Muhammad Zainuri
Department of Oceanography, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sebaran Ukuran Butir di Perairan Kemujan, Karimunjawa Ryan Akhmal Hidayat; Lilik Maslukah; Muhammad Zainuri
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 2 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i2.14123

Abstract

Pulau Kemujan memiliki kelimpahan sumberdaya ekosistem seperti ekosistem karang, mangrove dan lamun. Perairan bagian barat memiliki bentuk yang unik, karena ada sebagian perairannya berada pada lokasi yang tertutup oleh daratan dan tumbuh subur pohon mangrove. Keberadaan ekosistem mangrove dan bentuk perairan yang semi tertutup akan berpengaruh terhadap distribusi ukuran butirnya. Kajian sebaran sedimen pada Pulau Kemujan ditujukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi  sedimen  dan keterkaitannya  dengan  proses  hidrooseanografi  yang  terjadi.  Daerah penelitian mencakup perairan tertutup dan perairan terbuka sebanyak 30 stasiun. Sampel sedimen diambil menggunakan Vanveen grab. Analisis ukuran butir sedimen menggunakan metode dry sieing (pengayakan) dan wet sieving (pemipetan).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran sedimen lebih didominansi oleh pasir dan jenis sedimen halus ditemukan di perairan yang lebih dalam ≥7 meter serta lokasi stasiun jauh dari sumbernya (daratan). Pola distribusi sedimen kasar berkaitan dengan kondisi arus yang lebih lemah dan ditemukan pada perairan lebih dangkal. Kata kunci: Ukuran Butir, Sedimen, Arus, Karimunjawa Abstract Kemujan Island has ecosystem resources such as coral, mangrove and seagrass ecosystems. The western waters have a unique shape, because some of the waters are in a location that is covered by land and mangrove trees thrive. the existence of mangrove ecosystems and the shape of the waters that are semi-enclosed will affect the grain size distribution. The study of the distribution of sediments on Kemujan Island is aimed at obtaining an overview of the sediment conditions and their relationship to the hydrooceanographic process. The research area of closed waters and open waters is 30 stations. Sediment samples were taken using a vanveen grab. Sediment grain size analysis used dry sieving and wet sieving (pipepeting) methods. The results obtained show that the distribution of sediment patterns is more dominated by sand and the type of fine sediment is found in deeper waters ≥ 7 meters and the location of the station is far from the source (land). The distribution pattern of coarse sediment is associated with weaker currents and shallower waters. Keywords: Grain Size, Sediments, Current, Karimunjawa
Sebaran Konsentrasi Fosfat di Muara Sungai Sengkarang dengan Pendekatan Model Matematika 2 Dimensi Talitha Rahma Damayanti; Aris Ismanto; Elis Indrayanti; Muhammad Zainuri; Lilik Maslukah
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 1 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i1.12691

Abstract

Sungai Sengkarang merupakan salah satu sungai terbesar di Kabupaten Pekalongan yang alirannya membawa limbah rumah tangga maupun limbah industri dari aktivitas warga sekitar. Limbah tersebut banyak berkontribusi terhadap masukan nutrien ke dalam perairan, salah satunya adalah fosfat. Di perairan muara, fosfat akan didistribusikan oleh pengaruh pasang surut. Kondisi tersebut mengakibatkan kenaikan konsentrasi fosfat dimana fosfat merupakan salah satu unsur yang memberikan efek terhadap kesuburan perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa model pola sebaran konsentrasi fosfat di muara Sungai Sengkarang oleh pengaruh arus pasang dan surut menggunakan pendekatan model matematika 2 dimensi. Penelitian ini dibagi dalam dua proses pengolahan data yaitu tahap pengambilan sampel lapangan dan pemodelan menggunakan software Delft3D. Tahap pemodelan distribusi fosfat menggunakan modul hidrodinamika flow untuk memodelkan arah dan kecepatan arus laut, kemudian dilanjutkan simulasi model sebaran fosfat. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi fosfat di Muara Sungai Sengkarang memiliki range nilai antara 2,9x10-3 – 3,9 x 10-3 mg/L. Pola sebaran konsentrasi fosfat searah dengan pergerakan pola arus yang terjadi di perairan baik pada kondisi pasang maupun surut.
Studi Kandungan dan Sebaran Klorofil-a Untuk Menentukan Fishing Ground Potensial Berdasarkan Kesuburan di Perairan Pekalongan, Jawa Tengah Namira Yunita Prasasti; Muhammad Zainuri; Dwi Haryo Ismunarti
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15597

