This Author published in this journals
All Journal Konversi
Hesti Wijayanti
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH METODE AKTIVASI PADA KEMAMPUAN KAOLIN SEBAGAI ADSORBEN BESI (Fe) AIR SUMUR GARUDA Wulan Sari, Tirta Indah; Muhsin, Muhsin; Wijayanti, Hesti
Konversi Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i2.4768

Abstract

Abstrak- Kaolin adalah mineral yang terdapat pada batuan sedimen dikenal dengan nama batu lempung. Kaolin banyak diaplikasikan di industri seperti kertas, keramik, karet, plastik, cat, fibergelas, dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode aktivasi terhadap kemampuan kaolin sebagai adsorben. Penelitian dilakukan dengan cara pengaktivasian kaolin secara fisika, kimia, dan kimia-fisika. Aktivasi fisika dilakukan dengan pemanasan kaolin pada suhu 700oC di dalam furnace selama 30 menit dan untuk aktivasi kimia dilakukan penambahan HCl 0,25 M pada kaolin disertai pengadukan dengan kecepatan 200 rpm selama 60 menit sedangkan untuk aktivasi kimia-fisika dilakukan penambahan HCl 0,25 M pada kaolin kemudian dilanjutkan pemanasan di dalam furnace pada suhu 700oC. Pengaktivasian kaolin ini untuk menghasilkan adsorben yang mampu menyerap ion besi (Fe) secara optimum. Dari penelitian ini, aktivasi yang optimum diperoleh untuk kaolin dalam mengadsorpsi Fe adalah aktivasi kimia. Adsorben kaolin yang teraktivasi kimia mempunyai daya adsorpsi yang besar terhadap ion Fe yaitu menghasilkan penurunan kandungan ion besi (Fe) menjadi sebesar 0,04 mg/L.  Kata kunci: Aktivasi, hydrous alumunium silicate, adsorben, besi Abstract- Kaolin is a mineral found in sedimentary rocks known as clay stone. Kaolin widely applied in industries such as paper, ceramics, rubber, plastics, paint, glassfiber, and cosmetics. This study aimed to determine the effect on the ability of kaolin activation methods as adsorbent. The study was conducted by activation of kaolin in physics, chemistry, and chemistry-physics. Physical activation was done by heating kaolin at 700 ° C in a furnace for 30 minutes and for the chemical activation, the addition of 0.25 M HCl in kaolin with stirring speed of 200 rpm for 60 minutes, while the chemical-physical activation, the addition of 0.25 M HCl to the kaolin and continued warming in furnace at 700 ° C. The kaolin activation was to produce an adsorbent that is able to absorb iron (Fe) optimally. From this study, the optimum activation obtained for kaolin in adsorbing Fe is the chemical activation. Chemical activated kaolin adsorbent having a large adsorption capacity of the ion Fe which resulted in decreased content of iron (Fe) to 0.04 mg / L. Keywords : Activation, hydrous alumunium silicate, adsorbent, iron 
PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU ULIN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS Wijayanti, Hesti; Nora, Harmin; Amelia, Rajihah
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.106

Abstract

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan arang aktif dari serbuk gergaji kayu ulin dalam proses adsorpsi minyak goreng bekas. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui waktu adsorpsi yang paling baik diantara range waktu yang digunakan untuk proses adsorpsi minyak goreng bekas dengan menggunakan arang aktif dari serbuk gergaji kayu ulin. Arang aktif dibuat dengan membakar serbuk gergaji kayu dan diaktivasi menggunakan ZnCl2 0,1 N. Arang aktif yang diperoleh digunakan untuk mengadsorpsi minyak goreng bekas dengan variasi jumlah arang sebanyak 5, 10 dan 15 gram. Selanjutnya minyak goreng bekas dan arang aktif yang sudah dicampurkan dalam Erlenmeyer tersebut diadsorpsi dengan variasi waktu 40, 60 dan 80 menit menggunakan shaker. Setelah disaring, minyak goreng bekas tersebut dianalisa angka asam, bilangan peroksida dan bilangan penyabunannya.Hasil penelitian yang didapatkan yang mememenuhi standar SNI 01- 3741-2002 dan hasil yang paling bagus adalah dengan berat arang aktif 15 gram dan dengan lama waktu pengadukan selama 80 menit. Dengan nilai angka asam sebesar 0,224 mgKOH/gram, bilangan peroksida sebesar 10 mg eq/gram, sedangkan untuk bilangan penyabunan yang memenuhi standar adalah dengan arang aktif 10 gram dan lama waktu pengadukan 40 menit yaitu sebesar 200,09 mg KOH/gram. Keywords : adsorpsi, minyak goreng bekas, arang aktif Abstract - This research conducted to investigate the ability of activated carbon from sawdust ulin wood for waste cooking oil adsorption and to get the best adsorption time from the used time range in this research. Activated carbon was gotten by carbonizing sawdust before activated it with 0.1 N ZnCl2. This activated carbon was used in adsorption waste cooking oil with weight variation of 5,10 and 15 gram that put into shaker for  40, 60 and 80 minute adsorption. After being filtered, this proceeded waste cooking oil would be analyzed in order to measure acid number, peroxide number and saponification number.As the result, the best dose for adsorption regarding SNI 01- 3741-2002 standard was 15 gram activated carbon in 80 minute adsorption which gave acid number was 0,224 mgKOH/gram, peroxide number was 10 mg eq/gram while the best dose to get saponification number that meet SNI 01- 3741-2002 standard was 10 gram in 40 minute adsorption which gave 200,09 mg KOH/gram. Keywords: adsorption, waste cooking oil, activated carbon
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI SECARA FISIKA, KIMIA DAN FISIKA-KIMIA Meisrilestari, Yessy; Khomaini, Rahmat; Wijayanti, Hesti
Konversi Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v2i1.136

