Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEGAGALAN KONTRASEPSI PIL DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Helmi Yenie
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.046 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i2.600

Abstract

Prevalensi kegagalan KB pil di Provinsi Lampung mencapai 1,07% dengan jumlah peserta KB pil 33,79% dari peserta aktif. Di Kecamatan Rajabasa kegagalan pil mencapai 7,17% dan hasil survey diperoleh angka kegagalan mencapai 33,3% yang mayoritas disebabkan karena ketidakteraturan dalam mengkonsumsi pil.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah kegagalan pemakaian alat kontrasepsi pil dan hubungan kepatuhan akseptor terhadap kegagalan kontrasepsi pil diKecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Rahun 2016.Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian seluruh akseptor KB pil di Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016 sebanyak 1115 orang dan sampel sebanyak 96 orang yang diambil dengan tehnik systematic sampling. Variabel penelitian ini variabel dependen dan independent. Untuk pengumpulan data digunakan pedoman wawancara dan analisa dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat.Dari hasil penelitian diperoleh 69,8% akseptor mengalami kegagalan, 67,7% akseptor tidak patuh dalam mengkonsumsi pil dan nilai pvalue= 0,004 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan akseptor terhadap kejadian kegagalan kontrasepsi pil. Dengan diperolehnya hasil tersebut,diharapkan kepada tempat penelitian dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatan kualitas pelayanan KB berupa pertemuan dan pembinaan bagi pemberi layanan KB, meningkatan ketrampilan bidan dalam melakukan konseling KB dan melakukan kejasama lintas sektoral antara BKKBN dan PLKB agar dapat mengantisipasi terjadinya kegagalan kontrasepsi terutama pil.
STUDI KOMPARATIF PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DAN PEMBERIAN PASI TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT DAN PANJANG BADAN PADA BAYI UMUR 6 BULAN Helmi Yenie; Gustop Amatiria
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.847 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.591

Abstract

ASI adalah makanan terbaik dan bergizi sempurna bagi bayi. Pemberian ASI eksklusif  selama 6 bulan pertama, tanpa makanan atau minuman tambahan. Hal ini penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti pertambahan BB & PB. Berdasarkan LP. Puskesmas Hajimena tahun 2012 masih ditemukan bayi menderita kekurangan gizi yaitu 7 orang berusia 11 bulan, 4 orang berusia 5 bulan, dan 4 orang berusia 6 bulan. Tujuan penelitian untuk melihat apakah ada perbedaan pertambahan BB dan PB bayi umur 6 bulan antara yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi PASI. Metode penelitian cross sectional melihat perbandingan pertambahan BB dan PB terhadap pemberian ASI eksklusif dan pemberian PASI pada bayi umur 6 bulan. Populasi penelitian adalah seluruh bayi yang berusia 0-6 bulan saat penelitian dilaksanakan. Jumlah sampel 52 orang bayi yang diberi ASI eksklusif dan 52 orang bayi yang diberi PASI. Pengambilan sampel bayi yang diberi ASI eksklusif maupun bayi yang diberi PASI adalah antara 1-2 orang bayi. Alat pengumpulan data adalah timbangan BB dan meteran pengukur PB. Analisis data menggunakan uji beda dua mean independent sample test  (Uji T), dengan tarap kesalahan 5%. Hasil penelitian rata-rata pertambahan BB bayi yang diberi ASI eksklusif adalah 4043,27 gram dan bayi yang diberi PASI 4603,85 gram, sedangkan rata-rata pertambahan PB bayi yang diberi ASI ekslusif 16,617 cm dan bayi yang diberi PASI 17,721 cm. Hasil uji statistik pertambahan BB maupun PB antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi diberi PASI, p = 0,000 (p value < 0,05), berarti ada perbedaan yang signifikan pertambahan BB dan PB antara bayi yang diberi ASI eksklusif dibandingkan bayi yang diberi PASI. Perbedaan rata-rata pertambahan BB bayi yang diberi PASI adalah 560,58 gram dibandingkan dengan bayi yang di beri ASI eksklusif dan beda PB bayi yang diberi PASI adalah 1,104 cm daripada PB bayi yang diberi ASI eksklusif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan  perlunya meningkatkan promosi pemberian ASI eksklusif kepada para ibu menyusui, mengajarkan cara pemberian ASI dan manfaat pemberian ASI eksklusif  dengan melibatkan anggota keluarganya.
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie; Mugiati Mugiati
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.831 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.585

Abstract

Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai Pemberian ASI eksklusif disahkan pada 1 Maret 2012. PP itu lahir sebagai jaminan pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik (ASI) sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan. Di dalam peraturan tersebut berisi tentang Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif. Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya. Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (Nutritif Sucking) tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini dengan waktu pengeluaran kolostrum pada ibu bersalin di BPM wilayah kerja Puskesmas Kalirejo Kab. Pesawaran tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kohort, dengan sampel berjumlah 48 orang dari populasi ibu post partum yang ada di waktu dan tempat penelitian. Pengumpulan data secara observasi menggunakan checklist. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square melalui  program komputer untuk menganalisis secara univariat dan bivariat. Hasil  penelitian menyatakan bahwa dari 24 responden  yang tidak IMD sebanyak 37,5 %   (9 responden) dengan waktu pengeluaran kolostrum kategori cepat, sedangkan dari 24 responden yang melakukan IMD sebanyak 79,2 % (19 responden) dengan waktu pengeluaran kolostrum kategori cepat. Hasil uji statistik diperoleh nilai  ρ = 0,008  yang mengandung arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan waktu pengeluaran kolostrum. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 6,333 artinya ibu yang melakukan IMD berpeluang 6,333 kali untuk pengeluaran kolostrum lebih cepat dibandingkan ibu yang  tidak melakukan IMD. 
HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Idawati Idawati; Helmi Yenie
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.994 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i1.520

Abstract

Pemberian ASI lebih dari satu jam dalam 24 jam pertama pada bayi lahir dapat menyelamatkan 22% bayi dari kematian. Bayi yang diberi kesempatan menyusui dini setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih besar keberhasilan ASI Ekslusifnya. Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dalam halpelaksanaan IMD dari 98 persalinan hanya 59 (60 %) yang dikukan IMD, dan 39 (40%) persalinan tidak melakukan IMD : karena kurangnya kepedulian bidan terhadap IMD, kasus dirujuk, bidan terburu-buru menolong persalinan diwaktu jam kerja puskesmas. Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Persalinan di BPS Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada tahun 2014.Jenis penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian penurunan tinggi fundus uteri, sedangkan variabel independen adalah inisiasi menyusui dini, Populasipenelitian yaitu seluruh persalinan di BPS desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada tahun 2014 bulan Juli – September 2014, yaitu sejumlah 104 orang, Waktu pelaksanaan dilakukan pada selama bulan September – Nopember 2014. Pengumpulan data dengan menggunakanMetode Observasi dan Pengukuran Penurunan Tinggi Fundus Uteri. Analisis yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa Proporsi responden yang melakukan Inisiasi Menyusui Dini sebanyak 75 orang ( 72,1 %). Proporsi responden yang mengalami penurunan tinggi fundus uteri sesuai sebanyak 81 orang (77,9 %). Kesimpulan penelitian ada hubungan yang bermakna antara inisiasi menyusui dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada persalinan Di BPS Desa Wiyono kecamatan gedong tataan kabupaten pesawaran tahun 2014. Didapatkan pula nilai OR = 95,813