Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pelatihan Pengembangan Pemahaman dan Sikap Keberagamaan Moderat Berbasis Nilai Keislaman-Keindonesiaan Husain Heriyanto; Taufik Hidayatullah; Aan Rukmana; Tia Rahmania; Emil Radhiansyah; Ibnu Rusyd
Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/dimasejati.v4i1.10818

Abstract

Program ini didasarkan atas hasil sebuah penelitian yang berjudul “Studi Pengaruh Pembelajaran Kuliah Nilai Hidup Paramadina (NHP) terhadap Karakter dan Perilaku Mahasiswa”. Penelitian ini didorong oleh keprihatinan terhadap meningkatnya intoleransi dan radikalisme serta ketegangan kontraproduktif antara paham keislaman dan kebangsaan di kalangan anak muda dan mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis statistic deskriptif. Program pengabdian masyarakat ini dirancang dengan mengadakan training dan workshop terhadap sejumlah guru agama yang peran mereka sangat strategis dan penting dalam pembentukan pemahaman dan sikap keberagamaan yang moderat. Workshop ini diikuti oleh 26 guru dari Jakarta, Tangerang dan Serang selama 3 hari. Testimoni dan saran dari peserta menggambarkan program ini cukup berhasil menginspirasi mereka untuk lebih mendalami nilai keislaman-keindonesiaan. Diseminasi gagasan moderasi beragama ini dilakukan, diantaranya, melalui pelatihan dan pengembangan nilai-nilai keislaman yang satu tarikan napas dengan nilai-nilai kebangsaan (keindonesiaan). Penelitian ini dilakukan kepada 156 mahasiswa yang mengikuti kuliah NHP. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran kuliah NHP dengan persepsi dan sikap mahasiswa terhadap nilai keislaman dan keindonesiaan.
Living Values Education: Alternatif Pendekatan Pendidikan Karakter dalam Pencegahan Ekstremisme Taufik Hidayatullah
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 4, No 2 (2019): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33511/misykat.v4n2.87-126

Abstract

Fenomena ekstremisme kekerasan dan masalah-masalah sosial yang semakin meningkat meniscayakan perlunya pendekatan pendidikan yang bukan sekadar menekankan dimensi pengajaran semata, tetapi juga pada dimensi kemanusiaan. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pendidikan karakter adalah Living Values Education (LVE). Pendekatan LVE tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan nilai (values), melainkan menggali dan menghidupkan nilai-nilai atau karakter murid dalam kehidupan. LVE menekankan pentingnya menggali nilai-nilai positif untuk membantu anak dalam menghadapi tantangan di kemudian hari, sehingga selain sebagai proses penyadaran yang berperan besar dalam melakukan transformasi sosial, LVE juga merupakan strategi maupun pendekatan baru dalam pendidikan. Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara Pendidikan Islam dan Living Values Education, strategi pendekatan Living Values Education sebagai penguatan pendidikan karakter dalam Pencegahan Ekstremisme Kekerasan, serta relevansi Living Values Education bagi sistem pendidikan di Indonesia.
ANALYSIS STUDY OF THE MOVEMENT OF THE INDONESIAN WOMEN'S ULAMA CONGRESS (KUPI) IN AGAINST SEXUAL VIOLENCE AND CHILD MARRIAGE Taufik Hidayatulloh; Bahro Syifa
SMART: Journal of Sharia, Traditon, and Modernity Vol 2, No 2 (2022): SMART: Journal of Sharia, Tradition, and Modernity
Publisher : SMART: Journal of Sharia, Traditon, and Modernity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/smart.v2i2.16044

Abstract

Society's stigma regarding the role of women in the erroneous interpretation of religious texts makes women a creature that occupies the second position after men. The discriminatory interpretation of religious texts has limited the scope for women. One movement that pays attention to women's issues is the Indonesian Women's Ulema Congress (KUPI). KUPI formulates issues such as sexual violence, child marriage, and environmental damage. This research examines two issues, namely fighting sexual violence and child marriage with an analytical study of the movement of the Indonesian Women's Ulama Congress. This type of qualitative research uses descriptive-analytical and descriptive-interpretive methods, describing and explaining the consequences of sexual violence and child marriage. The results of this study indicate that sexual violence and child marriage are not at all good for anyone, instead they are bad. Therefore, these two things must receive serious attention from various parties in prevention efforts.
PENGEMBANGAN PEMAHAMAN SIKAP MODERASI BERAGAMA BERBASIS NILAI INKLUSIVITAS PADA MAHASIWA DI PERGURUAN TINGGI Taufik Hidayatulloh; Theguh Saumantri
Fikrah : Journal of Islamic Education Fikrah: Journal of Islamic Education, Vol. 7 No. 1 June 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32507/fikrah.v7i1.2022

