Ritha Melanie
Prodi Ilmu Keperawatan (S-1), Fakultas Ilmu Dan Tekhnologi Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Stressor Perempuan Yang Terinfeksi HIV Dalam Merawat Anak Dengan HIV/AIDS Di Kota Bandung Dan Cimahi (Study Fenomenologi) Lina Safarina; Ritha Melanie
JURNAL KESEHATAN : JURNAL ILMU- ILMU KEPERAWATAN, KEBIDANAN, FARMASI DAN ANALIS KESEHATAN, SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS Vol. 5 No. 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52221/jurkes.v5i2.40

Abstract

Cara penularan terbanyak adalah melalui heteroseks (66,95%), hal ini dapat berdampak terjadinya penularan pada perempuan sehingga perempuan menjadi kelompok yang paling rentan tertular HIV dari pasangan atau suaminya. Kerentanan tertularnya perempuan oleh HIV ini diakibatkan oleh adanya ketimpangan gender, faktor biologis, ekonomi dan sosial budaya. Terjadinya penularan pada perempuan yang berdampak juga penularan pada anak yang disebut MTCT (mother to child transmission), transmisi ini dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan menyusui. Kejadian HIV pada anak semakin meningkat seiring dengan peningkatan kejadian HIV pada ibu, berdasarkan laporan Kemenkes triwulan pertama tahun 2011, kejadian AIDS pada anak dengan rentang usia kurang dari satu tahun adalah 2,85 %, anak usia balita sebanyak 1,17 %, anak usia 5 sampai 14 tahun sebanyak 1,42% dan anak usia 15 sampai 19 tahun sebanyak 3,13 % sehingga total kejadian AIDS pada anak sebesar 8,56 % atau peringkat kedua setelah usia dewasa (Kemenkes RI, 2011). Masalah kesehatan pada anak dengan HIV/AIDS adalah dapat kegagalan tumbuh kembang anak, pada kasus tertentu sangat mungkin anak menjadi yatim piatu lebih dini atau terjadi peningkatan biaya pemeliharaan kesehatan yang lebih besar daripada anak normal. Anak yang terinfeksi HIV harus menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya, seperti menghadapi kehilangan atau kematian orangtua, penyesuaian terus menerus dengan penyakitnya, masalah kesehatan dan psikologis orangtua mereka, dan masalah psikologis mereka sendiri. Anak-anak yang terinfeksi HIV rentan terhadap masalah fisik dan psikososial yang kompleks. Hal ini menimbulkan permasalahan atau stressor pada perempuan dalam merawat anak dengan HIV/AIDS. Perempuan dengan HIV/AIDS memiliki peran ganda dalam merawat anak yang mengalami HIV da diri sendiri yang mengalami HIV/AIDS juga. Penelitian ini dilakukan di LSM HIV/AIDS di kota Bandung dan Cimahi. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan untuk peningkatan kemampuan mengenal dan mengatasi stressor pada perempuan dengan HIV?AIDS dalam merawat anak dengan HIV/AIDS.
Pengaruh mobilisasi dan massage terhadap pencegahan risiko luka tekan pada pasien tirah baring Asep Badrujamaludin; Ritha Melanie; Nenden Nurdiantini
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i4.5558

