Pini Wijayanti
Departemen Ekonomi Dan Sumberdaya Lingkungan, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Ekowisata (Studi Kasus Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Kabupaten Bogor) Pini Wijayanti; Tanti Novianti; Hastuti Hastuti
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 13 No. 3 (2008): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.838 KB)

Abstract

Tourism has been a part of commodity that widely used by a region governmant as one of finance depelopment resources. Practicaly, the tourism development must be directed to sustainable tourism, which is one form is ecological tourism (ecotourosm).keyword: ecotourism, economic impact, environmental services Pariwisata telah menjadi bagian dari "komoditi" yang banyak digunakan oleh suatu pemerintahan daerah sebagai salah satu sumber pendanaan pembangunan. dalam prakteknya, pembangunan pariwisata harus diarahkan pada sustainable tourism, yang salah satu bentuknya adalah ecological tourism (ecotourism)Kata Kunci: ekowisata, dampak ekonomi, jasa lingkungan
Eco-friendly packaging: Preferensi dan Kesediaan Membayar Konsumen di Marketplaces Arif Yoga Ali Fianda; Intan Fandinny; Lely Novida Br Kacaribu; Noor A’fiana Desyani; Nuraulia Asyifa; Pini Wijayanti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 1 (2022): January 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.1.147-157

Abstract

Peningkatan transaksi di marketplaces menyebabkan lonjakan jumlah pengiriman paket belanja online dan berimplikasi pada timbulan sampah yang didominasi oleh material plastik. Penerapan eco-friendly packaging di marketplaces sangat diperlukan dalam upaya mengurangi timbulan sampah dan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Upaya ini pun akan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12.5 yaitu mengurangi timbulan sampah secara substansial pada tahun 2030 melalui upaya pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Penelitian bertujuan untuk 1) mengidentifikasi bentuk-bentuk eco-friendly packaging yang potensial diterapkan di marketplaces, 2) menganalisis preferensi konsumen terhadap penggunaan eco-friendly packaging, dan 3) merumuskan strategi penerapan eco-friendly packaging di marketplaces. Studi literatur, analisis deskriptif kualitatif, dan Contingent Choice Modelling (CCM) digunakan untuk menjawab tiga tujuan tersebut. Penelitian ini memformulasi sembilan alternatif eco-friendly packaging yang dapat diterapkan di marketplaces. Data diperoleh dari literatur dan survei secara blended terhadap 314 responden di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Studi literatur menunjukkan recyclable cardboard dan bioplastic dapat menjadi alternatif eco-friendly packaging yang paling relevan untuk marketplaces di Indonesia karena murah dan bahan terbaik. Analisis CCM mengungkap bahwa konsumen berminat terhadap eco-friendly packaging, mayoritas mengetahui manfaat penggunaannya dan bersedia untuk menggunakannya dengan total WTP maksimum sebesar Rp1.348,47 dan Rp4.237,80. Nilai Willingness to Pay (WTP) berpotensi meningkat jika konsumen diberikan edukasi manfaat eco-friendly packaging, dan berdomisili di DKI Jakarta. Lima strategi agar implementasi eco-friendly packaging di marketplaces dapat efektif, yaitu 1) menetapkan harga maksimum eco-friendly packaging sebesar Rp1.348,47, 2) memberikan edukasi manfaat eco-friendly packaging, 3) bila pilot project diperlukan, DKI Jakarta dapat menjadi provinsi percontohan, 4) memberikan voucher eco-friendly packaging, serta 5) mewujudkan kerja sama antara pemerintah, marketplaces, penjual, dan konsumen.  Pemerintah dapat menetapkan regulasi yang meminta marketplaces untuk menyediakan opsi eco-friendly packaging pada fitur pemilihan kemasan serta pemberian edukasi dan promosi penggunaan eco-friendly packaging untuk menarik minat konsumen.ABSTRACTMarketplaces have increased the number of online-shopping package shipments and waste generation, which is dominated by plastic materials. Eco-friendly packaging is imperative to reduce waste generation including its negative environmental impacts. This effort is inline with Sustainable Development Goals (SDGs) point 12.5 i.e.  by 2030, achieve the sustainable management and efficient use of natural resources.  This study aims to 1) identify forms of eco-friendly packaging that to be applied in marketplaces, 2) analyze consumer preferences for eco-friendly packaging, and 3) formulate strategies for implementing eco-friendly packaging in marketplaces. Study literature, descriptive analysis and contingent choice modeling (CCM) were used to answer the objectives. CCM formulated nine alternatives of eco-friendly packagings which can be applied in marketplaces. Data were obtained from literature stud and blended surveys to 314 respondents living in DKI Jakarta, West Java and Central Java provinces. The results show that recyclable cardboard and bioplastic can be an alternative to eco-friendly packaging in marketplaces. CCM analysis reveals that consumers are interested in eco-friendly packaging, most of them are aware to its benefits and willing to use it with a maximum total WTP of IDR 1,348.47 and IDR 4,237.80. These WTPs could increase under two conditions i.e., if the benefits of eco-friendly packaging are described to consumers before they select the packaging and if the consumers are living in DKI Jakarta province.  Five strategies for the implementation of eco-friendly packaging in marketplaces include 1) setting the maximum price for eco-friendly packaging at Rp1,348.47, 2) providing education on the benefits of eco-friendly packaging, 3) if a pilot project is needed, DKI Jakarta province can become a pilot province, 4) provide eco-friendly packaging vouchers, and 5) create cooperation between the government, marketplace, sellers, and consumers. The government could set a regulation which ask marketplaces to provide eco-friendly packaging options in the packaging selection features as well as educating and promoting the use of eco-friendly packaging to gain consumer’s interest.
Potensi Reduksi Emisi GRK dan Kelayakan Finansial dari Teknologi Hidrotermal untuk Pengolahan Sampah di Kabupaten Tangerang Rania Salsabila Ayuvitari; Pini Wijayanti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 1 (2022): January 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.1.1-12