Abstract

Wilayah perairan Kota Pekalongan mempunyai potensi perikanan yang cukup tinggi dengan hasil tangkapan yang ditampung pada Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Namun demikian, kegiatan perikanan tangkap tersebut masih disumbang oleh perikanan tradisional yang membutuhkan data-data serta teknologi untuk pendugaan daerah fishing ground potensial.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan klorofil-a (sebagai indikator kesuburan) serta persebarannya untuk penentuan zona fishing ground potensial di perairan Pekalongan, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif, dimana data primer berupa kandungan klorofil-a yang diambil secara in-situ pada tanggal 11 Agustus 2021. Pada saat bersamaan juga dilakukan pengumpulan data hasil tangkapan ikan di TPI Wonokerto, Pekalongan. Data klorofil-a in-situ selanjutnya akan ditumpang susun dengan data klorofil-a dari citra MODIS. Kedua data tersebut selanjutnya ditumpang susunkan dengan data hasil tangkapan ikan di perairan Pekalongan. Data-data tersebut selanjutnya dilakukan interpolasi, dan digunakan untuk mengetahui zona fishing ground di perairan Pekalongan, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klorofil-a di perairan Pekalongan, Jawa Tengah menunjukkan kisaran diantara 0,68632 mg/m3 - 7,11238 mg/m3 dengan pola sebaran dari arah tenggara menuju ke barat laut. Hasil tangkapan ikan rata-rata menunjukkan kisaran diantara 9 - 48 kg dengan pola sebaran yang sejalan dengan kandungan klorofil-a. Hasil analisis peta sebaran klorofil-a in-situ di wilayah perairan Pekalongan menunjukkan pola yang sama dengan pola sebaran klorofil-a dari satelit MODIS dimana arahnya dari arah garis pantai menuju laut, dari tenggara menuju ke arah barat laut, yang terkait dengan arah angin, dan kondisi lingkungan maupun musim.
Pemetaan Wilayah Tangkapan Ikan Menggunakan Parameter Oseanografi di Perairan Kabupaten Batang Kukuh Adhy Prasetya; Muhammad Zainuri; Dwi Haryo Ismunarti
Indonesian Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2023): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v5i1.15557

Abstract

Perairan pada wilayah Kabupaten Batang dengan panjang garis pantai 12 mil merupakan salah satu sumber penghidupan bagi penduduk yang bermata pencaharian nelayan. Klorofil a menjadi salah satu parameter oseanografi yang penting dalam penentuan wilayah penangkapan ikan. Klorofil merupakan pigmen dari fitoplankton, yang nilainya menunjukkan tingkat kesuburan perairan. Konsentrasi klorofil a yang tinggi menjadi faktor penentu wilayah penangkapan ikan.  Suatu wilayah perairan yang dapat digunakan untuk daerah penangkapan ikan   adalah daerah yang dicirikan dengan tingginya kandungan klorofil-a. Faktor lain untuk menentukan wilayah penangkapan ikan adalah suhu permukaan laut (SPL), dimana SPL berpengaruh terhadap migrasi, distribusi dan keberadaan ikan. Penelitian bertujuan memetakan wilayah penangkapan ikan dengan menggunakan variable klorofil-a dan SPL. Penelitian menggunakan citra Sentinel-3 OLCI lv1 dan SLSTR lv2 yang memiliki resolusi spasial sebesar 300 m x 300 m dan resolusi waktu per jam. Data berupa bulanan pada tahun 2021. Penentuan dearah fishing ground dengan overlay antara citra klorofil- a dan SPL. Pengolahan data menggunakan bantuan program SNAP (Sentinel Applications Platform) 8.0 dengan metode C2RCC (The Case 2 Regional Coast Colour). Hasil pemetaan wilayah potensial tangkapan ikan menunjukkan bulan/waktu dengan daerah potensial terluas terjadi pada bulan Juli dan Agustus, sedangkan paling sedikit terjadi pada bulan Januari dan Pebruari Rata-rata berat hasil tangkapan ikan dari daerah yang diperkirakan potensial lebih besar 121,42 kg dibanding daerah yang diperkirakan tidak potensial.Kata kunci: Klorofil-a, SPL, daerah Tangkapan Ikan, Perairan Kabupaten Batang The waters in the Batang Regency area, with a coastline of 12 miles, are a source of livelihood for residents whose livelihood is fishing. Chlorophyll a is one of the important oceanographic parameters in determining fishing areas. Chlorophyll is a pigment of phytoplankton, whose value indicates the level of water fertility. The high concentration of chlorophyll a is a determining factor for fishing areas. An area of water that can be used for fishing grounds is an area characterized by a high content of chlorophyll-a. Another factor to determine the fishing area is sea surface temperature (SST), where SST affects the migration, distribution and presence of fish. The research aims to map fishing areas using chlorophyll-a and SST variables. This study used Sentinel-3 OLCI LV1 and SLSTR LV2 images which have a spatial resolution of 300 m x 300 m and hourly time resolution. The data is monthly for 2021. Determination of the fishing ground area by overlaying between chlorophyll-a and SST images. Data processing uses the help of the SNAP (Sentinel Applications Platform) 8.0 program with the C2RCC (Case 2 Regional Coast Color) method. The results of the mapping of potential fish catch areas show that the months/times with the largest potential catch areas occurred in July and August, while the fewest occurred in January and February. which is not considered potential.Keywords: Chlorophyll-a, SST, Fishing Ground, Batang Regency Waters