Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Lahan terhadap Kerentanan Pesisir Pantai Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Huda, Abiyani Choirul; Pratikto, Ibnu; Pribadi, Rudhi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.012 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i3.25268

Abstract

Kerentanan pantai adalah kondisi yang menggambarkan keadaan mudah terkena dari suatu sistem alami serta keadaan sosial pantai. Kerentanan pantai yang diakibatkan erosi merupakan ancaman yang dapat menimbulkan kerugian yang besar bila tidak ditangani dengan tepat. Perlu dilakukan sebuah upaya mitigasi bencana erosi pantai berupa tahap awal dengan penilaian indeks kerentanan pantai. Upaya mitigasi bencana dapat dimulai dengan membuat pemetaan indeks kerentanan pantai yang berdasarkan penilaian lima variabel, yaitu:  geomorfologi pantai, tipologi pantai, kemiringan pantai, vegetasi mangrove, dan penggunaan lahan pesisir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spasial yang digunakan untuk menyusun peta tingkat kerentanan pantai yang diawali dengan input data ataupun peta berdasarkan pada variable yang ditentukan, dilanjutkan dengan metode kuantitatif yang digunakan untuk menganalisa data yang tersaji dalam bentuk angka dengan menggunakan sistem skoring, dilanjutkan dengan metode deskriptif yang digunakan dalam mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bula Mei-Agustus 2017, lokasi penelitian berada di kawasan pesisir pantai Kabupaten Rembang pada 6 Kecamatan Pesisir dan 40 desa. Hasil dari penelitian ini berdasarkan penilaian Indeks Kerentanan Pantai di Kabupaten Rembang didapatkan tingkat kerentanan sangat tinggi (400-450) berada di Kecamatan Kaliori, kerentanan tinggi (360-400) berada di Kecamatan Sarang, Kragan, dan Lasem, kerentanan sedang (290-360) berada di Kecamatan Sluke, dan kerentanan rendah (240-290) berada di Kecamatan Rembang. Dari lima variabel, yang sangat berpengaruh terhadap kerentanan bencana erosi pantai adalah tipologi pantai. Coastal vulnerability is a condition which describes the State of a system of easily affected by natural and social circumstances of the beach.Coastal vulnerability arising from erosion is a threat that can cause great harm if not handled appropriately.Need a coastal erosion hazard mitigation efforts in the form of an early stage with an assessment of the vulnerability index beach.Disaster mitigation efforts can be initiated by creating a mapping coastal vulnerability index based on the assessment of the five variables, namely: coastal geomorphology, typology, the slope of the Beach Coast, mangrove vegetation, and land use. The methods used in this research are spatial methods used to draw up a map of the level of vulnerability of beach, begins with the input data or map based on variable is specified, followed by a quantitative method used to analyze the data that is presented in the form of numbers by using the scoring system, followed by a descriptive method used in describing a number of variables related to the research.This research was conducted in  May-August 2017, the location of the research lies in the coast of Rembang in 6 sub-districts and 40 villager. The results of this research are based on the assessment of the vulnerability index Beach in Rembang in the level of very high vulnerability (400-450) is located in district kaliori, high vulnerability (360-400) is located in the subdistrict of Sarang, Kragan and Lasem, medium vulnerability (290-360) is located in district of Sluke, and low vulnerability (240-290) located in the subdistrict of Rembang. From the fifth of these variables, a very influential towards the erosion of coastal disaster vulnerability is the beach typology.
PEMODELAN SEBARAN KUALITAS AIR DI PESISIR SELAT BALI TERHADAP EKOSISTEM PERAIRAN Abiyani Choirul Huda; Octavia Prihanesti Kartika Rini
INOVTEK POLBENG Vol 11, No 2 (2021): INOVTEK VOL.11 NO.2 2021
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v11i2.1963

Abstract

Selat Bali secara geografis terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Bali. Luas perairan Selat Bali diperkirakan mencapai 900 mil persegi. Perairan ini memiliki potensi perikanan yaitu menghasilkan ikan rata-rata 100 ton/tahun. Potensi perikanan di Selat Bali sangat beragam terutama ikan lemuru (bali sardinella). Dari beberapa penelitian, menunjukkan bahwa Selat Bali merupakan perairan yang sangat subur, ditandai dengan melimpahnya nutrien di Selat Bali, nutrien yang berlebih memicu terjadinya blooming algae atau meledaknya populasi fitoplankton. PT. 1368 adalah salah satu industri yang membuang limbah cair hasil pengolahan dan pembekuan udang ke Selat Bali. Parameter kualitas air limbah cair udang meliputi BOD, DO, Nitrat, Fosfat, COD dan TSS. Penelitian ini dilakukan pada musim barat yaitu bulan Januari 2019, dan kemudian melakukan pemodelan dengan MIKE 21 EcoLab, untuk mengetahui besaran dan pola sebaran pencemaran di Selat Bali. Hasil dari pemodelan menunjukkan bahwa parameter yang mempengaruhi kualitas air di Selat Bali adalah DO, Nitrat dan Fosfat. Nilai DO mengalami penurunan dibawah baku mutu, baik pada saat pasang, menuju pasang, surut dan menuju surut sebesar 1.850 – 2.227 mg/L, nilai nitrat di atas baku mutu sebesar 0.720 – 0.730 mg/L dan nilai fosfat di atas baku mutu sebesar 0.710 – 0.713 mg/L. Hasil tersebut menunjukkan terjadinya perebutan oksigen bagi biota dan perairan Selat Bali dalam kategori sangat subur dan dapat memicu blooming algae, dengan ditandai menurunnya hasil tangkap ikan lemuru. Penanganan pencemaran di Selat Bali ini melibatkan stake holder terkait pusat sampai ke daerah, pemantauan dan pengawasan secara rutin, hingga pemutusan perizinan pihak indistri yang melakukan pencemaran, penyempurnaan penggunaan IPAL untuk mengurangi kadar nitrat dan fosfat dan penerepan selanjutnya menggunakan ocean outfall.
Sedimentation Rate Analysis in Dock C PT. Petrokimia Gresik, Indonesia Abiyani Choirul Huda; Rendatiyarso Laksono; Anggie V R Dewi; Rima G Harahap; Nurwati Nurwati; Siti Rahayuningsih; Destyariani L Putri; Anggoronadhi Dianiswara; Muhammad K Wirawan
Indonesian Journal of Earth Sciences Vol. 1 No. 2 (2021): December
Publisher : MO.RI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1145.985 KB) | DOI: 10.52562/injoes.v1i2.237