Abstract

Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer telah menimbulkan efek pemanasan global. Salah satu kontributor emisi GRK adalah penumpukan sampah di TPA tanpa pengolahan lebih lanjut. TPA Jatiwaringin di Kabupaten Tangerang diprediksi akan mengalami overcapacity, sehingga diperlukan mitigasi untuk mengurangi sampah di TPA, salah satunya dengan teknologi hidrotermal. Namun dalam penerapan teknologi hidrotermal membutuhkan biaya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi potensi emisi GRK sebelum adanya proyek hidrotermal, mengestimasi potensi reduksi emisi GRK setelah adanya proyek hidrotermal, menganalisis kelayakan finansial dari proyek hidrotermal. Penelitian ini menggunakan metode Clean Development Mechanism (CDM) AMS-III.E untuk mengestimasi potensi reduksi emisi GRK proyek hidrotermal dan analisis cashflow untuk mengevaluasi kelayakan finansialnya. Hasil penelitian ini menunjukkan emisi baseline pada tahun 2021 diestimasi sebesar 18.766 t CO2 e dan akan meningkat menjadi 21.865 t CO2 e (16,5%) pada tahun 2030. Emisi proyek diestimasi sebesar 5883 t CO2 e per tahun. Rata-rata persentase potensi reduksi emisi GRK dari proyek hidrotermal tahun 2021-2030 sebesar 70,94% (Skenario 2 putaran per hari) dan 68,26% (Skenario 3 putaran per hari). Proyek hidrotermal juga layak secara finansial, dengan syarat produk hidrotermal yaitu Refused Derived Fuel (RDF) dapat terjual setidaknya 72% dan jumlah iuran masyarakat yang terkumpul minimal 50% dari target penerimaan iuran. ABSTRACTAn increase in the atmospheric concentrations of greenhouse gases (GHGs) produces global warming effect. One of GHGs emissions contributors is waste accumulation of in the landfill. Jatiwaringin landfill in Tangerang Regency is predicted to reach overcapacity. Therefore, mitigation measures are required to reduce such waste. One of potential measures is hydrothermal treatment technology for urban scale, but its implementation is costly. This study aims to: estimate the potential GHGs emissions prior the hydrothermal project, estimate the potential GHGs emission reduction after the project, and analyze the financial feasibility of the project. This study employs Clean Development Mechanism (CDM) method i.e., AMS-III.E to estimate the GHGs emissions reduction potential of hydrothermal projects and cashflow analysis to evaluate the project financial feasibility. The results show that the baseline emissions in 2021 are estimated at 18,766 t CO2 e and would increase to 21,865 t CO2 e (16.5%) in 2030. The potential project emissions are estimated at 5883 t CO2 e per year. The GHGs emission reductions could reach 70.94% (2 batches per day) and 68.26% (3 batches per day) within 2021-2030. Furthermore, the hydrothermal project would be financially feasible, if the hydrothermal product i.e., Refused Derived Fuel (RDF) are sold at least 72% and the cumulative households-contribution is at least 50% of the target. 
Potensi Reduksi Gas Rumah Kaca di TPA Kawatuna melalui Proyek Pemulihan Gas Metana: Reduction of Greenhouse Gases in Kawatuna Landfill through Methane Gas Recovery Project NURUL ANNISA R. NOCH; PINI WIJAYANTI
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.443 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v23i1.5050

