedang Regency, West Java, Indonesia.Methods: This study is mixed-method research with concurrent mixed-method design. The quantitative study involved 37 respondents and the qualitative study involved 2 participants who are mothers of children under five years of age in Sukamukti Village, taken using the Total Sampling technique in June 2020. Interpretation of nutritional status was measured by th WHO growth curve for height per age in toddlers. Data collected using questionnaire developed from WHO Stunting Risk Factor in 2014. Quantitative data analyzed using univariate, bivariate and multivariate tests using logistic regression. Qualitative data analyzed using Coalizzi method. Results: The quantitative study showed that 37.8% of children under five years of age were at risk of stunting. Maternal height is a factor associated with the risk of stunting in Sukamukti Village (OR = 8.55; 95% CI = 1.8 - 39.7; p = 0.006). The mother's short height (<150 cm) affects the incidence of stunting risk by 8.55 times. The qualitative results produced seven themes, including 1) Mother's perception of illness (stunting), 2) child health development, 3) Maternal health history, 4) mother's adaptive and maladaptive behavior during child care, 5) mother's form and source of support during child care, 6) mother's form and source of obstacles during child care, and 7) mother's psychological response.Conclusion: Mother's height is a determinant factors for stunting in this study. Sensitive intervention such as nutrition must be carried out with comprehensive nutrition improvement efforts. Empowering teenagers to improve a healthy lifestyle and balanced nutrition is necessary to prevent stunting.  KEYWORDS: children; mother; experience; risk; stunting
HUBUNGAN STRES PENGASUHAN DENGAN RESILIENSI ORANG TUA ANAK PENYANDANG KANKER Puji Nurfauziatul Hasanah; Fitri Haryanti; Lely Lusmilasari
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.387 KB) | DOI: 10.33867/jaia.v6i1.226

Abstract

Orang tua yang memiliki anak terdiagnosis kanker mengalami perubahan dalamkehidupannya. Kompleksitas rangkaian pengobatan kanker yang dihadapi mengharuskanorang tua memiliki resiliensi untuk bertahan dalam situasi krisis. Tujuan penelitianini untuk mengetahui hubungan stres pengasuhan dengan resiliensi orang tua anakpenyandang kanker di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakanRancangan Cross-sectional yang dilakukan mulai November s.d Desember 2018 terhadap72 responden orang tua anak dengan kanker yang diambil dengan menggunakan TeknikConsecutive Sampling. Pengukuran resiliensi dinilai dengan instrumen The Connor-Davidson Resilience Scale-25INDO sedangkan stres pengasuhan dinilai dengan ParentalStress Scale versi bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan UjiChi-Square. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata resiliensi orang tua anakpenyandang kanker sebesar 62,2. Mayoritas orang tua anak memiliki tingkat resiliensitinggi (55,5%). Nilai rata-rata stres pengasuhan orang tua sebesar 37,9. Tidak ada perbedaanjumlah orang tua anak penyandang kanker dengan stes pengasuhan tinggi (50,0%) danstres pengasuhan rendah (50,0%). Hasil Uji Chi-Square menunjukan p-value = 0,000(<0,05) yang bermakna ada hubungan stres pengasuhan dengan resiliensi orang tua anakpenyandang kanker. Hasil penelitian menunjukan stres pengasuhan berhubungan denganresiliensi orang tua. Faktor tersebut penting dalam perencanaan strategi intervensi dalamupaya meningkatkan resiliensi orang tua anak penyandang kanker.