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik produk hasil pembuatan arang aktif dari cangkang kelapa sawit secara aktivasi fisika, kimia dan fisika-kimia dan mengetahui kemampuan adsorpsi arang aktif dari cangkang kelapa sawit dalam uji adsorpsi dengan asam asetat 0,5 N. Proses aktivasi dilakukan secara kimia, fisika, dan fisika-kimia. Pada aktivasi secara fisika dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi menggunakan furnace yaitu pada suhu 750oC selama 3 jam. Pada aktivasi secara kimia menggunakan ZnCl2 sebagai aktifator dan direndam selama 24 jam. Aktivasi secara fisika-kimia merupakan penggabungan dari aktivasi fisika dan aktivasi kimia. Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik arang aktif dan uji kemampuan daya adsorben arang aktif terhadap asam asetat. Berdasarkan hasil penelitian arang aktif yang dibuat dari cangkang kelapa sawit dengan proses aktivasi secara fisika-kimia mempunyai daya jerap yang paling baik di antara arang aktif lain yang diaktivasi dengan proses fisika dan kimia. Pada waktu penjerapan 4 jam, arang aktif berdiameter 355 µm dengan aktivasi fisika-kimia mampu menjerap sebanyak 34,4% bagian dari larutan asam asetat 0,5 N.Keywords: Arang aktif, asam asetat, aktivasi, adsorpsiThis study was carried out to investigate the characteristics of activated carbon from coconut palm shell and also the performance of activated carbon for adsorption 0.5 N acetic acid solution. Activated carbon obtained from coconut palm shell was activated by chemical, physical and combination of physical and chemical methods. Physical activation was performed by heating the carbon at 750oC for 3 hours while chemical activation process was exhibited by immersing the carbon in ZnCl2 solution for 24 hours. Furthermore, the combination of physical-chemical activation was gained by heating carbon at 750oC for 3 hours and then immersing in ZnCl2 solution for 24 hours.The adsorption performance of activated carbon was investigated by immersing activated carbon in 0.5 N acetic acid solution for specific time. The result showed that activated carbon which was obtained by combination of physical and chemical process was the best among the other methods that mentioned earlier. The highest adsorption capacity for 0.5 N acetic acid solution was achieved 34,4% for 4 hours by using355 µm of particle size..Keywords: activated carbon, acetic acid, activation,adsorption
PENGARUH PENGGUNAAN NANAS DAN UMBI POHON GADUNG SEBAGAI KOAGULAN TERHADAP KUALITAS BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT Praharnata, Praharnata; Sulistyo, Joko; Wijayanti, Hesti
Konversi Vol 5, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i1.4776

Abstract

Abstrak- Prakoagulasi lateks merupakan penggumpalan spontan lateks yang biasanya disebabkan oleh pengaruh asam, enzim dan bakteri. Bahan yang digunakan untuk mempercepat prakoagulasi sering dikenal sebagai koagulan. Beberapa penduduk di Kalimantan Selatan menggunakan beberapa koagulan alami yang tidak banyak dikenal seperti umbi akar pohon gadung dan tongkol nanas, sehingga dalam penelitian ini kami ingin mengkaji lebih dalam mengenai penggunaan koagulan alami ini, mengamati dan membandingkan kualitas karet yang dihasilkan. Percobaan dilakukan dengan melakukan pengamatan pada sampel lateks yang telah dicampurkan dengan koagulan yang telah divariasi, penelitian ini mencoba meniru cara pengolahan karet remah kering, sehigga sampel karet yang dibuat memiliki sifat teknis yang dapat diuji. Adapun uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain; uji prakoagulasi dengan koagulan yang bervariasi, uji prakoagulasi dengan dosis koagulan yang divariasikan, uji prakoagulasi lateks dengan air sisa prakoagulasi awal dan uji sifat teknis karet. Dari hasil analisa sampel gadung diperoleh kadar nitrogen karet sebesar 0,22 %, Po 31, dan PRI 76, pada sampel nanas diperoleh kadar nitrogen sebesar 0,24%, Po 21,5 dan PRI 56. Kata kunci: Prakoagulasi, lateks, koagulan, enzim, bakteri Abstract- Latex precoagulation is a spontaneous clot of latex that is usually caused by the effects of acids, enzymes and bacteria. Materials used to make precoagulation faster known as a coagulant. Some people in South Kalimantan using some natural coagulant that is not widely known as a gadung tree root and pineapple cob, so in this study we wanted to examine more deeply about the use of this natural coagulant, observe and compare the quality of rubber produced. The experiments were performed by making observations on a sample of latex was mixed with a coagulant which has been varied, this study tried to imitate the dry crumb rubber processing, so the rubber samples that created has technical properties that can be tested. The tests performed in this study were precoagulation test with varying coagulant, precoagulation test with coagulant dose varied, latex precoagulation test with waste water of early precoagulation and test of the technical properties of the rubber. From the analysis of gadung sample  obtained rubber nitrogen content of 0.22 %, Po 31, and the PRI 76, the pineapple samples obtained rubber nitrogen content of 0.24 %, 21.5 Po and the PRI 56. Keywords: Precoagulation, latex , coagulants , enzymes , bacteria Â