Abstract

ABSTRACT The Palu City Government plans to reactivate the biogas power plant (PLTBg) project in Kawatuna landfill, which was operated in 2013. Both economic and environmental benefits of the project are important for decision makers. The environmental benefit include the potential reduction of greenhouse gases (GHGs) emissions by the project. The economic benefits are important to estimate as the financial attractiveness of the project, which include the electricity generated and revenue from Certified Emission Reduction (CER). This study aims (1) to estimate the potential GHGs emissions produced by the Kawatuna landfill before PLTBg project, (2) to estimate the potential GHGs emissions reduction due to the project, (3) to calculate the potential CER that can be obtained from the project. This study employs Clean Development mechanism (CDM) AMS-III.G method to estimate the potential GHGs reduction and a simple quantitative analysis to calculate the potential CER of the project. The results show that based on the BAU Scenario in 2021, the estimated baseline GHGs emissions is 16.148,74 t CO2e, the potential GHGs reduction after the project would reach 61,40% of the total GHGs emissions generated and the range of potential CER would be from 28.595.318 IDR to 72.329.334 IDR. From 2021 to 2030, total present value of CER would reach 563.358.389 IDR. Keywords: CDM, CER, GHG Emissions, Kawatuna, PLTBg   ABSTRAK Pemerintah Kota Palu berencana menghidupkan kembali proyek pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di TPA Kawatuna yang sempat beroperasi pada tahun 2013. Informasi mengenai manfaat yang akan diperoleh dari sudut pandang ekonomi dan lingkungan adalah penting bagi pengambil keputusan. Salah satu manfaat lingkungan yaitu potensi reduksi emisi gas rumah kaca (GRK) oleh proyek PLTBg. Manfaat ekonomi penting untuk diestimasi sebagai daya tarik finansial dari proyek, di antaranya berasal dari nilai potensi energi listrik yang dihasilkan dan penerimaan proyek dari Certified Emission Reduction (CER). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengestimasi potensi emisi GRK yang dihasilkan oleh TPA Kawatuna sebelum implementasi proyek pemulihan gas metana, (2) mengestimasi potensi reduksi GRK dari proyek tersebut, (3) menghitung potensi nilai CER yang dapat dihasilkan dari proyek tersebut. Penelitian ini menggunakan metode CDM AMS-III.G untuk mengestimasi potensi reduksi GRK dan menggunakan kuantitatif sederhana untuk   mengestimasi nilai CER proyek. Hasil penelitian menunjukkan melalui Skenario BAU pada tahun 2021, potensi emisi GRK sebelum adanya proyek adalah 16,148,74 t CO2e dan potensi reduksi GRK setelah adanya proyek mencapai 61,40% dari total emisi yang dihasilkan. Potensi penerimaan CER proyek pada tahun 2021 berkisar antara Rp 28.595.318 hingga Rp 72.329.334 dan total present value penerimaan CER pada tahun 2021-2030 mencapai Rp 563.358.389. Kata kunci: CDM, CER, Emisi GRK, Kawatuna, PLTBg
Strategi Perlindungan Pari Air Tawar dan Peningkatan Livelihood Assets Nelayan di Sungai Musi Nabila Nur Septiani; Sahaya Aulia Azzahra; Pini Wijayanti; Kastana Sapanli
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 2 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.5.2.583-587

Abstract

Rekomendasi pengelolaan pari air tawar dan peningkatan livelihood assets nelayan di Sungai Musi antara lain: (1) Pemerintah Indonesia melalui Dinas Perikanan Kota Palembang, Penyuluh Perikanan Kota Palembang, dan BPSPL Padang Wilker Palembang dapat melakukan sosialisasi terkait perlindungan pari air tawar kepada nelayan; (2) Pemerintah melalui PSDKP Batam Wilker Palembang dan masyarakat melalui Pokmaswas dapat bekerja sama untuk menindaklanjuti perdagangan pari air tawar dilindungi; (3) Aktor kunci perlu meningkatkan kerja sama dalam pengelolaan pari air tawar; (4) Koordinasi antar stakeholders yaitu Dinas Perikanan Kota Palembang, DLHK Kota Palembang, dan Bapedalda Kota Palembang terkait pengelolaan sampah dan perbaikan DAS; (5) Dinas Perikanan Kota Palembang perlu melakukan pelepasan benih ikan sebagai upaya memulihkan stok ikan di alam; dan (6) Penyuluh Perikanan Kota Palembang dapat memanfaatkan indeks modal sosial nelayan yang tinggi untuk melakukan sosialisasi tentang perlindungan pari air tawar kepada kelompok nelayan.