Husain Heriyanto
Program Master Studi Islam, Universitas Paramadina, Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Pengembangan Pemahaman dan Sikap Keberagamaan Moderat Berbasis Nilai Keislaman-Keindonesiaan Husain Heriyanto; Taufik Hidayatullah; Aan Rukmana; Tia Rahmania; Emil Radhiansyah; Ibnu Rusyd
Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/dimasejati.v4i1.10818

Abstract

Program ini didasarkan atas hasil sebuah penelitian yang berjudul “Studi Pengaruh Pembelajaran Kuliah Nilai Hidup Paramadina (NHP) terhadap Karakter dan Perilaku Mahasiswa”. Penelitian ini didorong oleh keprihatinan terhadap meningkatnya intoleransi dan radikalisme serta ketegangan kontraproduktif antara paham keislaman dan kebangsaan di kalangan anak muda dan mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis statistic deskriptif. Program pengabdian masyarakat ini dirancang dengan mengadakan training dan workshop terhadap sejumlah guru agama yang peran mereka sangat strategis dan penting dalam pembentukan pemahaman dan sikap keberagamaan yang moderat. Workshop ini diikuti oleh 26 guru dari Jakarta, Tangerang dan Serang selama 3 hari. Testimoni dan saran dari peserta menggambarkan program ini cukup berhasil menginspirasi mereka untuk lebih mendalami nilai keislaman-keindonesiaan. Diseminasi gagasan moderasi beragama ini dilakukan, diantaranya, melalui pelatihan dan pengembangan nilai-nilai keislaman yang satu tarikan napas dengan nilai-nilai kebangsaan (keindonesiaan). Penelitian ini dilakukan kepada 156 mahasiswa yang mengikuti kuliah NHP. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran kuliah NHP dengan persepsi dan sikap mahasiswa terhadap nilai keislaman dan keindonesiaan.
SPIRITUALITAS, TRANSENDENSI FAKTISITAS, DAN INTEGRASI SOSIAL Husain Heriyanto
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v16i2.2384

Abstract

Abstract: This article is aimed to provide an epistemological framework to arrange the account for the importance and relevance of Islamic spirituality along with its Sufism tradition in relation to keep social integration in contemporary global society particularly in Indonesia.  One of the reasons of this effort is driven by a fact that the rising influence of extrimism among young Muslim generation as well as students has led the growing emergence of social disintegration forces in Muslim communities and countries. Another concern of this article is the decline of knowledge related to the Islamic intellectual and spiritual tradition among Muslim academicians. Due to intellectual capitulation of liberal modernist Muslim scholars on one side and shallow interpretation of Muslim puritanical fundamentalism on the other side, many Muslim people have been in a complete break with traditional Islamic teachings including Sufism. The core thesis of this article is that Sufism as well as Islamic intellectual tradion in general can be elaborated in a such profound way that it has tremendous capacity to provide Muslim society with vision and insight for recovering and flourishing social integration.  Its rationale is that the best way to integrate human society is first of all to integrate oneself. Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk memberikan kerangka kerja epistemologis yang akan menjabarkan pentingnya dan relevansi spiritualitas Islam bersama dengan tradisi tasawufnya dalam kaitannya untuk menjaga integrasi sosial dalam masyarakat global kontemporer khususnya di Indonesia. Signifikansi  penjabaran ini karena adanya fakta meningkatnya pengaruh ekstrimisme di kalangan generasi muda Muslim dan juga mahasiswa yang telah menyebabkan meningkatnya kekuatan disintegrasi sosial di komunitas dan negara Muslim. Fokus lain dari artikel ini adalah berkurangnya kajian-kajian terkait dengan tradisi intelektual dan spiritualitas Islam di kalangan akademisi Muslim. Karena kapitulasi intelektual para sarjana Muslim modernis liberal di satu sisi dan di sisi lain kedangkalan interpretasi dari fundamentalisme Muslim puritan, banyak kaum Muslim mengalami kesenjangan dengan ajaran Islam tradisional, termasuk tasawuf. Tesis inti dari artikel ini adalah bahwa tasawuf dan tradisi intelektual keislaman dapat dielaborasi secara mendalam sehingga dapat memberikan pandangan maupun pencerahan yang dapat memulihkan dan menumbuhkembangkan integrasi sosial kepada masyarakat Muslim. Dasar pemikirannya adalah bahwa cara terbaik untuk mengintegrasikan masyarakat manusia adalah dimulai dengan mengintegrasikan diri sendiri.
THE ALIENATED SUBJECT IN MODERN SCIENCE AS THE PROBLEM OF HUMANITY Husain Heriyanto
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v20i2.8516

Abstract

Those above-mentioned condition in short are not taken it as a given but it is established by the long and pervasive process of secularization of science which is primariy chracterized as the alienated knowing subject in mainstream scientific endeavours.  Such global calamities as injustice, poverty, wars, organized violence, terrorism, arms race, moral disorientation, alienation, abuse of human rights, global warming, and severe damage to nature and environmental sphere are the end-products of complex process of secularization of science.  R.D. Laing says “we have destroyed the world in theory before we destroy it in practice