Abstract

This paper is based on the results of a study entitled “Study of the Influence of Paramadina Life Value Lecture (NHP) on Student Character and Behavior”. The study was driven by concerns about rising intolerance and radicalism as well as counterproductive tensions between Islam and nationality among young people and students. This condition of course has the potential to threaten the disintegration of people and the nation in general. From the results of descriptive statistical analysis shows that there is a strong correlation and significant influence between NHP lecture learning and the perception and attitude of students towards Islamic and Indonesian values. This research program is designed by conducting training and workshops for a number of students who have strategic and important in the formation of understanding and moderate religious attitudes. Dissemination of the idea of religious moderation is carried out, among others, through training and development of Islamic values that are one breath with national values (Indonesianness) and socialization of moderate religious understanding is one of the long-term deradicalization strategies at the upstream level.
Peran Pesantren Tarekat Roudhoh Al-Hikam dalam Mengembangkan Tradisi Intelektual Islam dan Moderasi Beragama di Indonesia Taufik Hidayatulloh; Hijrah Saputra; Theguh Saumantri
Jurnal Dialog Vol 46 No 1 (2023): Dialog
Publisher : Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47655/dialog.v46i1.702

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap peranan dan konsistensi Pesantren Tarekat terhadap pengembangan tradisi intelektual Islam dan moderasi beragama di Indonesia. Penelitian ini sekaligus menjawab dua problem besar umat Islam yang saat ini terjadi yakni surutnya tradisi intelektual dan mengikisnya kesadaran moderasi beragama, di mana dua hal tersebut telah lama terbangun. Penelitian ini menggunakan analisis Teori Manajemen Teror dengan studi kasus Pesantren Tarekat bernama Roudhoh Al-Hikam, yang berlokasi di Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini mengambil dua sumber data, yaitu data primer yang diperoleh dari hasil observasi lapangan dan wawancara, dan data sekunder yang diperoleh dari buku dan jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, Pesantren Tarekat konsisten menghidupkan tradisi intelektual Islam khas Indonesia yakni melaksanakan dan mengembangkan kurikulum pendidikan Islam berbasis mazhab Syafi’i dan berteologi Asy’ari-Maturidi, yang bersumber dari kitab kuning. Kedua, kyai atau mursyid berperan besar terhadap keberhasilan pendidikan di pesantren sekaligus membangun sikap moderasi beragama. Ketiga, Pesantren Tarekat berperan atas munculnya pesantren atau lembaga pendidikan baru yang didirikan dan dikembangkan oleh para alumninya. Keempat, Pesantren Tarekat berperan dalam wacana moderasi beragama karena konsisten mengajarkan nilai-nilai etika Islam yang menjaga dan membentengi para santri dari pemahaman agama yang menyimpang. AbstractThis research aims to uncover the role and consistency of the Tarekat Islamic Boarding School in the development of Islamic intellectual tradition and religious moderation in Indonesia. This research simultaneously answers two major problems faced by the Muslim community today, namely the decline of intellectual tradition and the erosion of awareness of religious moderation, both of which have long been established. This research utilizes Terror Management Theory analysis with a case study of the Tarekat Islamic Boarding School, named Roudhoh Al-Hikam, located in Cibinong, Bogor Regency. The study collects data from two sources, namely primary data obtained from field observations and interviews and secondary data obtained from books and journals. The results of the study show that, firstly, the Tarekat Islamic Boarding School consistently promotes the distinctive Islamic intellectual tradition in Indonesia, namely by implementing and developing an Islamic education curriculum based on the Shafi'i school of thought and Asy'ari-Maturidi theology, sourced from the yellow book. Secondly, the kyai or mursyid plays a significant role in the success of education in Islamic Boarding School while also cultivating a mindset of religious moderation. Thirdly, the Tarekat Islamic Boarding School contributes to the emergence of new Islamic Boarding School, or educational institutions, established and developed by its alumni. Fourthly, the Tarekat Islamic Boarding School plays a role in the discourse of religious moderation by consistently teaching Islamic ethical values that safeguard and protect students from deviant religious understandings.
The Harmony of Islam and Pancasila in Religious Discourse in Indonesia Taufik Hidayatulloh; Theguh Saumantri
Jurnal Studi Sosial Keagamaan Syekh Nurjati Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Rumah Moderasi Beragama of Syekh Nurjati State Islamic Institute Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sejati.v3i1.36