Abstract

The nursing prevention of pressure sores in hospital due to prolonged bed restBackground: A pressure wound is a localized wound in the tissue over the bone that protrudes from continuous pressure over a long period. Pressure sores increase mortality and the length of treatment days. Prevention of pressure To determine the effect of mobilization and massage as nursing prevention of pressure sores in hospital due to prolonged bed rest.Method: A quasi-experimental design with a pretest-posttest non-equivalent control group design. The number of samples was 30 participants, devised into two groups and each group contain 15 participants; group I mobilization and massage intervention and another group by only massage intervention. The measurement of pressure sores risks by using the Braden scale. Data analyzed univariate and bivariate using paired categorical comparative tests (Marginal Homogeneity Test) and unpaired (Chi Square).Results: Showed that the risk of pressure wounds before mobilization and massage in group I was 66.7% with a high risk, while 66.7% at post-intervention was a moderate risk. The risk of pressure wounds before mobilization in group II was 53.3% with a high risk, while at post-intervention was 53.3% with moderate risk. There was a difference in the risk of pressure sores before and after mobilization and massage in group I p Value 0.001 (< 0.05). There was a difference in the risk of pressure sores before and after mobilization in group II p-value 0.008 (<0.05). There was no difference in the risk of pressure sores between the groups that were given the mobilization and the message with the groups that were given the mobilization (p 0.456).Conclusion: Implementing mobilization and massage can reduce the risk of pressure sores in bed rest patients, but the risk of pressure exertion between the group that was given the mobilization and the message with the group that was given the mobilization was not different. Recommended that nurses be able to carry out preventive care for the risk of pressure sores with mobilization and massage.Keywords: Prevention; Pressure sores ; Hospital; Bed rest; Mobilization; MassagePendahuluan: Luka tekan adalah luka terlokalisir pada jaringan di atas tulang yang menonjol akibat tekanan terus menerus dalam jangka waktu lama. Luka tekan meningkatkan mortalitas dan lama hari perawatan. Pencegahan luka tekan dapat dilakukan dengan melakukan mobilisasi serta massage. Tujuan: Mengetahui pengaruh mobilisasi dan massage terhadap risiko luka tekan pada pasien tirah baringMetode: Penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest non-equivalent control group design. Jumlah sampel sebanyak 30 partisipan yaitu 15 sampel kelompok I yang diberikan mobilisasi dan massage serta 15 sampel kelompok II yang hanya diberikan mobilisasi, diambil dengan teknik accidental sampling. Pengukuran risiko luka tekan menggunakan skala Braden. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji komparatif kategorik berpasangan (Marginal Homogeneity Test) dan tidak berpasangan (Chi Square).Hasil: Menunjukkan risiko luka tekan sebelum dilakukan mobilisasi dan massage pada kelompok I sebesar 66,7% dengan risiko tinggi sedangkan saat posttest 66,7% dengan risiko sedang. Risiko luka tekan sebelum dilakukan mobilisasi pada kelompok II sebesar 53,3% dengan risiko tinggi sedangkan saat posttest 53,3% dengan risiko sedang. Terdapat perbedaan risiko luka tekan sebelum dan setelah dilakukan mobilisasi dan massage pada kelompok I (p 0,001).  Terdapat perbedaan risiko luka tekan sebelum dan setelah dilakukan mobilisasi pada kelompok II (p 0,008). Tidak terdapat perbedaan risiko luka tekan antara kelompok yang diberikan mobilisasi dan message dengan kelompok yang diberikan mobilisasi (p 0,456).Simpulan: Pelaksanaan mobilisasi dan massage mampu menurunkan risiko luka tekan pada pasien tirah baring, akan tetapi risiko lukan tekan antara kelompok yang diberikan mobilisasi dan message dengan kelompok yang diberikan mobilisasi tidak terdapat perbedaan. Disarankan perawat dapat melakukan perawatan pencegahan risiko luka tekan dengan mobilisasi dan massage.
JUS SEMANGKA SEBAGAI TERAPI TAMBAHAN BAGI LANSIA DENGAN HIPERTENSI: Watermelon Juice as an Adjunct Therapy for Elderly with Hypertension Ritha Melanie; Musri; Puji Rizki Monanda
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 8 No. 3 (2022): JIKep | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.754 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v8i1.1152

Abstract

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pemberian Jus Semangka (Citrullus Latanus) terhadap Tingkat Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi. Desain: Desain penelitian adalah Pretest and Posttest Non Equivalent Control Group. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 sampel yang terdiri dari dua kelompok yaitu 10 responden untuk intervensi dan 10 responden untuk kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive, dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok intervensi minum obat hipertensi dan diberikan jus semangka sebanyak 350 gram sekali sehari selama 7 hari, sedangkan kelompok kontrol hanya minum obat hipertensi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat menggunakan independent t test dan alat untuk mengukur tekanan darah adalah Digital Sphygmomanometer. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rerata SBP setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol adalah 139,40 mmHg dan 159,70 mmHg. Sedangkan rerata DBP pada kelompok intervensi dan kontrol adalah 78,90 mmHg dan 95,50 mmHg. Uji t independen diperoleh nilai p SBP dan DBP sebesar 0,001 dan 0,002 (? 0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol dan intervensi. Jus semangka dapat digunakan oleh lansia penderita hipertensi sebagai terapi komplementer untuk mengelola tekanan darah dengan frekuensi yang dianjurkan 1 kali per hari.
Mental Recovery Post Cianjur Earthquake Disaster Among Nursing Student Who Living in Cianjur Galih Jatnika; Yuswandi; Achmad Setya Roswendi; Hikmat Rudyana; Musri; Chatarina Suryaningsih; Acep Hasan; Oyoh; Nunung Nurjanah; Muhammad Budi Santoso; Rini Mulyati; Juju Juhaeriah; Dewi Umu Kulsum; Ritha Melanie; Meivi Sesanelvira; Ismafiaty; Lina Safarina; Suharjiman; Fitri Anggraeni; Setiawati; Kiki Gustryanti
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2023): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v6i4.3649

Abstract

It is been almost 1 month since the Cianjur earthquake disaster, but there are still many problems that have not been resolved. One of these problems is the post-disaster trauma of the people affected by the Cianjur earthquake. Post-disaster mental recovery efforts are needed, especially for nursing students who are domiciled in the Cianjur region. The purpose of this community service activity is to carry out post-disaster recovery efforts and provide material support to nursing students who are domiciled throughout the Cianjur. This community service activity was held on December 19 2022 by all lecturers, educational staff, and nursing student association (HIMA) Fitkes Unjani by providing deep breathing relaxation therapy and material support assistance for 32 nursing students who live in 4 subdistricts in Cianjur. The results of the recovery effort showed that there was a difference in the average anxiety score between pre and postmental recovery therapy with a significant value of 0.001, (<0.05), which means that post-mental recovery therapy can significantly reduce anxiety scores. Deep breathing relaxation therapy has been proven to be able to significantly assist the mental recovery process after the Cianjur earthquake disaster for nursing students who live in Cianjur. It is suggested to all nursing students affected by the Cianjur earthquake to apply this therapy to further reduce anxiety after the Cianjur earthquake.