Irma Fatmayani
Peminatan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan Timbal Dan Kromium Pada Masyarakat Yang Mengonsumsi Kerang Marcia hiantina Di Perairan Selat Makassar Irma Fatmayani; Abd. Gafur; Arman
Window of Public Health Journal Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v3i2.384

Abstract

Perairan Selat Makassar merupakan salah satu perairan yang telah mengalami pencemaran dikarenakan kompleksnya aktivitas di pesisir Kota Makassar. Bahan pencemar yang cukup mengkhawatirkan adalah logam berat seperti timbal (Pb) dan kromium (Cr). Mengonsumsi biota laut seperti Marcia hiantina yang tercemar logam berat akan membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan lingkungan akibat pajanan timbal (Pb) dan kromium (Cr) pada masyarakat yang mengonsumsi kerang Marcia hiantina di perairan Selat Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL). Populasi manusia dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Bira RT 03/RW 06 yaitu 100 orang. Besar sampel yang diperoleh menggunakan rumus Slovin yaitu 80 orang. Pengambilan sampel kerang menggunakan metode selected sampling sebanyak 5 titik yang tersebar di sepanjang pesisir lantebung dan diambil 10 ekor kerang pada setiap titik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pb dalam kerang berkisar antara 0,68-1,20 mg/kg sedangkan konsentrasi Cr berkisar antara 0,70-1,08 mg/kg. Intake Pb melalui konsumsi kerang bakalang sebesar 0,964 mg/kg/hari sedangkan Cr sebesar 0,828 mg/kg/hari. Dari 80 responden diketahui nilai RQ Pb dan Cr ≤1 sebanyak 7 responden (8,7%) sedangkan yang memiliki RQ >1 sebanyak 73 responden (91,3%). Penelitian ini menyarankan kepada pemerintah agar meningkatkan pemantauan konsentrasi logam berat di Selat Makassar.