Abstract

Indonesia is a country with a majority of its population practicing Islam, but it does not claim itself as an Islamic state. The presence of Pancasila as a melting pot has led to the emergence of a highly elegant Civil Society in this nation. Islam and Pancasila, in principle, are aligned and harmonious within the context of Indonesian democracy. The purpose of this research focuses on the harmonization of Islam and Pancasila in the study of religious moderation in Indonesia. The study employs a qualitative approach through a literature review and field studies involving observations and documentation. The research findings explain that religion and Pancasila are in alignment, with religion serving as a way of life for its followers, while Pancasila represents the way of life for the religiously diverse Indonesian nation. In the literature on religious moderation in Indonesia, religion must provide enlightenment to its adherents so that they can accept and appreciate the noble values of Pancasila. Conversely, the existence of Pancasila must also protect all religious communities, including those who do not adhere to any religion or hold different beliefs. This is why the actualization of religious moderation in society has become a distinctive characteristic of Indonesia, both socially and religiously.
Kerukunan Beragama Dalam Lensa Pengalaman Keagamaan Versi Joachim Wach Taufik Hidayatulloh; Theguh Saumantri
Al-Adyan: Journal of Religious Studies Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/al-adyan.v4i1.5876

Abstract

Religious harmony in Indonesia is a complex phenomenon that involves understanding and religious experiences from various traditions and beliefs. In the thought of Joachim Wach, religious experiences play a crucial role in shaping individual religious identity and providing a foundation for beliefs and religious practices. This research aims to analyze Joachim Wach’s thoughts on religious experiences and their relevance to religious harmony in Indonesia. The study employs a qualitative approach, analyzing primary sources from Joachim Wach’s works and related research. The findings of this research indicate that Joachim Wach’s ideas have contributed to understanding and strengthening religious harmony in Indonesia. In his thinking, Wach identifies three forms of religious experience: through thought, action, and fellowship. Additionally, Wach develops the concept of the “sacred canopy,” which refers to how religion can serve as a framework or framework that provides meaning and significance in human life. Through the concept of “sacred canopy” and understanding of tolerance, society can better understand other religions and strengthen the positive values of each religion. Kerukunan beragama di Indonesia merupakan fenomena kompleks yang melibatkan pemahaman dan pengalaman keagamaan dari berbagai tradisi dan keyakinan. Dalam pemikiran Joachim Wach, pengalaman keagamaan memiliki peran penting dalam membentuk identitas keagamaan individu dan memberikan landasan bagi keyakinan dan praktik agama yang dijalankan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Joachim Wach tentang pengalaman keagamaan dan relevansinya dengan kerukunan beragama di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis sumber-sumber primer dari karya-karya Joachim Wach dan penelitian terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemikiran Joachim Wach telah memberikan kontribusi dalam memahami dan memperkuat kerukunan beragama di Indonesia. Dalam pemikirannya, Wach mengidentifikasi tiga bentuk ekspresi pengalaman keagamaan, yaitu dalam bentuk pemikiran, perbuatan, dan persekutuan. Selain itu, Wach mengembangkan konsep “sacred canopy” yaitu konsep tentang bagaimana agama dapat menjadi sebuah kerangka atau bingkai yang memberikan arti dan makna dalam hidup manusia. Melalui konsep “sacred canopy” dan pemahaman tentang toleransi, masyarakat dapat memahami agama lain dengan lebih baik dan memperkuat nilai-nilai yang positif dari setiap agama.
ANALYSIS STUDY OF THE MOVEMENT OF THE INDONESIAN WOMEN'S ULAMA CONGRESS (KUPI) IN AGAINST SEXUAL VIOLENCE AND CHILD MARRIAGE Taufik Hidayatulloh; Bahro Syifa
SMART: Journal of Sharia, Traditon, and Modernity Vol 2, No 2 (2022): SMART: Journal of Sharia, Tradition, and Modernity
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/smart.v2i2.16044

Abstract

Society's stigma regarding the role of women in the erroneous interpretation of religious texts makes women a creature that occupies the second position after men. The discriminatory interpretation of religious texts has limited the scope for women. One movement that pays attention to women's issues is the Indonesian Women's Ulema Congress (KUPI). KUPI formulates issues such as sexual violence, child marriage, and environmental damage. This research examines two issues, namely fighting sexual violence and child marriage with an analytical study of the movement of the Indonesian Women's Ulama Congress. This type of qualitative research uses descriptive-analytical and descriptive-interpretive methods, describing and explaining the consequences of sexual violence and child marriage. The results of this study indicate that sexual violence and child marriage are not at all good for anyone, instead they are bad. Therefore, these two things must receive serious attention from various parties in prevention efforts.