Abstract

Dock C is one of the supporting facilities at PT. Petrokimia Gresik which functions as loading and unloading goods from ships to land and vice versa. Another benefit of the jetty is that it can significantly increase the company's production capacity. Dock C PT. Petrokimia Gresik. In the treatment of sedimentation in port it is necessary to analyze the current pattern and sedimentation rate early, because this is the first step to predict the amount of sedimentation contained in the port in a certain period of time. Several ways can be done to minimize the rate of sedimentation, one of which is the layout of Dock C to reduce the frequency of dredging. This study compares the sedimentation volume at the existing condition jetty and two alternative jetty that occur due to currents and waves, while modeling is done using Mike 21. The results of the existing jetty modeling show the sedimentation volume for 12 months was 20641.68 m3. Whereas the sedimentation volume from alternative jetty 1 and 2 produced for 12 months was 11293.56 m3 and 7426.2 m3. Modifications to the layout of the jetty provided were able to reduce the rate of sedimentation in Dock C, with the most optimal sedimentation volume for 12 months at 13215.48 m3
Karakteristik Lahan terhadap Kerentanan Pesisir Pantai Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Abiyani Choirul Huda; Ibnu Pratikto; Rudhi Pribadi
Journal of Marine Research Vol 8, No 3 (2019): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.012 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i3.25268

Abstract

Kerentanan pantai adalah kondisi yang menggambarkan keadaan mudah terkena dari suatu sistem alami serta keadaan sosial pantai. Kerentanan pantai yang diakibatkan erosi merupakan ancaman yang dapat menimbulkan kerugian yang besar bila tidak ditangani dengan tepat. Perlu dilakukan sebuah upaya mitigasi bencana erosi pantai berupa tahap awal dengan penilaian indeks kerentanan pantai. Upaya mitigasi bencana dapat dimulai dengan membuat pemetaan indeks kerentanan pantai yang berdasarkan penilaian lima variabel, yaitu:  geomorfologi pantai, tipologi pantai, kemiringan pantai, vegetasi mangrove, dan penggunaan lahan pesisir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spasial yang digunakan untuk menyusun peta tingkat kerentanan pantai yang diawali dengan input data ataupun peta berdasarkan pada variable yang ditentukan, dilanjutkan dengan metode kuantitatif yang digunakan untuk menganalisa data yang tersaji dalam bentuk angka dengan menggunakan sistem skoring, dilanjutkan dengan metode deskriptif yang digunakan dalam mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bula Mei-Agustus 2017, lokasi penelitian berada di kawasan pesisir pantai Kabupaten Rembang pada 6 Kecamatan Pesisir dan 40 desa. Hasil dari penelitian ini berdasarkan penilaian Indeks Kerentanan Pantai di Kabupaten Rembang didapatkan tingkat kerentanan sangat tinggi (400-450) berada di Kecamatan Kaliori, kerentanan tinggi (360-400) berada di Kecamatan Sarang, Kragan, dan Lasem, kerentanan sedang (290-360) berada di Kecamatan Sluke, dan kerentanan rendah (240-290) berada di Kecamatan Rembang. Dari lima variabel, yang sangat berpengaruh terhadap kerentanan bencana erosi pantai adalah tipologi pantai. Coastal vulnerability is a condition which describes the State of a system of easily affected by natural and social circumstances of the beach.Coastal vulnerability arising from erosion is a threat that can cause great harm if not handled appropriately.Need a coastal erosion hazard mitigation efforts in the form of an early stage with an assessment of the vulnerability index beach.Disaster mitigation efforts can be initiated by creating a mapping coastal vulnerability index based on the assessment of the five variables, namely: coastal geomorphology, typology, the slope of the Beach Coast, mangrove vegetation, and land use. The methods used in this research are spatial methods used to draw up a map of the level of vulnerability of beach, begins with the input data or map based on variable is specified, followed by a quantitative method used to analyze the data that is presented in the form of numbers by using the scoring system, followed by a descriptive method used in describing a number of variables related to the research.This research was conducted in  May-August 2017, the location of the research lies in the coast of Rembang in 6 sub-districts and 40 villager. The results of this research are based on the assessment of the vulnerability index Beach in Rembang in the level of very high vulnerability (400-450) is located in district kaliori, high vulnerability (360-400) is located in the subdistrict of Sarang, Kragan and Lasem, medium vulnerability (290-360) is located in district of Sluke, and low vulnerability (240-290) located in the subdistrict of Rembang. From the fifth of these variables, a very influential towards the erosion of coastal disaster vulnerability is the beach typology.