Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MASA KLIMAKTERIUM DI KELURAHAN GUNUNG ANYAR, SURABAYA Herisa Dinarsi; Shinta Wurdiana Rhomadona
Bahasa Indonesia Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v11i1.331

Abstract

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Ada 6 tingkat pengetahuan yaitu mengetahui, memahami, penerapan, analisis,sintesis, evaluasi. Masa klimakterium merupakan menurunnya produksi hormon estrogen mengakibatkan terhentinya haid terjadi pada usia 45- 55 tahun. Sebagian masyarakat menganggap bahwa keluhan-keluhan yang terjadi saat menopause adalah sesuatu yang dianggap fisiologis sehingga tidak diperlukan penanganan. Sebagian masyarakat juga tidak tahu bahwa dirinya sedang barada dalam masa menopause, sehingga mereka sering ketakutan menghadapi keluhan yang muncul. Hal ini nampak pada pasien-pasien yang datang ketempat pelayanan kesehatan dengan berbagai keluhan menopause dengan tidak mengetahui kondisi yang sedang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu – ibu premenopause usia 38 – 45 tahun tentang klimakterium di RT 10, RW 04 Kelurahan Gunung Anyar ,Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dengan tehnik pengambilan sampel metode random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 27 orang (48,20 %), pengetahuan kurang 20 orang (35,7%), pengetahuan baik 9 orang (16,1%). Diharapkan kepada petugas kesehatan setempat sebaiknya mengadakan program penyuluhan mengenai menopause. sehingga dapat meningkatkan pengetahuan wanita tentang menopause sehingga ibu – ibu dapat melewati menopause dengan baik.
ANALISIS PROSES INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM HARI KE TIGA DI PRAKTIK BIDAN MANDIRI LYSTIANI GRESIK Eny Astuti; Herisa Dinarsi
Bahasa Indonesia Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v11i1.342

Abstract

Involusi uterus adalah kembalinya uterus pada keadaan seperti sebelum hamil. normal turunya TFU kira-kira 1-2 cm tiap 24 jam, namun pada kenyataannya masih di temukan TFU pada ibu nifas pada hari ke 3 masih 1-2 jari di bawah pusat dan hal ini di sebut sub involusi. hal juga yang menyebabkan seorang bidan tidak menganjurkan ibu nifas untuk pulang karena menurut WHO, setiap menit seorang wanita meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi yang terjadi pada ibu nifas yaitu subinvolusi uterus atau uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik yang kemudian bisa menimbulkan perdarahan, syok sampai pada kematian. Oleh karena itu peneliti ingin melihat gambaran proses involusi uterus ibu post partum hari ke 3. Desain penelitian yang di gunakan adalah deskriptif dengan tujuan menggambarkan proses involusi uterus pada ibu post partum hari ke tiga. Populasinya adalah seluruh ibu post partum sebanyak 20 dan sampel yang di ambil sebanyak 19 ibu dengan menggunakan consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal dengan alat ukurnya adalah lembar observasi saat masa nifas. data hasil penelitian ini di masukan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukan dari 19 responden yang mengalami involusi uterus normal sebanyak 8 ibu (42%). Hal ini menunjukan bahwa masih ada ibu yang mengalami involusi uterus yang lambat maupun yang cepat. Oleh karena itu, sebaiknya setiap tenaga kesehatan melaksanakan IMD dan mobilisasi dini bagi setiap ibu nifas untuk mencegah terjadinya komplikasi.
PELATIHAN KADER TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DI POSYANDU KELURAHAN DARMO SURABAYA Ethyca Sari; Herisa Dinarsi; Intiyaswati -
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v3i1.347

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan kader Posyandu tentang tumbuh kembang anak melakukan pelatihan deteksi dini kelainan tumbuh kembang anak. Metode pengabdian kepada masyarakat yang digunakan adalah ceramah, diskusi, lomba dalam mengerjakan protes dan post-tes, serta praktek deteksi dini kelainan tumbuh kembang anak di Posyandu. Materi pelatihan mencakup deteksi kelainan tumbuh kembangan anak tinjauan psikologis – linguistik ( Psikolinguistik ) dan edukatif, gizi anak dalam masa pertumbuhan, serta pencegahan dan penanggulangan kelainan tumbuh kembang pada anak. Peserta 20 kader kesehatan Posyandu Kelurahan Darmo , Kecamatan Wonokromo . Kegiatan ini berlangsung pada bulan November 2019 . Hasil yang diperoleh adalah seluruh peserta menyatakan pelatihan ini sangat bermanfaat uentuk mengenali secara kelainan tumbuh kembang anak di Posyandu Model lomba sangat memacu rasa ingin tahu dan antusias peserta.80 % peserta menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang 100 % peserta bisa melakukan deteksi dini kelainan tumbuh kembang anak di Posyandu.
PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA LANSIA Sendy Firza Novilia Tono; Herisa Dinarsi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v3i2.399

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk memberikan edukasi tentang Teknik melakukan relaksasi otot progesif dalam masalah kesehatan yang dialami lansia. Sasaran dari kegiatan ini adalah bapak/ibu lanjut usia (LANSIA). Target peserta dari kegiatan ini sejumlah 15 orang lansia dengan masalah kesehatan. Metode kegiatannya adalah ceramah, diskusi dan Praktik melalui video edukasi. Langkah- langkah kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, dan pelaksanaan. Indikator keberhasilan ini ada dua yaitu lebih dari 75 % peserta memahami dan dapat melakukan secara mandiri relaksasi otot progresif. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan kesehatan yang berupa ceramah, diskusi diikuti oleh 15 peserta sesuai dengan target awal. Sedangkan hasil pre test dan post test tentang pemahaman menunjukkan adanya peningkatan. Ini berarti kriteria yang ditetapkan tercapai, karena persentase penguasaan materi lebih dari 75%. Dan dari hasil pendidikan kesehatan peserta telah mampu menyampaikan tentang pengertian, penyebab, pencegahan hingga mempraktikkan. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan penerapan teknik relaksasi otot progresif ini telah berhasil mencapai tujuan yaitu terpenuhinya dua indikator keberhasilan di atas. Secara khusus kegiatan ini mampu mendorong para lansia untuk menyampaikan pengetahuan yang telah mereka dapat kepada masyarakat lain yang belum bisa hadir dalam acara tersebut di sekitar rumah mereka. Adanya empati yang tinggi dari peserta dan timbul kepedulian dari pemerintah desa terhadap kegiatan ini.